Alif
Lām Rā. (Ini adalah) Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu
(Nabi Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari berbagai kegelapan
pada cahaya (terang-benderang) dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju
jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Allāhil-lażī lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), wa wailul lil-kāfirīna min ‘ażābin syadīd(in).
(Dialah)
Allah yang memiliki segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat
berat.
Allażīna
yastaḥibbūnal-ḥayātad-dun-yā ‘alal-ākhirati wa yaṣuddūna ‘an
sabīlillāhi wa yabgūnahā ‘iwajā(n), ulā'ika fī ḍalālim ba‘īd(in).
(Yaitu)
orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan)
akhirat, menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, dan
menginginkannya menjadi bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang
jauh.
Wa
mā arsalnā mir rasūlin illā bilisāni qaumihī liyubayyina lahum, fa
yuḍillullāhu may yasyā'u wa yahdī may yasyā'(u), wa
huwal-‘azīzul-ḥakīm(u).
Kami
tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali dengan bahasa kaumnya, agar
dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka, Allah menyesatkan
siapa yang Dia kehendaki (karena kecenderungannya untuk sesat), dan
memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan
kesiapannya untuk menerima petunjuk). Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
Wa
laqad arsalnā mūsā bi'āyātinā an akhrij qaumaka minaẓ-ẓulumāti
ilan-nūr(i), wa żakkirhum bi'ayyāmillāh(i), inna fī żālika la'āyātil
likulli ṣabbārin syakūr(in).
Sungguh
Kami benar-benar telah mengutus Musa dengan (membawa) tanda-tanda
(kekuasaan) Kami (dan Kami perintahkan kepadanya), “Keluarkanlah kaummu
dari berbagai kegelapan kepada cahaya (terang-benderang) dan ingatkanlah
mereka tentang hari-hari Allah.”384)
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi setiap orang yang sangat penyabar lagi banyak bersyukur.
Catatan Kaki
384) Hari-hari Allah maksudnya adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kaum-kaum terdahulu serta nikmat dan siksaan yang mereka alami.
Wa
iż qāla mūsā liqaumihiżkurū ni‘matallāhi ‘alaikum iż anjākum min āli
fir‘auna yasūmūnakum sū'al-‘ażābi wa yużabbiḥūna abnā'akum wa yastaḥyūna
nisā'akum, wa fī żālikum balā'um mir rabbikum ‘aẓīm(un).
(Ingatlah)
ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Ingatlah nikmat Allah atasmu
ketika Dia menyelamatkan kamu dari pengikut-pengikut Fir‘aun. Mereka
menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, menyembelih anak-anakmu yang
laki-laki, dan membiarkan hidup (anak-anak) perempuanmu (untuk disiksa
dan dilecehkan). Pada yang demikian itu terdapat suatu cobaan yang besar
dari Tuhanmu.
Wa iż ta'ażżana rabbukum la'in syakartum la'azīdannakum wa la'in kafartum inna ‘ażābī lasyadīd(un).
(Ingatlah)
ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya
Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Wa qāla mūsā in takfurū antum wa man fil-arḍi jamī‘ā(n), fa innallāha laganiyyun ḥamīd(un).
Musa
berkata, “Jika kamu dan siapa pun yang ada di bumi semuanya kufur (atas
nikmat Allah), sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.
Alam
ya'tikum naba'ul-lażīna min qablikum qaumi nūḥiw wa ‘ādiw wa ṡamūd(a),
wal-lażīna mim ba‘dihim, lā ya‘lamuhum illallāh(u), jā'athum rusuluhum
bil-bayyināti fa raddū aidiyahum fī afwāhihim wa qālū innā kafarnā bimā
ursiltum bihī wa innā lafī syakkim mimmā tad‘ūnanā ilaihi murīb(in).
Apakah
belum sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh,
‘Ad, Samud, dan orang-orang setelah mereka? Tidak ada yang mengetahui
(bilangan) mereka selain Allah. Rasul-rasul telah datang kepada mereka
dengan (membawa) bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka menutupkan
tangannya ke mulutnya (sebagai tanda penolakan dan karena kebencian) dan
berkata, “Sesungguhnya kami tidak percaya akan ajaran yang kamu bawa
dan kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan menyangkut apa
yang kamu serukan kepada kami.”
Qālat
rusuluhum afillāhi syakkun fāṭiris-samāwāti wal-arḍ(i), yad‘ūkum
liyagfira lakum min żunūbikum wa yu'akhkhirakum ilā ajalim musammā(n),
qālū in antum illā basyarum miṡlunā, turīdūna an taṣuddūnā ‘ammā kāna
ya‘budu ābā'unā fa'tūnā bisulṭānim mubīn(in).
Rasul-rasul
mereka berkata, “Apakah ada keraguan terhadap Allah, Pencipta langit
dan bumi? Dia menyeru kamu (untuk beriman) agar Dia mengampuni sebagian
dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)-mu sampai waktu yang ditentukan.”
Mereka menjawab, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga.
Kamu ingin menghalangi kami dari (menyembah) apa yang sejak dahulu
selalu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami
bukti yang nyata.”
Qālat
lahum rusuluhum in naḥnu illā basyarum miṡlukum wa lākinnallāha yamunnu
‘alā may yasyā'u min ‘ibādih(ī), wa mā kāna lanā an na'tiyakum
bisulṭānin illā bi'iżnillāh(i), wa ‘alallāhi
falyatawakkalil-mu'minūn(a).
Rasul-rasul
mereka berkata kepada mereka, “Kami hanyalah manusia seperti kamu,
tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya. Tidak mungkin bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada
kamu melainkan dengan izin Allah. Hanya kepada Allah seharusnya
orang-orang yang beriman bertawakal.
Wa
mā lanā allā natawakkala ‘alallāhi wa qad hadānā subulanā, wa
lanaṣbiranna ‘alā mā āżaitumūnā, wa ‘alallāhi
falyatawakkalil-mutawakkilūn(a).
Mengapa
kami tidak akan bertawakal kepada Allah, sedangkan Dia telah
menunjukkan kepada kami jalan-jalan (keselamatan)? Sungguh, kami
benar-benar akan tetap bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan
kepada kami. Hanya kepada Allah orang-orang yang bertawakal seharusnya
berserah diri.”
Wa
qālal-lażīna kafarū lirusulihim lanukhrijannakum min arḍinā au
lata‘ūdunna fī millatinā, fa auḥā ilaihim rabbuhum
lanuhlikannaẓ-ẓālimīn(a).
Orang-orang
yang kufur berkata kepada rasul-rasul mereka, “Kami pasti akan mengusir
kamu dari negeri kami atau kamu benar-benar kembali memeluk agama
kami.” Maka, Tuhan mereka (para rasul) mewahyukan kepada mereka, “Kami
pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu.
Wa lanuskinannakumul-arḍa mim ba‘dihim, żālika liman khāfa maqāmī wa khāfa wa‘īd(i).
Kami
pasti akan menempatkanmu di negeri-negeri itu setelah mereka. Yang
demikian itu (berlaku) bagi orang yang takut akan kebesaran-Ku dan takut
akan ancaman-Ku.”
15
وَاسْتَفْتَحُوْا وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيْدٍۙ
Wastaftaḥū wa khāba kullu jabbārin ‘anīd(in).
Mereka (para rasul) memohon diberi kemenangan dan kecewalah setiap orang yang sewenang-wenang lagi sangat keras kepala.
Yatajarra‘uhū
wa lā yakādu yusīguhū wa ya'tīhil-mautu min kulli makāniw wa mā huwa
bimayyit(in), wa miw warā'ihī ‘ażābun galīẓ(un).
Diteguk-teguknya
(air nanah itu), dia hampir tidak bisa menelannya, dan datanglah
(bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak kunjung
mati. Di hadapannya (masih ada) azab yang berat.
Perumpamaan
orang-orang yang kufur kepada Tuhannya, perbuatan mereka seperti abu
yang ditiup oleh angin kencang pada saat badai. Mereka tidak kuasa
(memperoleh manfaat) sama sekali dari apa yang telah mereka usahakan (di
dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.
Alam tara annallāha khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq(i), iy yasya' yużhibkum wa ya'ti bikhalqin jadīd(in).
Tidakkah
engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit
dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakanmu
dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikanmu).
Wa
barazū lillāhi jamī‘an fa qālaḍ-ḍu‘afā'u lil-lażīnastakbarū innā kunnā
lakum taba‘an fahal antum mugnūna ‘annā min ‘ażābillāhi min syai'(in),
qālū lau hadānallāhu lahadainākum, sawā'un ‘alainā ajazi‘nā am ṣabarnā
mā lanā mim maḥīṣ(in).
Mereka
semua berkumpul (di padang Mahsyar) untuk menghadap ke hadirat Allah.
Lalu, orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang sombong,
“Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu. Maka, dapatkah
kamu menghindarkan kami dari azab Allah sedikit saja?” Mereka menjawab,
“Sekiranya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat
memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh
atau bersabar. Kita tidak mempunyai tempat sama sekali untuk melarikan
diri.”
Wa
qālasy-syaiṭānu lammā quḍiyal-amru innallāha wa‘adakum wa‘dal-ḥaqqi wa
wa‘attukum fa akhlaftukum, wa mā kāna liya ‘alaikum min sulṭānin illā an
da‘autukum fastajabtum lī, falā talūmūnī wa lūmū anfusakum, wa mā ana
bimuṣrikhikum wa mā antum bimuṣrikhiyy(a), innī kafartu bimā
asyraktumūni min qabl(u), innaẓ-ẓālimīna lahum ‘ażābun alīm(un).
Setan
berkata ketika urusan (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah
telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan aku pun telah
menjanjikan kepadamu, tetapi aku mengingkarinya. Tidak ada kekuasaan
bagiku sedikit pun terhadapmu, kecuali aku (sekadar) menyerumu, lalu
kamu mematuhi seruanku. Oleh karena itu, janganlah kamu mencercaku,
tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menjadi penolongmu dan
kamu pun tidak dapat menjadi penolongku. Sesungguhnya aku tidak
membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak
dahulu.” Sesungguhnya orang-orang zalim akan mendapat siksaan yang
sangat pedih.
Wa
udkhilal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti jannātin tajrī min
taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā bi'iżni rabbihim, taḥiyyatuhum fīhā
salām(un).
Orang-orang
yang beriman dan beramal saleh dimasukkan ke dalam surga-surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dengan izin
Tuhannya. Penghormatan mereka di dalamnya adalah (ucapan) salam.385)
Catatan Kaki
385) Maksud salam adalah selamat dari segala bencana.
Alam tara kaifa ḍaraballāhu maṡalan kalimatan ṭayyibatan kasyajaratin ṭayyibatin aṣluhā ṡābituw wa far‘uhā fis-samā'(i).
Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimah ṭayyibah?386) (Perumpamaannya) seperti pohon yang baik, akarnya kuat, cabangnya (menjulang) ke langit,
Catatan Kaki
386) Termasuk kalimah ṭayyibah ialah segala ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran serta perbuatan baik, termasuk di dalamnya adalah kalimat tauhid, yaitu lā ilāha illallāh.
Wa maṡalu kalimatin khabīṡatin kasyajaratin khabīṡatinijtuṡṡat min fauqil-arḍi mā lahā min qarār(in).
(Adapun) perumpamaan kalimah khabīṡah387) seperti pohon yang buruk, akar-akarnya telah dicabut dari permukaan bumi, (dan) tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.
Catatan Kaki
387) Termasuk kalimah khabīṡah ialah ungkapan-ungkapan yang mengandung kekufuran, kemusyrikan, serta segala perkataan yang tidak benar dan tidak baik.
Yuṡabbitullāhul-lażīna
āmanū bil-qauliṣ-ṣābiti fil-ḥayātid-dun-yā wa fil-ākhirah(ti), wa
yuḍillullāhuẓ-ẓālimīn(a), wa yaf‘alullāhu mā yasyā'(u).
Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh388) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
Catatan Kaki
388) Yang dimaksud dengan ucapan-ucapan yang teguh di sini ialah kalimah ṭayyibah yang disebut pada ayat ke-24 di atas.
Wa ja‘alū lillāhi andādal liyuḍillū ‘an sabīlih(ī), qul tamatta‘ū fa inna maṣīrakum ilan-nār(i).
Mereka
(orang-orang kafir) itu telah membuat tandingan-tandingan bagi Allah
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Bersenang-senanglah! Sesungguhnya tempat kembalimu adalah neraka.”
Qul
li‘ibādiyal-lażīna āmanū yuqīmuṣ-ṣalāta wa yunfiqū mimmā razaqnāhum
sirraw wa ‘alāniyatam min qabli ay ya'tiya yaumul lā bai‘un fīhi wa lā
khilāl(un).
Katakanlah
(Nabi Muhammad) kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, “Hendaklah
mereka melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan sebelum
datang hari ketika tidak ada lagi jual beli dan persahabatan.”
Allāhul-lażī
khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa anzala minas-samā'i mā'an fa akhraja bihī
minaṡ-ṡamarāti rizqal lakum, wa sakhkhara lakumul-fulka litajriya
fil-baḥri bi'amrih(ī), wa sakhkhara lakumul-anhār(a).
Allahlah
yang telah menciptakan langit dan bumi, menurunkan air (hujan) dari
langit, lalu dengan (air hujan) itu Dia mengeluarkan berbagai
buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Dia juga telah menundukkan kapal
bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dia pun telah
menundukkan sungai-sungai bagimu.
Wa sakhkhara lakumusy-syamsa wal-qamara dā'ibaīn(i), wa sakhkhara lakumul-laila wan-nahār(a).
Dia
telah menundukkan bagimu matahari dan bulan yang terus-menerus beredar
(dalam orbitnya) dan telah pula menundukkan bagimu malam dan siang.389)
Catatan Kaki
389) Allah Swt. menundukkan matahari dan bulan dengan hukum-hukum-Nya di alam sehingga bumi terus mengitari matahari (yang tampak seolah matahari yang mengitari bumi) dan bulan terus mengitari bumi, serta bumi terus berotasi sehingga menampakkan fenomena malam dan siang.
Wa ātākum min kulli mā sa'altumūh(u), wa in ta‘uddū ni‘matallāhi lā tuḥṣūhā, innal-insāna laẓalūmun kaffār(un).
Dia
telah menganugerahkan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan
kepada-Nya. Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan
mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat zalim
lagi sangat kufur.
Wa iż qāla ibrāhīmu rabbij‘al hāżal-balada āminaw wajnubnī wa baniyya an na‘budal-aṣnām(a).
(Ingatlah)
ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah)
negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari penyembahan
terhadap berhala-berhala.
Rabbi innahunna aḍlalna kaṡīram minan-nās(i), faman tabi‘anī fa innahū minnī, wa man ‘aṣānī fa innaka gafūrur raḥīm(un).
Ya
Tuhanku, sesungguhnya mereka (berhala-berhala itu) telah menyesatkan
banyak manusia. Maka, siapa yang mengikutiku, sesungguhnya dia termasuk
golonganku. Siapa yang mendurhakaiku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Ya
Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di
lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu
(Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan)
agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan.
Mudah-mudahan mereka bersyukur.
Rabbanā innaka ta‘lamu mā nukhfī wa mā nu‘lin(u), wa mā yakhfā ‘alallāhi min syai'in fil-arḍi wa lā fis-samā'(i).
Ya
Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan
dan apa yang kami tampakkan. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi
Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.
Segala
puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(-ku)
Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar
(memperkenankan) doa.
Rabbij‘alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī, rabbanā wa taqabbal du‘ā'(i).
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan sebagian anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.390)
Catatan Kaki
390) Nabi Ibrahim a.s. hanya mendoakan sebagian anak cucunya karena Allah Swt. telah memberitahunya bahwa sebagian anak cucunya yang lain akan menjadi orang-orang kafir.
Janganlah
sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang
orang-orang zalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai
hari ketika mata (mereka) terbelalak.
Muhṭi‘īna muqni‘ī ru'ūsihim lā yartaddu ilaihim ṭarfuhum, wa af'idatuhum hawā'(un).
(Pada
hari itu) mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan
mengangkat kepalanya, sedangkan mata mereka tidak berkedip dan hati
mereka kosong.
Wa
anżirin-nāsa yauma ya'tīhimul-‘ażāb(u), fa yaqūlul-lażīna ẓalamū
rabbanā akhkhirnā ilā ajalin qarīb(in), nujib da‘wataka wa
nattabi‘ir-rusul(a), awalam takūnū aqsamtum min qablu mā lakum min
zawāl(in).
Berikanlah
(Nabi Muhammad) peringatan kepada manusia tentang hari (ketika) azab
datang kepada mereka. Maka, (ketika itu) orang-orang yang zalim berkata,
“Ya Tuhan kami, tangguhkanlah (azab) kami (dan kembalikanlah kami ke
dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan akan
mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan,) “Bukankah dahulu (di
dunia) kamu telah bersumpah bahwa sekali-kali kamu tidak akan beralih
(dari kehidupan dunia ke akhirat)?
Wa sakantum fī masākinil-lażīna ẓalamū anfusahum wa tabayyana lakum kaifa fa‘alnā bihim wa ḍarabnā lakumul-amṡāl(a).
(Bukankah)
kamu pun dulu tinggal di tempat kediaman orang-orang yang menzalimi
diri sendiri dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat
terhadap mereka dan telah Kami berikan (pula) kepadamu beberapa
perumpamaan?”
Wa qad makarū makrahum wa ‘indallāhi makruhum, wa in kāna makruhum litazūla minhul-jibāl(u).
Sungguh,
mereka telah membuat tipu daya padahal Allah (mengetahui dan akan
membalas) tipu daya mereka. Sekali-kali tipu daya mereka tidak akan
mampu melenyapkan gunung-gunung.391)
Catatan Kaki
391) Yang dimaksud dengan gunung pada ayat ini adalah syariat Allah Swt. yang kukuh laksana gunung.
Oleh
karena itu, jangan sekali-kali engkau mengira bahwa Allah mengingkari
janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
mempunyai pembalasan,
Yauma tubaddalul-arḍu gairal-arḍi was-samāwātu wa barazū lillāhil-wāḥidil-qahhār(i).
(yaitu)
hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula)
langit. Mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah
Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
Hāżā balāgul lin-nāsi wa liyunżarū bihī wa liya‘lamū annamā huwa ilāhuw wāḥiduw wa liyażżakkara ulul-albāb(i).
(Al-Qur’an)
ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia agar mereka diberi
peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang
Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran.
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran