Alif lām mīm rā, tilka āyātul-kitāb(i), wal-lażī unzila ilaika mir rabbikal-ḥaqqu wa lākinna akṡaran-nāsi lā yu'minūn(a).
Alif
Lām Mīm Rā. Itulah ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an). (Kitab) yang diturunkan
kepadamu (Nabi Muhammad) dari Tuhanmu itu adalah kebenaran, tetapi
kebanyakan manusia tidak beriman.
Allah yang meninggikan langit tanpa tiang yang (dapat) kamu lihat. Kemudian, Dia bersemayam di atas ‘Arasy377)
serta menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga
waktu yang telah ditentukan (kiamat). Dia (Allah) mengatur urusan
(makhluk-Nya) dan memerinci tanda-tanda (kebesaran-Nya) agar kamu
meyakini pertemuan (kamu) dengan Tuhanmu.
Wa
huwal-lażī maddal-arḍa wa ja‘ala fīhā rawāsiya wa anhārā(n), wa min
kulliṡ-ṡamarāti ja‘ala fīhā zaujainiṡnaini yugsyil-lailan-nahār(a), inna
fī żālika la'āyātil liqaumiy yatafakkarūn(a).
Dialah
yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai
padanya. Dia menjadikan padanya (semua) buah-buahan berpasang-pasangan
(dan) menutupkan malam pada siang.378) Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Catatan Kaki
378) Topografi daratan bumi berupa hamparan dan gunung-gunung. Di antaranya ada sungai-sungai. Daratan itu menjadi tempat tumbuhnya tanaman penghasil buah-buahan yang penyerbukannya dapat terjadi karena struktur bunga yang berpasangan, jantan dan betina. Semuanya mengalami siang dan malam karena proses perputaran bumi.
Wa
fil-arḍi qiṭa‘um mutajāwirātuw wa jannātum min a‘nābiw wa zar‘uw wa
nakhīlun ṣinwānuw wa gairu ṣinwāniy yusqā bimā'iw wāḥid(in), wa
nufaḍḍilu ba‘ḍahā ‘alā ba‘ḍin fil-ukul(i), inna fī żālika la'āyātil
liqaumiy ya‘qilūn(a).
Di
bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman, dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak
bercabang. (Semua) disirami dengan air yang sama, tetapi Kami melebihkan
tanaman yang satu atas yang lainnya dalam hal rasanya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar (terdapat) tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang mengerti.
Wa
in ta‘jab fa ‘ajabun qauluhum a'iżā kunnā turāban a'innā lafī khalqin
jadīd(in), ulā'ikal-lażīna kafarū birabbihim, wa ulā'ikal-aglālu fī
a‘nāqihim, wa ulā'ika aṣḥābun-nār(i), hum fīhā khālidūn(a).
Jika
engkau (Nabi Muhammad) heran, (justru) yang mengherankan adalah ucapan
mereka (orang-orang kafir), “Apakah bila kami telah menjadi tanah, kami
benar-benar akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?” Mereka
itulah orang-orang yang kufur kepada Tuhannya. Mereka itulah orang-orang
(yang dilekatkan) belenggu di lehernya. Mereka adalah para penghuni
neraka. Mereka kekal di dalamnya.
Wa
yasta‘jilūnaka bis-sayyi'ati qablal-ḥasanati wa qad khalat min
qablihimul-maṡulāt(u), wa inna rabbaka lażū magfiratil lin-nāsi ‘alā
ẓulmihim, wa inna rabbaka lasyadīdul-‘iqāb(i).
Mereka
meminta kepadamu agar keburukan (siksaan) dipercepat sebelum
(datangnya) kebaikan, padahal sungguh telah berlalu bermacam-macam
contoh (siksaan) sebelum mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar
memiliki ampunan bagi manusia meskipun mereka zalim. Sesungguhnya
Tuhanmu benar-benar keras hukuman-Nya.
Wa yaqūlul-lażīna kafarū lau lā unzila ‘alaihi āyatum mir rabbih(ī), innamā anta munżiruw wa likulli qaumin hād(in).
Orang-orang
yang kufur berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Nabi Muhammad)
suatu tanda (mukjizat) dari Tuhannya?” Sesungguhnya engkau (Nabi
Muhammad) hanyalah seorang pemberi peringatan dan bagi setiap kaum ada
pemberi petunjuk.
Allāhu ya‘lamu mā taḥmilu kullu unṡā wa mā tagīḍul-arḥāmu wa mā tazdād(u), wa kullu syai'in ‘indahū bimiqdār(in).
Allah
mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan dan apa yang
berkurang (tidak sempurna dalam) rahim dan apa yang bertambah. Segala
sesuatu ada ketentuan di sisi-Nya.
Sawā'um minkum man asarral-qaula wa man jahara bihī wa man huwa mustakhfim bil-laili wa sāribum bin-nahār(i).
Sama
saja (bagi Allah), siapa di antara kamu yang merahasiakan ucapan, siapa
yang berterus terang dengannya, siapa yang bersembunyi pada malam hari
dan siapa yang berjalan pada siang hari.
Lahū
mu‘aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓūnahū min
amrillāh(i), innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirū mā
bi'anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū'an falā maradda lah(ū), wa
mā lahum min dūnihī miw wāl(in).
Baginya
(manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran
dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka
mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan
sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Wa
yusabbiḥur-ra‘du biḥamdihī wal-malā'ikatu min khīfatih(ī), wa
yursiluṣ-ṣawā‘iqa fa yuṣību bihā may yasyā'u wa hum yujālidilūna
fillāh(i), wa huwa syadīdul-miḥāl(i).
Guruh
bertasbih dengan memuji-Nya, (demikian pula) malaikat karena takut
kepada-Nya. Dia (Allah) melepaskan petir, lalu menimpakannya kepada
siapa yang Dia kehendaki. Sementara itu, mereka (orang-orang kafir)
berbantah-bantahan tentang kekuasaan Allah, padahal Dia Maha Keras
hukuman-Nya.
Lahū
da‘watul-ḥaqq(i), wal-lażīna yad‘ūna min dūnihī lā yastajībūna lahum
bisyai'in illā kabāsiṭi kaffaihi ilal-mā'i liyabluga fāhu wa mā huwa
bibāligih(ī), wa mā du‘ā'ul-kāfirīna illā fī ḍalāl(in).
Hanya bagi Allahlah seruan yang hak.379)
(Sesembahan) yang mereka seru selain Dia, tidak dapat mengabulkan apa
pun bagi mereka, kecuali seperti orang yang membukakan kedua telapak
tangannya ke dalam air agar (air) sampai ke mulutnya, padahal (air) itu
tidak akan sampai ke mulutnya. Tidaklah seruan orang-orang kafir itu
kecuali dalam kesia-siaan.
Catatan Kaki
379) Seruan yang hak ditafsirkan oleh para ulama sebagai pengakuan atas kandungan kalimat lā ilāha illallāh dan juga ditafsirkan sebagai beribadah dan berdoa.
Wa lillāhi yasjudu man fis-samāwāti wal-arḍi ṭau‘aw wa karhaw wa ẓilāluhum bil-guduwwi wal-āṣāl(i).
Hanya
kepada Allahlah siapa saja yang ada di langit dan di bumi bersujud,
baik dengan kemauan sendiri maupun terpaksa. (Bersujud pula kepada-Nya)
bayang-bayang mereka pada waktu pagi dan petang hari.
Qul
mar rabbus-samāwāti wal-arḍ(i), qulillāh(u), qul afattakhażtum min
dūnihī auliyā'a lā yamlikūna li'anfusihim naf‘aw wa lā ḍarrā(n), qul hal
yastawil-a‘mā wal-baṣīr(u), am hal tastawiẓ-ẓulumātu wan-nūr(u), am
ja‘alū lillāhi syurakā'a khalaqū kakhalqihī fa tasyābahal-khalqu
‘alaihim, qulillāhu khāliqu kulli syai'iw wa huwal-wāḥidul-qahhār(u).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.”
Katakanlah, “Pantaskah kamu menjadikan selain Dia sebagai pelindung,
padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat
bagi dirinya sendiri?” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan
orang yang dapat melihat? Atau, samakah kegelapan dengan cahaya? Atau,
apakah mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang (diyakini) dapat
menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa
menurut pandangan mereka?” Katakanlah, “Allah pencipta segala sesuatu
dan Dialah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”
Anzala
minas-samā'i mā'an fa sālat audiyatum biqadarihā faḥtamalas-sailu
zabadar rābiyā(n), wa mimmā yūqidūna ‘alaihi fin-nāribtigā'a ḥilyatin au
matā‘in zabadum miṡluh(ū), każālika yaḍribullāhul-ḥaqqa wal-bāṭil(a),
fa ammaz-zabadu fa yażhabu jufā'ā(n), wa ammā mā yanfa‘un-nāsa fa
yamkuṡu fil-arḍ(i), każālika yaḍribullāhul-amṡāl(a).
Dia
telah menurunkan air dari langit, lalu mengalirlah air itu di
lembah-lembah sesuai dengan ukurannya. Arus itu membawa buih yang
mengambang. Dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat
perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buih seperti (buih arus) itu.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang hak dan batil. Buih akan
hilang tidak berguna, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia akan
menetap di dalam bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan.
Lil-lażīnastajābū
lirabbihimul-ḥusnā, wal-lażīna lam yastajībū lahū lau anna lahum mā
fil-arḍi jamī‘aw wa miṡlahū ma‘ahū laftadau bih(ī), ulā'ika lahum
sū'ul-ḥisāb(i), wa ma'wāhum jahannam(u), wa bi'sal-mihād(u).
Bagi
orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya (taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, disediakan) balasan yang terbaik (surga). (Sebaliknya, bagi)
orang-orang yang tidak memenuhi seruan-Nya, sekiranya mereka memiliki
semua yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak itu lagi, niscaya mereka
akan menebus dirinya (dari azab Allah pada hari Kiamat) dengan
(hartanya) itu. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan hisab
(perhitungan) yang buruk, tempat kediamannya adalah (neraka) Jahanam,
dan itulah seburuk-buruknya tempat kediaman.
Afamay ya‘lamu annamā unzila ilaika mir rabbikal-ḥaqqu kaman huwa a‘mā, innamā yatażakkaru ulul-albāb(i).
Apakah
orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu (Nabi
Muhammad) dari Tuhanmu adalah kebenaran sama dengan orang yang buta?
Hanya orang yang berakal sehat sajalah yang dapat mengambil pelajaran.
Wal-lażīna yaṣilūna mā amarallāhu bihī ay yūṣala wa yakhsyauna rabbahum wa yakhāfūna sū'al-ḥisāb(i).
Orang-orang
yang menghubungkan apa yang Allah perintahkan untuk disambungkan
(seperti silaturahmi), takut kepada Tuhannya, dan takut (pula) pada
hisab yang buruk.
Wal-lażīna
ṣabarubtigā'a wajhi rabbihim wa aqāmuṣ-ṣalāta wa anfaqū mimmā
razaqnāhum sirraw wa ‘alāniyataw wa yadra'ūna bil-ḥasanatis-sayyi'ata
ulā'ika lahum ‘uqbad-dār(i).
Orang-orang
yang bersabar demi mencari keridaan Tuhan mereka, mendirikan salat,
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara
sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, dan membalas keburukan dengan
kebaikan, orang-orang itulah yang mendapatkan tempat kesudahan (yang
baik).
Jannātu
‘adniy yadkhulūnahā wa man ṣalaḥa min ābā'ihim wa azwājihim wa
żurriyyātihim wal-malā'ikatu yadkhulūna ‘alaihim min kulli bāb(in).
(Yaitu)
surga-surga ‘Adn. Mereka memasukinya bersama orang saleh dari leluhur,
pasangan-pasangan, dan keturunan-keturunan mereka, sedangkan
malaikat-malaikat masuk ke tempat mereka dari semua pintu.
Wal-lażīna
yanquḍūna ‘ahdallāhi mim ba‘di mīṡāqihī wa yaqṭa‘ūna mā amarallāhu bihī
ay yūṣala wa yufsidūna fil-arḍ(i), ulā'ika lahumul-la‘natu wa lahum
sū'ud-dār(i).
Orang-orang
yang melanggar perjanjian (dengan) Allah setelah diteguhkan, memutuskan
apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan (seperti silaturahmi),
dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itulah orang-orang yang mendapat
laknat dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam).
Allāhu
yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u wa yaqdir(u), wa fariḥū
bil-ḥayātid-dun-yā, wa mal-ḥayātud-dun-yā fil-ākhirati illā matā‘(un).
Allah
melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan (bagi
siapa yang dikehendaki-Nya). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia,
padahal kehidupan dunia dibandingkan akhirat hanyalah kesenangan (yang
sedikit).
Wa
yaqūlul-lażīna kafarū lau lā unzila ‘alaihi āyatum mir rabbih(ī), qul
innallāha yuḍillu may yasyā'u wa yahdī ilaihi man anāb(a).
Orang-orang
yang kufur berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Nabi Muhammad)
tanda (mukjizat) dari Tuhannya?” Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Sesungguhnya Allah menyesatkan380) siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk ke (jalan)-Nya bagi orang yang bertobat.”
Catatan Kaki
380) Allah Swt. menyesatkan seseorang karena yang bersangkutan ingkar pada petunjuk-petunjuk-Nya. Dia memberikan hidayah kepada seseorang karena ketaatannya terhadap petunjuk-petunjuk-Nya.
Al-lażīna āmanū wa taṭma'innu qulūbuhum biżikrillāh(i), alā biżikrillāhi taṭma'innul-qulūb(u).
(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan
selalu tenteram.
Każālika
arsalnāka fī ummatin qad khalat min qablihā umamul litatluwa
‘alaihimul-lażī auḥainā ilaika wa hum yakfurūna bir-raḥmān(i), qul huwa
rabbī lā ilāha illā huw(a), ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi matāb(i).
Seperti
(pengutusan para rasul sebelummu) itulah, Kami (juga) mengutusmu (Nabi
Muhammad) kepada suatu umat yang sungguh sebelumnya telah berlalu
beberapa umat agar engkau bacakan kepada mereka (Al-Qur’an) yang Kami
wahyukan kepadamu, padahal mereka ingkar kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih. Katakanlah, “Dia Tuhanku, tidak ada tuhan selain Dia. Hanya
kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertobat.”
Wa
lau anna qur'ānan suyyirat bihil-jibālu au quṭṭi‘at bihil-arḍu au
kullima bihil-mautā, bal lillāhil-amru jamī‘ā(n), afalam yai'asil-lażīna
āmanū allau yasyā'ullāhu lahadan-nāsa jamī‘ā(n), wa lā yazālul-lażīna
kafarū tuṣībuhum bimā ṣana‘ū qāri‘atun au taḥullu qarībam min dārihim
ḥattā ya'tiya wa‘dullāh(i), innallāha lā yukhliful-mī‘ād(a).
Sekiranya
ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengannya gunung-gunung dapat
digeserkan, bumi dibelah, atau orang mati dapat diajak bicara, (itulah
Al-Qur’an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Tidakkah
orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki,
tentu Allah telah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Orang-orang
yang kufur senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka
sendiri atau bencana itu terjadi di dekat tempat kediaman mereka, sampai
datang janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.
Wa laqadistuhzi'a birusulim min qablika fa amlaitu lil-lażīna kafarū ṡumma akhażtuhum fa kaifa kāna ‘iqāb(i).
Sungguh,
para rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad) benar-benar telah
diolok-olok. Maka, Aku memberi tenggang waktu kepada orang-orang yang
kufur itu, kemudian Aku siksa mereka. Alangkah dahsyatnya hukuman-Ku!
Afaman
huwa qā'imun ‘alā kulli nafsim bimā kasabat, wa ja‘alū lillāhi
syurakā'(a), qul sammūhum, am tunabbi'ūnahū bimā lā ya‘lamu fil-arḍi am
biẓāhirim minal-qaul(i), bal zuyyina lil-lażīna kafarū makruhum wa ṣuddū
‘anis-sabīl(i), wa may yuḍlilillāhu famā lahū min hād(in).
Apakah
Dia yang mengawasi setiap jiwa atas apa yang diperbuatnya (sama dengan
tuhan yang tidak demikian)? Mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah.
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu! Apakah
kamu hendak memberitahukan kepada-Nya apa yang tidak diketahui-Nya di
bumi atau (mengatakan tentang hal itu) sekadar perkataan pada lahirnya
saja.” Sebenarnya bagi orang-orang yang kufur, tipu daya mereka itu
dijadikan terasa indah dan mereka dihalangi dari jalan (yang benar).
Siapa yang disesatkan Allah, tidak ada seorang pun yang dapat memberi
petunjuk baginya.
Lahum ‘ażābun fil-ḥayātid-dun-yā wa la‘ażābul-ākhirati asyaqq(u), wa mā lahum minallāhi miw wāq(in).
Bagi
merekalah azab (yang pedih) dalam kehidupan dunia dan azab akhirat
pasti lebih pedih. Tidak ada seorang pun yang melindungi mereka dari
(azab) Allah.
Maṡalul-jannatil-latī
wu‘idal-muttaqūn(a), tajrī min taḥtihal-anhār(u), ukuluhā dā'imuw wa
ẓilluhā, tilka ‘uqbal-lażīnattaqau, wa ‘uqbal-kāfirīnan-nār(u).
Perumpamaan
surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa (ialah seperti
taman), mengalir di bawahnya sungai-sungai; senantiasa berbuah dan
teduh. Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa. Sedangkan
tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.
Wal-lażīna
ātaināhumul-kitāba yafraḥūna bimā unzila ilaika wa minal-aḥzābi may
yunkiru ba‘ḍah(ū), qul innamā umirtu an a‘budallāha wa lā usyrika
bih(ī), ilaihi ad‘ū wa ilaihi ma'āb(i).
Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab kepada mereka381)
bergembira dengan apa (kitab) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad).
Di antara golongan-golongan itu (Yahudi dan Nasrani) ada yang
mengingkari sebagiannya. Katakanlah, “Sesungguhnya aku hanya diperintah
untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya. Hanya kepada-Nya
aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali.”
Catatan Kaki
381) Yang dimaksud dengan mereka adalah orang Yahudi dan Nasrani yang tidak mengingkari Allah Swt. dan tidak mendustakan rasul-rasul-Nya.
Wa
każālika anzalnāhu ḥukman ‘arabiyyā(n), wa la'inittaba‘ta ahwā'ahum
ba‘da mā jā'aka minal-‘ilm(i), mā laka minallāhi miw waliyyiw wa lā
wāq(in).
Demikianlah
Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) sebagai penentu hukum yang
berbahasa Arab. Sungguh, jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah
datang pengetahuan kepadamu, niscaya engkau sekali-kali tidak mempunyai
pelindung dan tidak (pula) pemelihara dari (siksa) Allah.
Wa
laqad arsalnā rusulam min qablika wa ja‘alnā lahum azwājaw wa
żurriyyah(tan), wa mā kāna lirasūlin ay ya'tiya bi'āyatin illā
bi'iżnillāh(i), likulli ajalin kitāb(un).
Sungguh
Kami benar-benar telah mengutus para rasul sebelum engkau (Nabi
Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.
Tidak mungkin bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu bukti (mukjizat)
melainkan dengan izin Allah. Untuk setiap masa ada ketentuannya.382)
Catatan Kaki
382) Pada setiap masa ada hukum yang diberlakukan oleh Allah Swt. atas hamba-hamba-Nya sesuai dengan kebijakan-Nya.
Wa immā nuriyannaka ba‘ḍal-lażī na‘iduhum au natawaffayannaka fa innamā ‘alaikal-balāgu wa ‘alainal-ḥisāb(u).
Sesungguhnya
jika Kami perlihatkan kepadamu (Nabi Muhammad, semasa hidupmu di dunia)
sebagian (siksaan) yang Kami ancamkan kepada mereka (tentu engkau akan
melihat kedahsyatannya), atau (jika) Kami wafatkan engkau (sebelum itu),
sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan, dan Kamilah yang
memperhitungkan (amal mereka).
Awa lam yarau annā na'til-arḍa nanquṣuhā min aṭrāfihā, wallāhu yaḥkumu lā mu‘aqqiba liḥukmih(ī), wa huwa sarī‘ul-ḥisāb(i).
Apakah
mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi daerah-daerah (orang yang
ingkar kepada Allah), lalu Kami kurangi (daerah-daerah) itu (sedikit
demi sedikit) dari tepi-tepinya? Allah menetapkan hukum (menurut
kehendak-Nya) tanpa ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; Dia Maha Cepat
perhitungan-Nya.
Wa
qad makaral-lażīna min qablihim fa lillāhil-makru jamī‘ā(n), ya‘lamu mā
taksibu kullu nafs(in), wa saya‘lamul-kuffāru liman ‘uqbad-dār(i).
Sungguh
orang-orang sebelum mereka (kafir Makkah) telah mengadakan tipu daya,
tetapi semua tipu daya itu dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa
yang diusahakan oleh setiap orang. Orang-orang kafir akan mengetahui
untuk siapakah tempat kesudahan (yang baik).
Wa yaqūlul-lażīna kafarū lasta mursalā(n), qul kafā billāhi syahīdam bainī wa bainakum, wa man ‘indahū ‘ilmul-kitāb(i).
Orang-orang
yang kufur berkata, “Engkau (Nabi Muhammad) bukanlah seorang Rasul.”
Katakanlah, “Cukuplah Allah dan orang yang menguasai ilmu al-Kitab383) menjadi saksi antara aku dan kamu.”
Catatan Kaki
383) Yang dimaksud orang yang menguasai ilmu al-Kitab adalah ulama Ahlulkitab yang memeluk Islam.
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran