Atā amrullāhi falā tasta‘jilūh(u), subḥānahū wa ta‘ālā ‘ammā yusyrikūn(a).
Ketetapan Allah411)
pasti datang. Maka, janganlah kamu meminta agar dipercepat
(kedatangan)-nya. Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka
persekutukan.
Catatan Kaki
411) Ketetapan Allah Swt. yang dimaksud adalah hari Kiamat yang telah diperingatkan kepada orang musyrik.
Yunazzilul-malā'ikata bir-rūḥi min amrihī ‘alā may yasyā'u min ‘ibādihī an anżirū annahū lā ilāha illā ana fattaqūn(i).
Dia
menurunkan para malaikat membawa wahyu atas perintah-Nya kepada siapa
yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu (dengan berfirman),
“Peringatkanlah (hamba-hamba-Ku) bahwa tidak ada tuhan selain Aku. Maka,
bertakwalah kepada-Ku.”
Wal-an‘āma khalaqahā lakum fīhā dif'uw wa manāfi‘u wa minhā ta'kulūn(a).
Dia
telah menciptakan hewan ternak untukmu. Padanya (hewan ternak itu) ada
(bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, serta sebagian
(daging)-nya kamu makan.
Ia
mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup
mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.
Wa ‘alallāhi qaṣdus-sabīli wa minhā jā'ir(un), wa lau syā'a lahadākum ajma‘īn(a).
Allahlah
yang menerangkan jalan yang lurus dan di antaranya ada (jalan) yang
menyimpang. Jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu semua
(ke jalan yang benar).
Dialah
yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu. Sebagiannya
menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan yang dengannya
kamu menggembalakan ternakmu.
Yumbitu
lakum bihiz-zar‘a waz-zaitūna wan-nakhīla wal-a‘nāba wa min
kulliṡ-ṡamarāt(i), inna fī żālika la'āyatal liqaumiy yatafakkarūn(a).
Dengan
(air hujan) itu Dia menumbuhkan untukmu tumbuh-tumbuhan, zaitun, kurma,
anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
berpikir.
Dia
menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan
bintang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang yang mengerti.
(Dia
juga mengendalikan) apa yang Dia ciptakan untukmu di bumi ini dengan
berbagai jenis dan macam warnanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengambil
pelajaran.
Wa
huwal-lażī sakhkharal-baḥra lita'kulū minhu laḥman ṭariyyaw wa
tastakhrijū minhu ḥilyatan talbasūnahā, wa taral-fulka mawākhira fīhi wa
litabtagū min faḍlihī wa la‘allakum tasykurūn(a).
Dialah yang menundukkan lautan413)
(untukmu) agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya dan
(dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu
(juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian
karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.
Catatan Kaki
413) Yang dimaksud lautan di sini adalah perairan yang luas, baik tawar maupun asin, mencakup laut, danau, dan sungai yang luas.
Wa alqā fil-arḍi rawāsiya an tamīda bikum wa anhāraw wa subulal la‘allakum tahtadūn(a).
Dia
memancangkan gunung-gunung di bumi agar bumi tidak berguncang bersamamu
serta (menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat
petunjuk.
16
وَعَلٰمٰتٍۗ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُوْنَ
Wa ‘alāmāt(in), wa bin-najmi hum yahtadūn(a).
(Dia juga menciptakan) tanda-tanda. Dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk.
Wal-lażīna yad‘ūna min dūnillāhi lā yakhluqūna syai'aw wa hum yukhlaqūn(a).
(Berhala-berhala)
yang mereka seru selain Allah tidak dapat menciptakan sesuatu apa pun,
bahkan berhala-berhala itu (sendiri) diciptakan (oleh manusia).
Tuhanmu
adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, orang-orang yang tidak beriman kepada
akhirat hatinya mengingkari (keesaan Allah). Mereka adalah orang-orang
yang sombong.
Tidak
diragukan lagi bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan
apa yang mereka tampakkan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang
yang sombong.
Liyaḥmilū auzārahum kāmilatay yaumal-qiyāmah(ti), wa min auzāril-lażīna yuḍillūnahum bigairi ‘ilm(in), alā sā'a mā yazirūn(a).
(Ucapan
mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya
sendiri secara utuh dan sebagian dosa orang-orang yang mereka sesatkan
yang tidak mengetahui (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah
buruknya (dosa) yang mereka pikul.
Qad
makaral-lażīna min qablihim fa atallāhu bun-yānahum minal-qawā‘idi fa
kharra ‘alaihimus-saqfu min fauqihim wa atāhumul-‘ażābu min ḥaiṡu lā
yasy‘urūn(a).
Sungguh,
orang-orang sebelum mereka telah mengadakan tipu daya. Maka, Allah
menghancurkan rumah-rumah mereka mulai dari fondasinya, lalu atapnya
jatuh menimpa mereka dari atas. Azab itu datang kepada mereka dari arah
yang tidak mereka sadari.
Ṡumma
yaumal-qiyāmati yukhzīhim wa yaqūlu aina syurakā'iyal-lażīna kuntum
tusyāqqūna fīhim, qālal-lażīna ūtul-‘ilma innal-khizyal-yauma was-sū'a
‘alal-kāfirīn(a).
Pada
hari Kiamat Dia kemudian menghinakan mereka dan berfirman, “Di manakah
sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi
mereka (nabi-nabi dan orang yang beriman)?” Orang-orang yang dianugerahi
ilmu berkata, “Sesungguhnya kehinaan dan azab pada hari ini ditimpakan
kepada orang-orang kafir.
Allażīna
tatawaffāhumul-malā'ikatu ẓālimī anfusihim, fa alqawus-salama mā kunnā
na‘malu min sū'(in), balā innallāha ‘alīmum bimā kuntum ta‘malūn(a).
(yaitu)
orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan (berbuat) zalim
kepada diri sendiri, lalu mereka menyerahkan diri (sambil berkata),
“Kami tidak pernah mengerjakan suatu kejahatan pun.” (Malaikat
menjawab,) “Pernah! Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah
kamu kerjakan.”
Wa
qīla lil-lażīnattaqau māżā anzala rabbukum, qālū khairā(n), lil-lażīna
aḥsanū fī hāżihid-dun-yā ḥasanah(tun), wa ladārul-ākhirati khair(un), wa
lani‘ma dārul-muttaqīn(a).
Kemudian,
dikatakan kepada orang yang bertakwa, “Apa yang telah Tuhanmu
turunkan?” Mereka menjawab, “Kebaikan.” Orang-orang yang berbuat baik di
dunia ini mendapat (balasan) yang baik. Sungguh, negeri akhirat pasti
lebih baik. Itulah sebaik-baik tempat (bagi) orang-orang yang bertakwa,
(yaitu)
surga-surga ‘Adn yang mereka masuki. Sungai-sungai mengalir di
bawahnya. Di dalam (surga) itu mereka mendapat segala yang mereka
inginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang
bertakwa.
(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan baik.414)
Mereka (para malaikat) mengatakan, “Salāmun ‘alaikum (semoga
keselamatan tercurah kepadamu). Masuklah ke dalam surga karena apa yang
telah kamu kerjakan.”
Catatan Kaki
414) Maksudnya adalah wafat dalam keadaan suci dari kekufuran dan kemaksiatan atau dapat juga berarti mereka wafat dalam keadaan senang karena ada berita gembira dari malaikat bahwa mereka akan masuk surga.
Hal
yanẓurūna illā an ta'tiyahumul-malā'ikatu au ya'tiya amru rabbik(a),
każālika fa‘alal-lażīna min qablihim, wa mā ẓalamahumullāhu wa lākin
kānū anfusahum yaẓlimūn(a).
Adakah yang mereka (orang kafir) tunggu selain kedatangan para malaikat kepadanya415) atau perintah Tuhanmu?416)
Demikianlah orang-orang (kafir) sebelumnya berbuat. Allah tidak
menzalimi mereka, justru merekalah yang (selalu) menzalimi diri mereka
sendiri.
Catatan Kaki
415) Maksudnya adalah kedatangan malaikat untuk mencabut nyawa mereka.
416) Maksudnya adalah kedatangan azab dari Allah Swt. untuk memusnahkan mereka.
Wa
qālal-lażīna asyrakū lau syā'allāhu mā ‘abadnā min dūnihī min syai'in
naḥnu wa lā ābā'unā wa lā ḥarramnā min dūnihī min syai'(in), każālika
fa‘alal-lażīna min qablihim, fahal ‘alar-rusuli illal-balāgul-mubīn(u).
Orang-orang
yang musyrik berkata, “Seandainya Allah menghendaki, niscaya kami dan
nenek moyang kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain-Nya dan
tidak (pula) mengharamkan sesuatu pun tanpa (ketetapan)-Nya.”
Demikianlah orang-orang (kafir) sebelumnya berbuat. Bukankah kewajiban
para rasul hanya menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas?
Wa
laqad ba‘aṡnā fī kulli ummatir rasūlan ani‘budullāha
wajtanibuṭ-ṭāgūt(a), fa minhum man hadallāhu wa minhum man ḥaqqat
‘alaihiḍ-ḍalālah(tu), fa sīrū fil-arḍi fanẓurū kaifa kāna
‘āqibatul-mukażżibīn(a).
Sungguh,
Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan),
“Sembahlah Allah dan jauhilah tagut!” Di antara mereka ada yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula yang ditetapkan dalam kesesatan.417) Maka, berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).
In taḥriṣ ‘alā hudāhum fa innallāha lā yahdī may yuḍillu wa mā lahum min nāṣirīn(a).
Jika
engkau (Nabi Muhammad) berusaha keras untuk memberi mereka petunjuk,
maka sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang
telah Dia sesatkan dan mereka tidak mempunyai penolong.
Wa
aqsamū billāhi jahda aimānihim, lā yab‘aṡullāhu may yamūt(u), balā
wa‘dan ‘alaihi ḥaqqaw wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya‘lamūn(a).
Mereka
sungguh-sungguh bersumpah dengan (nama) Allah, “Allah tidak akan
membangkitkan orang yang mati.” Bukan demikian (justru Allah pasti akan
membangkitkannya). (Yang demikian ini) adalah janji yang pasti Dia
penuhi, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
Wal-lażīna
hājarū fillāhi mim ba‘di mā ẓulimū lanubawwi'annahum fid-dun-yā
ḥasanah(tan), wa la'ajrul-ākhirati akbar(u), lau kānū ya‘lamūn(a).
Orang
yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan
memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Pahala di akhirat
pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui,
Wa mā arsalnā min qablika illā rijālan nūḥī ilaihim fas'alū ahlaż-żikri in kuntum lā ta‘lamūn(a).
Kami
tidak mengutus sebelum engkau (Nabi Muhammad), melainkan laki-laki yang
Kami beri wahyu kepadanya. Maka, bertanyalah kepada orang-orang yang
mempunyai pengetahuan418) jika kamu tidak mengetahui.
Catatan Kaki
418) Yakni orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab.
Bil-bayyināti waz-zubur(i), wa anzalnā ilaikaż-żikra litubayyina lin-nāsi mā nuzzila ilaihim wa la‘allahum yatafakkarūn(a).
(Kami
mengutus mereka) dengan (membawa) bukti-bukti yang jelas (mukjizat) dan
kitab-kitab. Kami turunkan aż-Żikr (Al-Qur’an) kepadamu agar engkau
menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
agar mereka memikirkan.
Afa aminal-lażīna makarus-sayyi'āti ay yakhsifallāhu bihimul-arḍa au ya'tiyahumul-‘ażābu min ḥaiṡu lā yasy‘urūn(a).
Apakah
orang-orang yang membuat tipu daya yang jahat itu merasa aman (dari
bencana) dibenamkannya bumi oleh Allah bersama mereka atau (terhadap)
datangnya siksa kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari.
Awalam
yarau ilā mā khalaqallāhu min syai'iy yatafayya'u ẓilāluhū ‘anil-yamīni
wasy-syamā'ili sujjadal lillāhi wa hum dākhirūn(a).
Apakah
mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang diciptakan Allah,
bayang-bayangnya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri (dalam keadaan)
sujud kepada Allah, sedangkan mereka rendah hati.
Wa lillāhi yasjudu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi min dābbatiw wal-malā'ikatu wa hum yastakbirūn(a).
Hanya
kepada Allah bersujud segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi, yaitu semua makhluk yang bergerak (bernyawa). Para malaikat (juga
bersujud) dan mereka tidak menyombongkan diri.
Liyakfurū bimā ātaināhum, fa tamatta‘ū fa saufa ta‘lamūn(a).
Biarkan
mereka (orang-orang musyrik) mengingkari apa yang telah Kami
anugerahkan kepada mereka. Bersenang-senanglah, kelak kamu akan
mengetahui (akibat buruk perbuatanmu).
Mereka
menyediakan bagian dari rezeki yang telah Kami anugerahkan kepada
mereka untuk (berhala-berhala) yang tidak mereka ketahui (kekuasaannya).
Demi Allah, kamu pasti akan ditanyai tentang apa yang kamu ada-adakan.
Wa yaj‘alūna lillāhil-banāti subḥānah(ū), wa lahum mā yasytahūn(a).
Mereka
menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan; Maha Suci Dia, sedangkan
untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai (anak-anak laki-laki).420)
Catatan Kaki
420) Perkataan mereka bahwa Allah Swt. mempunyai anak perempuan, yaitu yang berwujud para malaikat, dipicu kebencian mereka kepada anak perempuan, sebagaimana tersebut dalam ayat Al-Qur’an berikutnya.
Wa iżā busysyira aḥaduhum bil-unṡā ẓalla wajhuhū muswaddaw wa huwa kaẓīm(un).
(Padahal,)
apabila salah seorang dari mereka diberi kabar tentang (kelahiran) anak
perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam) dan dia sangat marah
(sedih dan malu).
Yatawārā minal-qaumi min sū'i mā busysyira bih(ī), ayumsikuhū ‘alā hūnin am yadussuhū fit-turāb(i), alā sā'a mā yaḥkumūn(a).
Dia
bersembunyi dari orang banyak karena kabar buruk yang disampaikan
kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan
atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah,
alangkah buruk (putusan) yang mereka tetapkan itu!
Lil-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati maṡalus-sau'(i), wa lillāhil-maṡalul-a‘lā, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm(u).
Orang-orang
yang tidak beriman pada (kehidupan) akhirat mempunyai sifat yang buruk,
sedangkan Allah mempunyai sifat Yang Maha Tinggi. Dia Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
Wa
lau yu'ākhiżullāhun-nāsa biẓulmihim mā taraka ‘alaihā min dābbatiw wa
lākiy yu'akhkhiruhum ilā ajalim musammā(n), fa iżā jā'a ajaluhum lā
yasta'khirūna sā‘ataw wa lā yastaqdimūn(a).
Seandainya
Allah menghukum manusia karena kezaliman mereka, niscaya Dia tidak
meninggalkan satu makhluk melata pun di atasnya (bumi), tetapi Dia
menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan. Maka, apabila
ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan dan percepatan sesaat
pun.
Wa
yaj‘alūna lillāhi mā yakrahūna wa taṣifu alsinatuhumul-każiba anna
lahumul-ḥusnā lā jarama anna lahumun nāra wa annahum mufraṭūn(a).
Mereka
menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya dan lidah
mereka mengucapkan kebohongan bahwa sesungguhnya bagi merekalah
(balasan) yang terbaik (surga). Tidak diragukan bahwa nerakalah (tempat
yang layak) bagi mereka dan sesungguhnya mereka segera akan dimasukkan
(ke dalamnya).
Tallāhi
laqad arsalnā ilā umamim min qablika fa zayyana lahumusy-syaiṭānu
a‘mālahum fa huwa waliyyuhumul-yauma wa lahum ‘ażābun alīm(un).
Demi
Allah, sungguh Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat
sebelum engkau (Nabi Muhammad). Akan tetapi, setan menjadikan perbuatan
mereka (yang buruk) terasa indah bagi mereka sehingga ia (setan) menjadi
pemimpin mereka pada hari ini (di dunia) dan bagi mereka azab yang
sangat pedih (di akhirat).
Wa mā anzalnā ‘alaikal-kitāba illā litubayyina lahumul-lażikhtalafū fīh(i), wa hudaw wa raḥmatal liqaumiy yu'minūn(a).
Kami
tidak menurunkan Kitab (Al-Qur’an) ini kepadamu (Nabi Muhammad),
kecuali agar engkau menjelaskan kepada mereka apa yang mereka
perselisihkan serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Allah
menurunkan air (hujan) dari langit dan dengannya (air itu) Allah
menghidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
mendengarkan (pelajaran dengan perhatian dan penghayatan).
Wa
inna lakum fil-an‘āmi la‘ibrah(tan), nusqīkum mimmā fī buṭūnihī mim
baini farṡiw wa damil labanan khāliṣan sā'igal lisy-syāribīn(a).
Sesungguhnya
pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami
memberi kamu minum dari sebagian apa yang ada dalam perutnya, dari
antara kotoran dan darah (berupa) susu murni yang mudah ditelan oleh
orang-orang yang meminumnya.
Wa
min ṡamarātin nakhīli wal-a‘nābi tattakhiżūna minhu sakaraw wa rizqan
ḥasanā(n), inna fī żālika la'āyatal liqaumiy ya‘qilūn(a).
Dari
buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang memabukkan dan rezeki
yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti.
Kemudian,
makanlah (wahai lebah) dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah
jalan-jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perutnya itu
keluar minuman (madu) yang beraneka warnanya. Di dalamnya terdapat obat
bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Wallāhu
khalaqakum ṡumma yatawaffākum wa minkum may yuraddu ilā arżalil-‘umuri
likai lā ya‘lama ba‘da ‘ilmin syai'ā(n), innallāha ‘alīmun qadīr(un).
Allah
telah menciptakanmu, kemudian mewafatkanmu. Di antara kamu ada yang
dikembalikan pada usia yang tua renta (pikun) sehingga dia tidak
mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Allah
melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki. Akan
tetapi, orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau
memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki
sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa terhadap
nikmat Allah mereka ingkar?
Wallāhu
ja‘ala lakum min anfusikum azwājaw wa ja‘ala lakum min azwājikum banīna
wa ḥafadataw wa razaqakum minaṭ-ṭayyibāt(i), afabil-bāṭili yu'minūna wa
bini‘matillāhi yakfurūn(a).
Allah
menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri,
menjadikan bagimu dari pasanganmu anak-anak dan cucu-cucu, serta
menganugerahi kamu rezeki yang baik-baik. Mengapa terhadap yang batil
mereka beriman, sedangkan terhadap nikmat Allah mereka ingkar?
Wa ya‘budūna min dūnillāhi mā lā yamliku lahum rizqam minas-samāwāti wal-arḍi syai'aw wa lā yastaṭī‘ūn(a).
Mereka
menyembah selain Allah, sesuatu yang sama sekali tidak kuasa memberikan
rezeki sedikit pun kepada mereka, baik dari langit maupun dari bumi,
dan tidak akan sanggup (berbuat apa pun).
Ḍaraballāhu
maṡalan ‘abdam mamlūkal lā yaqdiru ‘alā syai'iw wa mar razaqnāhu minnā
rizqan ḥasanan fa huwa yunfiqu minhu sirraw wa jahrā(n), hal
yastawūn(a), al-ḥamdu lillāh(i), bal akṡaruhum lā ya‘lamūn(a).
Allah
membuat perumpamaan seorang hamba sahaya di bawah kekuasaan orang lain,
yang tidak berdaya berbuat sesuatu, dengan seorang yang Kami anugerahi
rezeki yang baik dari Kami. Lalu, dia menginfakkan sebagian rezeki itu
secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan. Apakah mereka itu
sama? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Wa
ḍaraballāhu maṡalar rajulaini aḥaduhumā abkamu lā yaqdiru ‘alā syai'iw
wa huwa kallun ‘alā maulāh(u), ainamā yuwajjihhu lā ya'ti bikhair(in),
hal yastawī huw(a), wa may ya'muru bil-‘adli wa huwa ‘alā ṣirāṭim
mustaqīm(in).
Allah
(juga) membuat perumpamaan dua orang laki-laki, yang seorang bisu tidak
dapat berbuat sesuatu sehingga dia menjadi beban penanggungnya. Ke mana
saja disuruh (oleh penanggungnya itu), dia sama sekali tidak dapat
mendatangkan suatu kebaikan. Apakah sama orang itu dengan orang yang
menyuruh berbuat adil dan dia berada di jalan yang lurus?
Wa
lillāhi gaibus-samāwāti wal-arḍ(i), wa mā amrus-sā‘ati illā
kalamḥil-baṣari au huwa aqrab(u), innallāha ‘alā kulli syai'in
qadīr(un).
Milik
Allah (segala) yang tersembunyi di langit dan di bumi. Urusan kejadian
Kiamat itu hanya seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan
hati nurani agar kamu bersyukur.
Tidakkah
mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan
mudah. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang beriman.
Wallāhu
ja‘ala lakum mim buyūtikum sakanaw wa ja‘ala lakum min julūdil-an‘āmi
buyūtan tastakhiffūnahā yauma ẓa‘nikum wa yauma iqāmatikum, wa min
aṣwāfihā wa aubārihā wa asy‘ārihā aṡāṡaw wa matā‘an ilā ḥīn(in).
Allah
menjadikan bagimu rumah sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan
bagimu dari kulit binatang ternak (sebagai) rumah (kemah) yang kamu
merasa ringan (membawa)-nya pada waktu kamu bepergian dan bermukim.
(Dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing
peralatan rumah tangga serta kesenangan sampai waktu (tertentu).
Wallāhu
ja‘ala lakum mimmā khalaqa ẓilālaw wa ja‘ala lakum minal-jibāli aknānaw
wa ja‘ala lakum sarābīla taqīkumul-ḥarra wa sarābīla taqīkum ba'sakum,
każālika yutimmu ni‘matahū ‘alaikum la‘allakum tuslimūn(a).
Allah
menjadikan tempat bernaung bagi kamu dari apa yang telah Dia ciptakan.
Dia menjadikan bagi kamu tempat-tempat tertutup (gua dan lorong-lorong
sebagai tempat tinggal) di gunung-gunung. Dia menjadikan pakaian bagimu
untuk melindungimu dari panas dan pakaian (baju besi) untuk melindungimu
dalam peperangan. Demikian Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu
agar kamu berserah diri (kepada-Nya).
Wa yauma nab‘aṡu min kulli ummatin syahīdan ṡumma lā yu'żanu lil-lażīna kafarū wa lā hum yusta‘tabūn(a).
(Ingatlah)
hari (ketika) Kami menghadirkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat.
Kemudian, orang-orang yang kufur tidak diizinkan (untuk membela diri)
dan tidak (pula) dibolehkan memohon ampunan.
Wa
iżā ra'al-lażīna asyrakū syurakā'ahum qālū rabbanā hā'ulā'i
syurakā'unal-lażīna kunnā nad‘ū min dūnik(a), fa alqau ilaihimul-qaula
innakum lakāżibūn(a).
Apabila
orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka,
mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, mereka inilah sekutu-sekutu kami yang
dahulu kami sembah selain Engkau.” Lalu sekutu-sekutu mereka
melontarkan ucapan kepada mereka, “Sesungguhnya kamu benar-benar para
pendusta.”
Orang-orang
yang kufur dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan
kepada mereka siksaan demi siksaan karena mereka selalu berbuat
kerusakan.
Wa
yauma nab‘aṡu fī kulli ummatin syahīdan ‘alaihim min anfusihim wa ji'nā
bika syahīdan ‘alā hā'ulā'(i), wa nazzalnā ‘alaikal-kitāba tibyānal
likulli syai'iw wa hudaw wa raḥmataw wa busyrā lil-muslimīn(a).
(Ingatlah)
hari (ketika) Kami menghadirkan seorang saksi (rasul) kepada setiap
umat dari (kalangan) mereka sendiri dan Kami mendatangkan engkau (Nabi
Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an)
kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, rahmat, dan
kabar gembira bagi orang-orang muslim.
Innallāha
ya'muru bil-‘adli wal-iḥsāni wa ītā'i żil-qurbā wa yanhā ‘anil-faḥsyā'i
wal-munkari wal-bagyi ya‘iẓukum la‘allakum tażakkarūn(a).
Sesungguhnya
Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan
kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan
permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat.
Wa
aufū bi‘ahdillāhi iżā ‘āhattum wa lā tanquḍul-aimāna ba‘da taukīdihā wa
qad ja‘altumullāha ‘alaikum kafīlā(n), innallāha ya‘lamu mā
taf‘alūn(a).
Tepatilah
janji dengan Allah apabila kamu berjanji. Janganlah kamu melanggar
sumpah(-mu) setelah meneguhkannya, sedangkan kamu telah menjadikan Allah
sebagai saksimu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Wa
lā takūnū kal-latī naqaḍat gazlahā mim ba‘di quwwatin ankāṡā(n),
tattakhiżūna aimānakum dakhalam bainakum an takūna ummatun hiya arbā min
ummah(tin), innamā yablūkumullāhu bih(ī), wa layubayyinanna lakum
yaumal-qiyāmati mā kuntum fīhi takhtalifūn(a).
Janganlah
kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan tenunannya yang sudah
dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai kembali. Kamu menjadikan
sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu karena ada (kecenderungan
memihak kepada) satu golongan yang lebih banyak kelebihannya (jumlah,
harta, kekuatan, pengaruh, dan sebagainya) daripada golongan yang lain.
Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu dan pasti pada hari
Kiamat Allah akan menjelaskan kepadamu apa yang selalu kamu
perselisihkan.
Wa
lau syā'allāhu laja‘alakum ummataw wāḥidataw wa lākiy yuḍillu may
yasyā'u wa yahdī may yasyā'(u), wa latus'alunna ‘ammā kuntum
ta‘malūn(a).
Seandainya
Allah berkehendak, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan
tetapi, Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk
kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima
petunjuk). Kamu pasti akan ditanya tentang apa yang kamu kerjakan.
Wa
lā tattakhiżū aimānakum dakhalam bainakum fa tazilla qadamum ba‘da
ṡubūtihā wa tażūqus-sū'a bimā ṣadattum ‘an sabīlillāh(i), wa lakum
‘ażābun ‘aẓīm(un).
Janganlah
kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antara kamu, yang
menyebabkan kakimu tergelincir setelah kukuh tegaknya dan kamu akan
merasakan keburukan karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah
dan bagi kamu azab yang besar.
Wa lā tasytarū bi‘ahdillāhi ṡamanan qalīlā(n), innamā ‘indallāhi huwa khairul lakum in kuntum ta‘lamūn(a).
Janganlah
kamu jual perjanjian (dengan) Allah dengan harga murah. Sesungguhnya
apa yang ada di sisi Allah itulah yang lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.
Mā ‘indakum yanfadu wa mā ‘indallāhi bāq(in), wa lanajziyannal-lażīna ṣabarū ajrahum bi'aḥsani mā kānū ya‘malūn(a).
Apa
yang ada di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah adalah
kekal. Kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar
dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.
Man
‘amila ṣāliḥam min żakarin au unṡā wa huwa mu'minun fa lanuḥyiyannahū
ḥayātan ṭayyibah(tan), wa lanajziyannahum ajrahum bi'aḥsani mā kānū
ya‘malūn(a).
Siapa
yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan
dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan
yang baik421) dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.
Catatan Kaki
421) Ayat ini menekankan bahwa laki-laki dan perempuan mendapat pahala yang sama dan bahwa amal kebajikan harus dilandasi iman.
Wa
iżā baddalnā āyatam makāna āyah(tin), wallāhu a‘lamu bimā yunazzilu
qālū innamā anta muftar(in), bal akṡaruhum lā ya‘lamūn(a).
Apabila
Kami ganti suatu ayat di tempat ayat yang lain, padahal Allah lebih
mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata, “Sesungguhnya engkau
(Nabi Muhammad) adalah pembuat kebohongan.” Bahkan kebanyakan mereka
tidak mengetahui.
Qul nazzalahū rūḥul-qudusi mir rabbika bil-ḥaqqi liyuṡabbital-lażīna āmanū wa hudaw wa busyrā lil-muslimīn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Ruhulkudus (Jibril) menurunkannya (Al-Qur’an) dari
Tuhanmu dengan hak untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah
beriman dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang muslim
(yang berserah diri kepada Allah).”
Wa
laqad na‘lamu annahum yaqūlūna innamā yu‘allimuhū basyar(un),
lisānul-lażī yulḥidūna ilaihi a‘jamiyyuw wa hāżā lisānun ‘arabiyyum
mubīn(un).
Sungguh,
Kami benar-benar mengetahui bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya ia
(Al-Qur’an) hanyalah diajarkan kepadanya (Nabi Muhammad) oleh seorang
manusia.” Bahasa orang yang mereka tuduh (bahwa Nabi Muhammad belajar
kepadanya) adalah bahasa ajam (bukan bahasa Arab). Padahal, ini
(Al-Qur’an) adalah bahasa Arab yang jelas.
Innal-lażīna lā yu'minūna bi'āyātillāh(i), lā yahdīhimullāhu wa lahum ‘ażābun alīm(un).
Sesungguhnya
orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al-Qur’an) tidak
akan Allah beri petunjuk dan bagi mereka ada azab yang sangat pedih.
Man
kafara billāhi mim ba‘di īmānihī illā man ukriha wa qalbuhū muṭma'innum
bil-īmāni wa lākim man syaraḥa bil-kufri ṣadran fa ‘alaihim gaḍabum
minallāh(i), wa lahum ‘ażābun aẓīm(un).
Siapa
yang kufur kepada Allah setelah beriman (dia mendapat kemurkaan Allah),
kecuali orang yang dipaksa (mengucapkan kalimat kekufuran), sedangkan
hatinya tetap tenang dengan keimanannya (dia tidak berdosa). Akan
tetapi, siapa yang berlapang dada untuk (menerima) kekufuran, niscaya
kemurkaan Allah menimpanya dan bagi mereka ada azab yang besar.
Żālika bi'annahumustaḥabbul-ḥayātad-dun-yā ‘alal-ākhirah(ti), wa annallāha lā yahdil-qaumal-kāfirīn(a).
Yang
demikian itu disebabkan mereka lebih mencintai kehidupan dunia daripada
akhirat dan sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang
kafir.
Kemudian,
sesungguhnya Tuhanmu (adalah pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah
setelah menderita cobaan. Lalu, mereka berjihad dan bersabar.
Sesungguhnya Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Yauma ta'tī kullu nafsin tujādilu ‘an nafsihā wa tuwaffā kullu nafsim mā ‘amilat wa hum lā yuẓlamūn(a).
(Ingatlah)
hari (ketika) setiap orang datang untuk membela dirinya dan setiap
orang disempurnakan (balasan) apa yang telah ia kerjakan dan mereka
tidak dizalimi.
Wa
ḍaraballāhu maṡalan qaryatan kānat āminatam muṭma'innatay ya'tīhā
rizquhā ragadam min kulli makānin fa kafarat bi'an‘umillāhi fa
ażāqahallāhu libāsal-jū‘i wal-khaufi bimā kānū yaṣna‘ūn(a).
Allah
telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulu aman lagi
tenteram yang rezekinya datang kepadanya berlimpah ruah dari setiap
tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah. Oleh
karena itu, Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan
ketakutan422) karena apa yang selalu mereka perbuat.
Catatan Kaki
422) Kelaparan dan ketakutan itu meliputi mereka seperti halnya pakaian menutupi tubuh mereka.
Wa laqad jā'ahum rasūlum minhum fa każżabūhu fa akhażahumul-‘ażābu wa hum ẓālimūn(a).
Sungguh,
telah datang kepada mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka
sendiri, tetapi mereka mendustakannya. Oleh karena itu, mereka ditimpa
azab dan mereka itulah orang-orang zalim.
Fa kulū mimmā razaqakumullāhu ḥalālan ṭayyibā(n), wasykurū ni‘matallāhi in kuntum iyyāhu ta‘budūn(a).
Makanlah
sebagian apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu sebagai (rezeki)
yang halal lagi baik dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya
menyembah kepada-Nya.
Innamā
ḥarrama ‘alaikumul-maitata wad-dama wa laḥmal-khinzīri wa mā uhilla
ligairillāhi bih(ī), famaniḍṭurra gaira bāgiw wa lā ‘ādin fa innallāha
gafūrur raḥīm(un).
Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan
(hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Akan
tetapi, siapa yang terpaksa (memakannya) bukan karena menginginkan dan
tidak (pula) melampaui batas, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Wa
lā taqūlū limā taṣifu alsinatukumul-każiba hāżā ḥalāluw wa hāżā ḥarāmul
litaftarū ‘alallāhil-każib(a), innal-lażīna yaftarūna ‘alallāhil-każiba
lā yufliḥūn(a).
Janganlah
kamu mengatakan terhadap apa yang diucapkan oleh lidahmu secara bohong,
“Ini halal dan ini haram,” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap
Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap
Allah tidak akan beruntung.
117
مَتَاعٌ قَلِيْلٌ ۖوَّلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Matā‘un qalīl(un), wa lahum ‘ażābun alīm(un).
(Itu adalah) kesenangan yang sedikit dan bagi mereka ada azab yang pedih.
Wa ‘alal-lażīna hādū ḥarramnā mā qaṣaṣnā ‘alaika min qabl(u), wa mā ẓalamnāhum wa lākin kānū anfusahum yaẓlimūn(a).
Terhadap
orang Yahudi Kami haramkan apa yang telah Kami ceritakan kepadamu (Nabi
Muhammad) dahulu. Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang
menzalimi diri sendiri.
Kemudian,
sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) orang-orang yang melakukan keburukan
karena kebodohan (tidak menyadari akibatnya), lalu bertobat dan
memperbaiki (dirinya). Sesungguhnya Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya (mengagungkan) hari Sabtu hanya diwajibkan bagi orang-orang (Yahudi) yang memperselisihkannya.423)
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi keputusan di antara
mereka pada hari Kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan.
Catatan Kaki
423) Orang-orang Yahudi diperintahkan untuk mengkhususkan hari Jumat untuk beribadah, tetapi mereka menolak dan menjadikan hari Sabtu sebagai penggantinya.
Ud‘u
ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau‘iẓatil-ḥasanati wa jādilhum
bil-latī hiya aḥsan(u), inna rabbaka huwa a‘lamu biman ḍalla ‘an
sabīlihī wa huwa a‘lamu bil-muhtadīn(a).
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah424)
dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat
petunjuk.
Catatan Kaki
424) Hikmah adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang batil.
Wa in ‘āqabtum fa ‘āqibū bimiṡli mā ‘ūqibtum bih(ī), wa la'in ṣabartum lahuwa khairul liṣ-ṣābirīn(a).
Jika
kamu membalas, balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan kepadamu. Sungguh, jika kamu bersabar, hal itu benar-benar
lebih baik bagi orang-orang yang sabar.
Waṣbir wa mā ṣabruka illā billāhi wa lā taḥzan ‘alaihim wa lā taku fī ḍaiqim mimmā yamkurūn(a).
Bersabarlah
(Nabi Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan (pertolongan)
Allah, janganlah bersedih terhadap (kekufuran) mereka, dan jangan (pula)
bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.