Illā ‘alā azwājihim au mā malakat aimānuhum fa innahum gairu malūmīn(a).
kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki.506) Sesungguhnya mereka tidak tercela (karena menggaulinya).
Catatan Kaki
506) Hamba sahaya dalam ayat ini adalah hamba sahaya yang didapat dari peperangan agama atau yang lahir dari ibu yang berstatus hamba sahaya. Hal ini sesuai dengan kebiasaan yang berlaku pada masa itu.
Ṡumma
khalaqnan-nuṭfata ‘alaqatan fa khalaqnal-‘alaqata muḍgatan fa
khalaqnal-muḍgata ‘iẓāman fa kasaunal-‘iẓāma laḥmā(n), ṡumma ansya'nāhu
khalqan ākhar(a), fa tabārakallāhu aḥsanul-khāliqīn(a).
Kemudian,
air mani itu Kami jadikan sesuatu yang menggantung (darah). Lalu,
sesuatu yang menggantung itu Kami jadikan segumpal daging. Lalu,
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk
yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.
15
ثُمَّ اِنَّكُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ لَمَيِّتُوْنَ ۗ
Ṡumma innakum ba‘da żālika lamayyitūn(a).
Kemudian, sesungguhnya kamu setelah itu benar-benar akan mati.
16
ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ تُبْعَثُوْنَ
Ṡumma innakum yaumal-qiyāmati tub‘aṡūn(a).
Kemudian, sesungguhnya kamu pada hari Kiamat akan dibangkitkan.
Fa ansya'nā lakum bihī jannātim min nakhīliw wa a‘nāb(in), lakum fīhā fawākihu kaṡīratuw wa minhā ta'kulūn(a).
Lalu,
dengan (air) itu Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur.
Di sana kamu mendapatkan buah-buahan yang banyak dan dari sebagiannya
itu kamu makan.
Wa inna lakum fil-an‘āmi la‘ibrah(tan), nusqīkum mimmā fī buṭūnihā wa lakum fīhā manāfi‘u kaṡīratuw wa minhā ta'kulūn(a).
Sesungguhnya
pada hewan-hewan ternak benar-benar terdapat pelajaran bagimu. Kami
memberi minum kamu dari sebagian apa yang ada dalam perutnya (air susu),
padanya terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya kamu
makan.
22
وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُوْنَ ࣖ
Wa ‘alaihā wa ‘alal-fulki tuḥmalūn(a).
Di atasnya (hewan-hewan ternak) dan di atas kapal-kapal kamu diangkut.
Wa laqad arsalnā nūḥan ilā qaumihī fa qāla yā qaumi‘budullāha mā lakum min ilāhin gairuh(ū), afalā tattaqūn(a).
Sungguh,
Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu, dia berkata, “Wahai
kaumku, sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Apakah kamu
tidak bertakwa?”
Fa
qālal-mala'ul-lażīna kafarū min qaumihī mā hāżā illā basyarum miṡlukum,
yurīdu ay yatafaḍḍala ‘alaikum, wa lau syā'allāhu la'anzala
malā'ikah(tan), mā sami‘nā bihāżā fī ābā'inal-awwalīn(a).
Maka,
para pemuka orang-orang yang kufur dari kaumnya berkata, “Orang ini
tidak lain hanyalah manusia seperti kamu. Dia ingin menjadi orang yang
lebih mulia daripada kamu. Seandainya Allah berkehendak, tentu Dia akan
mengutus malaikat. Belum pernah kami dengar (seruan seperti) ini pada
(masa) nenek moyang kami dahulu.
Fa
auḥainā ilaihi aniṣna‘il-fulka bi'a‘yuninā wa waḥyinā fa iżā jā'a
amrunā wafārat-tannūr(u), fasluk fīhā min kullin zaujainiṡnaini wa
ahlaka illā man sabaqa ‘alaihil-qaulu minhum, wa lā tukhāṭibnī
fil-lażīna ẓalamū, innahum mugraqūn(a).
Kami
wahyukan kepadanya, “Buatlah kapal dengan pengawasan dan petunjuk Kami.
Apabila perintah Kami telah datang dan tungku (dapur) telah memancarkan
air, masukkanlah ke dalam (kapal) itu sepasang-sepasang dari setiap
jenis (binatang), juga keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu
ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka. Janganlah engkau
bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka
itu akan ditenggelamkan.
Fa iżastawaita anta wa mam ma‘aka ‘alal-fulki fa qulil-ḥamdu lillāhil-lażī najjānā minal-qaumiẓ-ẓālimīn(a).
Apabila
engkau dan orang yang bersamamu telah berada di atas kapal, ucapkanlah,
‘Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari kaum yang
zalim.’
Inna fī żālika la'āyātiw wa in kunnā lamubtalīn(a).
Sesungguhnya
pada (kejadian) itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah).
Sesungguhnya Kami benar-benar menimpakan cobaan (kepada kaum Nuh itu).
Fa arsalnā fīhim rasūlam minhum ani‘budullāha mā lakum min ilāhin gairuh(ū), afalā tattaqūn(a).
Lalu,
Kami utus kepada mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri.
(Dia berkata,) “Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia.
Apakah kamu tidak bertakwa?”
Wa
qālal-mala'u min qaumihil-lażīna kafarū wa każżabū biliqā'il-ākhirati
wa atrafnāhum fil-ḥayātid-dun-yā, mā hāżā illā basyarum miṡlukum,
ya'kulu mimmā ta'kulūna minhu wa yasyrabu mimmā tasyrabūn(a).
Para
pemuka kaumnya yang kufur dan mendustakan pertemuan hari akhirat serta
mereka yang telah Kami beri kemewahan dan kesenangan dalam kehidupan di
dunia berkata, “(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu.
Dia makan apa yang kamu makan dan minum apa yang kamu minum.
Fa akhażathumuṣ-ṣaiḥatu bil-ḥaqqi fa ja'alahum guṡā'ā(n), fa bu‘dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn(a).
Lalu,
mereka dimusnahkan oleh suara yang menggelegar dengan sebenar-benarnya
dan Kami jadikan mereka (seperti) sampah yang dihanyutkan banjir.508) Maka, kebinasaanlah bagi kaum yang zalim.
Catatan Kaki
508) Demikian buruknya akibat yang mereka terima, sampai-sampai mereka tidak berdaya sedikit pun, tidak ubahnya seperti sampah yang dihanyutkan banjir, padahal mereka bertubuh besar dan kuat.
Ṡumma
arsalnā rusulanā tatrā, kullamā jā'a ummatar rasūluhā każżabūhu fa
atba‘nā ba‘ḍahum ba‘ḍaw wa ja‘alnāhum aḥādīṡ(a), fa bu‘dal liqaumil lā
yu'minūn(a).
Kemudian,
Kami utus rasul-rasul Kami secara berturut-turut. Setiap kali seorang
rasul datang kepada suatu umat, mereka mendustakannya. Maka, Kami
iringkan (kebinasaan) sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Kami
jadikan (pula) mereka bahan pembicaraan. Maka, kebinasaanlah bagi kaum
yang tidak beriman.
Fa qālū anu'minu libasyaraini miṡlinā wa qaumuhumā lanā ‘ābidūn(a).
Mereka
berkata, “Apakah (pantas) kita percaya kepada dua orang manusia seperti
kita, padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang
mengabdikan diri kepada kita?”
48
فَكَذَّبُوْهُمَا فَكَانُوْا مِنَ الْمُهْلَكِيْنَ
Fa każżabūhumā fa kānū minal-muhlakīn(a).
Maka, mereka mendustakan keduanya. Oleh karena itu, mereka termasuk orang-orang yang dibinasakan.
Wa ja‘alnabna maryama wa ummahū āyataw wa āwaināhumā ilā rabwatin żāti qarāriw wa ma‘īn(in).
Telah
Kami jadikan (Isa) putra Maryam bersama ibunya sebagai tanda (kebesaran
Kami) dan Kami lindungi mereka di sebuah dataran tinggi yang tenang
untuk ditempati dengan air yang mengalir.
Allah
berfirman, “Wahai para rasul, makanlah dari (makanan) yang baik-baik
dan beramalsalehlah. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Fa taqaṭṭa‘ū amrahum bainahum zuburā(n), kullu ḥizbim bimā ladaihim fariḥūn(a).
Lalu
mereka (para pengikut rasul) terpecah belah dalam urusan (agama)-nya
menjadi beberapa golongan. Setiap golongan bangga dengan apa yang ada
pada mereka (masing-masing).
54
فَذَرْهُمْ فِيْ غَمْرَتِهِمْ حَتّٰى حِيْنٍ
Fa żarhum fī gamratihim ḥattā ḥīn(in).
Maka, biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai waktu yang ditentukan.
dan
orang-orang yang melakukan (kebaikan) yang telah mereka kerjakan dengan
hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka
akan kembali kepada Tuhannya.
Wa lā nukallifu nafsan illā wus‘ahā, wa ladainā kitābuy yanṭiqu bil-ḥaqqi wa hum lā yuẓlamūn(a).
Kami
tidak membebani seorang pun, kecuali menurut kesanggupannya. Pada Kami
ada suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya dan mereka tidak
dizalimi.
Bal qulūbuhum fī gamratim min hāżā wa lahum a‘mālum min dūni żālika hum lahā ‘āmilūn(a).
Akan
tetapi, hati mereka (orang-orang kafir) itu dalam kesesatan dari
(memahami Al-Qur’an) ini dan mereka mempunyai perbuatan-perbuatan
(buruk) selain itu yang terus mereka kerjakan.
Sehingga,
apabila Kami timpakan siksaan kepada orang-orang yang hidup
bermewah-mewah di antara mereka, seketika itu mereka berteriak-teriak
meminta pertolongan.
Afalam yaddabbarul-qaula am jā'ahum mā lam ya'ti ābā'ahumul-awwalīn(a).
Maka,
tidakkah mereka merenungkan firman (Allah) atau adakah telah datang
kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka
terdahulu?
Am yaqūlūna bihī jinnah(tun), bal jā'ahum bil-ḥaqqi wa akṡaruhum lil-ḥaqqi kārihūn(a).
Atau,
mereka berkata, “Orang itu (Nabi Muhammad) gila.” Padahal, dia telah
datang membawa kebenaran kepada mereka, tetapi kebanyakan mereka
membenci kebenaran itu.
Wa
lawittaba‘al-ḥaqqu ahwā'ahum lafasadatis-samāwātu wal-arḍu wa man
fīhinn(a), bal ataināhum biżikrihim fahum ‘an żikrihim mu‘riḍūn(a).
Seandainya
kebenaran itu menuruti keinginan mereka, niscaya binasalah langit dan
bumi serta semua yang ada di dalamnya. Bahkan, Kami telah mendatangkan
(Al-Qur’an sebagai) peringatan mereka, tetapi mereka berpaling dari
peringatan itu.
Wa lau raḥimnāhum wa kasyafnā mā bihim min ḍurril lalajjū fī ṭugyānihim ya‘mahūn(a).
Seandainya Kami rahmati mereka dan Kami lenyapkan kemudaratan yang menimpanya,510) niscaya mereka akan terus terombang-ambing dalam kesesatannya.
Catatan Kaki
510) Kaum musyrik pernah mengalami kelaparan karena tidak datangnya bahan makanan dari Yaman ke Makkah, sedangkan Makkah dan sekitarnya dalam keadaan paceklik, sehingga mereka sangat kepayahan pada waktu itu.
Wa laqad akhażnāhum bil-‘ażābi famastakānū lirabbihim wa mā yataḍarra‘ūn(a).
Sungguh, Kami benar-benar telah menimpakan siksaan kepada mereka,511) tetapi mereka tidak mau tunduk kepada Tuhannya, dan (juga) tidak merendahkan diri.
Catatan Kaki
511) Antara lain, kekalahan mereka pada Perang Badar yang mengakibatkan banyak tokoh mereka terbunuh atau tertawan dan musim kering yang menimpa mereka sehingga mereka menderita kelaparan.
Laqad wu‘idnā naḥnu wa ābā'unā hāżā min qablu in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn(a).
Sungguh, yang demikian ini sudah dijanjikan kepada kami dan kepada nenek moyang kami dahulu.512) Ini tidak lain hanyalah dongeng orang-orang terdahulu!”
Qul mam biyadihī malakūtu kulli syai'iw wa huwa yujīru wa lā yujāru ‘alaihi in kuntum ta‘lamūn(a).
Katakanlah,
“Siapakah yang di tangan-Nya kekuasaan segala sesuatu, sedangkan Dia
melindungi dan tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab-Nya), jika
kamu mengetahui?”
Mattakhażallāhu
miw waladiw wa mā kāna ma‘ahū min ilāhin iżal lażahaba kullu ilāhim
bimā khalaqa wa la‘alā ba‘ḍuhum ‘alā ba‘ḍ(in), subḥānallāhi ‘ammā
yaṣifūn(a).
Allah
tidak mengangkat anak dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya. Jika
demikian, niscaya setiap tuhan itu akan membawa apa (makhluk) yang
diciptakannya dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan
sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,
(Demikianlah
keadaan orang-orang kafir itu) hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke
dunia)
La‘allī a‘malu ṣāliḥan fīmā taraktu kallā, innahā kalimatun huwa qā'iluhā, wa miw warā'ihim barzakhun ilā yaumi yub‘aṡūn(a).
agar
aku dapat beramal saleh yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak!
Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Di hadapan mereka
ada (alam) barzakh513) sampai pada hari mereka dibangkitkan.
Catatan Kaki
513) Barzakh yaitu tempat atau keadaan orang setelah mati sampai dia dibangkitkan pada hari Kiamat.
Rabbanā akhrijnā minhā fa in ‘udnā fa innā ẓālimūn(a).
Ya
Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (api neraka dan kembalikan ke
dunia). Kemudian, jika kami masih mengulangi (kekafiran), sesungguhnya
kami adalah orang-orang zalim.”
108
قَالَ اخْسَـُٔوْا فِيْهَا وَلَا تُكَلِّمُوْنِ
Qālakhsa'ū fīhā wa lā tukallimūn(i).
Dia (Allah) berfirman, “Tinggallah kamu di sana dengan hina dan janganlah berbicara dengan-Ku.”
Innahū kāna farīqum min ‘ibādī yaqūlūna rabbanā āmannā fagfir lanā warḥamnā wa anta khairur-rāḥimīn(a).
Sesungguhnya
segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa, “Ya Tuhan kami, kami telah
beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat. Engkau adalah
sebaik-baik pemberi rahmat.”
Wa may yad‘u ma‘allāhi ilāhan ākhara lā burhāna lahū bih(ī), fa innamā ḥisābuhū ‘inda rabbih(ī), innahū lā yufliḥul-kāfirūn(a).
Siapa
yang menyembah tuhan yang lain bersama Allah, padahal tidak ada suatu
bukti pun baginya (yang membenarkan) tentang itu, maka perhitungan
(amal)-nya hanya pada Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak
akan beruntung.