Fī adnal-arḍi wa hum mim ba‘di galabihim sayaglibūn(a).
di negeri yang terdekat580) dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang581)
Catatan Kaki
580) Yakni dekat dari negeri Arab, yaitu Suriah dan Palestina.
581) Bangsa Romawi (pada saat ayat ini diturunkan) adalah suatu bangsa yang beragama Nasrani yang memiliki Kitab Suci, sedangkan bangsa Persia yang beragama Majusi menyembah api dan berhala (musyrik). Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Romawi oleh bangsa Persia, kaum musyrik Makkah menyambutnya dengan penuh gembira karena berpihak kepada kaum musyrik Persia. Sebaliknya, kaum muslim berduka cita karenanya. Ayat ini dan ayat berikutnya turun untuk menerangkan bahwa setelah kalah bangsa Romawi akan menang dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun setelah itu, bangsa Romawi berbalik mengalahkan bangsa Persia. Dengan kejadian itu, nyatalah kebenaran Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul serta kebenaran Al-Qur’an sebagai firman Allah Swt.
Fī biḍ‘i sinīn(a), lillāhil-amru min qablu wa mim ba‘d(u), wa yauma'iżiy yafraḥul-mu'minūn(a).
dalam beberapa tahun (lagi).582)
Milik Allahlah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Pada hari
(kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang mukmin
Catatan Kaki
582) Kata biḍ‘ menunjukkan bilangan antara tiga sampai sembilan. Waktu antara kekalahan bangsa Romawi (tahun 614‒615) dan kemenangannya (tahun 622 M) adalah sekitar tujuh tahun.
Awalam
yatafakkarū fī anfusihim, mā khalaqallāhus-samāwāti wal-arḍa wa mā
bainahumā illā bil-ḥaqqi wa ajalim musammā(n), wa inna kaṡīram
minan-nāsi biliqā'i rabbihim lakāfirūn(a).
Apakah
mereka tidak berpikir tentang (kejadian) dirinya? Allah tidak
menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, kecuali
dengan benar dan waktu yang ditentukan. Sesungguhnya banyak di antara
manusia benar-benar mengingkari pertemuan dengan Tuhannya.
Awalam
yasīrū fil-arḍi fayanẓurū kaifa kāna ‘āqibatul-lażīna min qablihim,
kānū asyadda minhum quwwataw wa aṡārul-arḍa wa ‘amarūhā akṡara mimmā
‘amarūhā wa jā'athum rusuluhum bil-bayyināt(i), famā kānallāhu
liyaẓlimahum wa lākin kānū anfusahum yaẓlimūn(a).
Tidakkah
mereka bepergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang
sebelum mereka (yang mendustakan rasul)? Orang-orang itu lebih kuat dari
mereka (sendiri) dan mereka telah mengolah bumi (tanah) serta
memakmurkannya melebihi apa yang telah mereka makmurkan. Para rasul
telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang jelas. Allah
sama sekali tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi
dirinya sendiri.
Ṡumma kāna ‘āqibatal-lażīna asā'us-sū'ā an każżabū bi'āyātillāhi wa kānū bihā yastahzi'ūn(a).
Kemudian,
kesudahan orang-orang yang berbuat jahat adalah (balasan) yang paling
buruk karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan selalu
memperolok-olokkannya.
Wa lam yakul lahum min syurakā'ihim syufa‘ā'u wa kānū bisyurakā'ihim kāfirīn(a).
Tidak
mungkin ada pemberi syafaat (pertolongan) bagi mereka dari
berhala-berhala yang mereka anggap sekutu Allah, bahkan mereka
mengingkari berhala-berhalanya itu.583)
Catatan Kaki
583) Menurut sebagian mufasir, ayat ini diartikan, ‘bahkan mereka menjadi kafir disebabkan oleh berhala-berhala.’
Wa ammal-lażīna kafarū wa każżabū bi'āyātinā wa liqā'il-ākhirati fa'ulā'ika fil-‘ażābi muḥḍarūn(a).
Adapun
orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami serta
(mengingkari) pertemuan (hari) Akhirat, mereka itu tetap berada di dalam
azab (neraka).
Wa lahul-ḥamdu fis-samāwāti wal-arḍi wa ‘asyiyyaw wa ḥīna tuẓhirūn(a).
Segala puji hanya bagi-Nya di langit dan di bumi, pada waktu petang dan pada saat kamu berada pada waktu siang.584)
Catatan Kaki
584) Menurut sebagian mufasir, maksud bertasbih pada ayat 17 adalah menegakkan salat karena di dalamnya terdapat bacaan tasbih. Ayat 17 dan 18 menerangkan waktu salat yang lima.
Yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa yukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa yuḥyil-arḍa ba‘da mautihā, wa każālika tukhrajūn(a).
Dia
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup, dan menghidupkan bumi setelah mati (kering). Seperti itulah
kamu akan dikeluarkan (dari kubur).
Wa min āyātihī an khalaqakum min turābin ṡumma iżā antum basyarun tantasyirūn(a).
Di
antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa Dia menciptakan
(leluhur) kamu (Nabi Adam) dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi)
manusia yang bertebaran.
Wa
min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa
ja‘ala bainakum mawaddataw wa raḥmah(tan), inna fī żālika la'āyātil
liqaumiy yatafakkarūn(a).
Di
antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa
tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Wa min āyātihī khalqus-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfu alsinatikum wa alwānikum, inna fī żālika la'āyātil lil-‘ālimīn(a).
Di
antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi,
perbedaan bahasa dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berilmu.
Wa min āyātihī manāmukum bil-laili wan-nahāri wabtigā'ukum min faḍlih(ī), inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yasma‘ūn(a).
Di
antara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan)-Nya ialah tidurmu pada
waktu malam dan siang serta usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi kaum yang mendengarkan.
Wa
min āyātihī yurīkumul-barqa khaufaw wa ṭama‘aw wa yunazzilu
minas-samā'i mā'an fa yuḥyī bihil-arḍa ba‘da mautihā, inna fī żālika
la'āyātil liqaumiy ya‘qilūn(a).
Di
antara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan)-Nya ialah bahwa Dia
memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan.
Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengannya Dia menghidupkan
bumi setelah mati (kering). Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti.
Wa min āyātihī an taqūmas-samā'u wal-arḍu bi'amrih(ī), ṡumma iżā da‘ākum da‘watam minal-arḍi iżā antum takhrujūn(a).
Di
antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa berdirinya langit dan
bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian, apabila Dia memanggil kamu (pada
hari Kiamat) dengan sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar
(dari kubur).
Wa
huwal-lażī yabda'ul-khalqa ṡumma yu‘īduhū wa huwa ahwanu ‘alaih(i), wa
lahul-maṡalul-a‘lā fis-samāwāti wal-arḍ(i), wa huwal-‘azīzul-ḥakīm(u).
Dialah
yang memulai penciptaan, kemudian mengembalikannya (menghidupkannya)
lagi (setelah kehancurannya). (Hal) Itu lebih mudah bagi-Nya.
Milik-Nyalah sifat yang tertinggi di langit dan di bumi. Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ḍaraba
lakum maṡalam min anfusikum, hal lakum mim mā malakat aimānukum min
syurakā'a fī mā razaqnākum fa'antum fīhi sawā'un takhāfūnahum
kakhīfatikum anfusakum, każālika nufaṣṣilul-āyāti liqaumiy ya‘qilūn(a).
Dia
membuat perumpamaan bagimu dari dirimu sendiri. Apakah (kamu rela jika)
ada di antara hamba sahaya yang kamu miliki menjadi sekutu bagimu dalam
(kepemilikan) rezeki yang telah Kami anugerahkan kepadamu, sehingga
kamu menjadi setara dengan mereka dalam hal ini?585) Kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada sesamamu.586) Seperti itulah Kami menjelaskan tanda-tanda itu bagi kaum yang mengerti.
Catatan Kaki
585) Perumpamaan tersebut menggambarkan bahwa tidak pantas ada persekutuan dari unsur-unsur yang tidak setara, misalnya antara hamba sahaya dan pemiliknya, apalagi antara makhluk dengan Allah Swt. Hal itu tentu lebih tidak pantas lagi.
586) Kamu merasa takut karena tidak bisa menggunakan apa yang kamu miliki tanpa seizin hamba-hamba sahaya itu.
Balittaba‘al-lażīna ẓalamū ahwā'ahum bigairi ‘ilm(in), famay yahdī man aḍallallāh(u), wa mā lahum min nāṣirīn(a).
Akan
tetapi, orang-orang yang zalim mengikuti hawa nafsunya tanpa
(berdasarkan) ilmu. Maka, siapakah yang dapat memberi petunjuk kepada
orang yang telah disesatkan Allah?587) Tidak ada seorang penolong pun bagi mereka.
Fa
aqim wajhaka lid-dīni ḥanīfā(n), fiṭratallāhil-latī faṭaran-nāsa
‘alaihā, lā tabdīla likhalqillāh(i), żālikad-dīnul-qayyim(u), wa lākinna
akṡaran-nāsi lā ya‘lamūn(a).
Maka,
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah
(dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.588) Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Catatan Kaki
588) Maksud fitrah Allah pada ayat ini adalah ciptaan Allah Swt. Manusia diciptakan Allah Swt. dengan naluri beragama, yaitu agama tauhid. Jadi, manusia yang berpaling dari agama tauhid telah menyimpang dari fitrahnya.
Munībīna ilaihi wattaqūhu wa aqīmuṣ-ṣalāta wa lā takūnū minal-musyrikīn(a).
(Hadapkanlah
wajahmu) dalam keadaan kembali (bertobat) kepada-Nya. Bertakwalah
kepada-Nya, laksanakanlah salat, dan janganlah kamu termasuk orang-orang
musyrik,
(yaitu) orang-orang yang memecah-belah agama mereka589) sehingga menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka.
Catatan Kaki
589) Maksud memecah belah agama mereka adalah meninggalkan agama tauhid dan menganut berbagai kepercayaan menurut keinginan mereka.
Apabila
manusia ditimpa oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan
kembali (bertobat) kepada-Nya. Kemudian, apabila Dia memberikan sedikit
rahmat-Nya590) kepada mereka, tiba-tiba sebagian mereka mempersekutukan Tuhannya.
Catatan Kaki
590) Yang dimaksud dengan rahmat pada ayat ini adalah lepas dari bahaya.
Biarkan
mereka (orang-orang musyrik) mengingkari apa yang telah Kami
anugerahkan kepada mereka. Bersenang-senanglah, kelak kamu akan
mengetahui (akibat buruk perbuatanmu),
Wa iżā ażaqnan-nāsa raḥmatan fariḥū bihā, wa in tuṣibhum sayyi'atum bimā qaddamat aidīhim iżā hum yaqnaṭūn(a).
Apabila
Kami mencicipkan suatu rahmat kepada manusia, mereka gembira karenanya.
(Sebaliknya,) apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) karena
kesalahan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa.
Tidakkah
mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi
siapa yang Dia kehendaki dan membatasi(-nya). Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang beriman.
Fa
āti żal-qurbā ḥaqqahū wal-miskīna wabnas-sabīl(i), żālika khairul
lil-lażīna yurīdūna wajhallāh(i), wa ulā'ika humul-mufliḥūn(a).
Oleh
karena itu, beri kerabat dekat haknya, juga orang miskin, dan orang
yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang
mencari keridaan Allah. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Wa
mā ātaitum mir ribal liyarbuwa fī amwālin-nāsi falā yarbū ‘indallāh(i),
wa mā ātaitum min zakātin turīdūna wajhallāhi fa'ulā'ika
humul-muḍ‘ifūn(a).
Riba
yang kamu berikan agar berkembang pada harta orang lain, tidaklah
berkembang dalam pandangan Allah. Adapun zakat yang kamu berikan dengan
maksud memperoleh keridaan Allah, (berarti) merekalah orang-orang yang
melipatgandakan (pahalanya).
Allāhul-lażī
khalaqakum ṡumma razaqakum ṡumma yumītukum ṡumma yuḥyīkum, hal min
syurakā'ikum may yaf‘alu min żālikum min syai'(in), subḥānahū wa ta‘ālā
‘ammā yusyrikūn(a).
Allahlah
yang menciptakanmu, kemudian menganugerahkanmu rezeki, kemudian
mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara mereka
yang kamu persekutukan (dengan Allah) yang dapat berbuat sesuatu yang
demikian itu? Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka
persekutukan.
Telah
tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan
manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Bepergianlah di bumi, lalu lihatlah bagaimana
kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan mereka adalah orang-orang
musyrik.”
Fa aqim wajhaka lid-dīnil-qayyimi min qabli ay ya'tiya yaumul lā maradda lahū minallāhi yauma'iżiy yaṣṣadda‘ūn(a).
Oleh
karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum
datang dari Allah suatu hari (kiamat) yang tidak dapat ditolak. Pada
hari itu mereka terpisah-pisah.591)
Catatan Kaki
591) Mereka terpisah-pisah karena sebagiannya berada di surga dan sebagian lagi di neraka.
Man kafara fa ‘alaihi kufruh(ū), wa man ‘amila ṣāliḥan fali'anfusihim yamhadūn(a).
Siapa
yang kufur, maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekufurannya.
Siapa yang mengerjakan kebajikan, maka mereka menyiapkan untuk diri
mereka sendiri (tempat yang menyenangkan)
Liyajziyal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti min faḍlih(ī), innahū lā yuḥibbul-kāfirīn(a).
agar
Allah menganugerahkan balasan (pahala) dari karunia-Nya kepada
orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Sesungguhnya Dia tidak
menyukai orang-orang kafir.
Wa
min āyātihī ay yursilar-riyāḥa mubasysyirātiw wa liyużīqakum mir
raḥmatihī wa litajriyal-fulka bi'amrihī wa litabtagū min faḍlihī wa
la‘allakum tasykurūn(a).
Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira592)
agar kamu merasakan sebagian dari rahmat-Nya, agar kapal dapat berlayar
dengan perintah-Nya, agar kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya,
dan agar kamu bersyukur.
Catatan Kaki
592) Maksud pembawa berita gembira adalah awan tebal yang ditiup angin lalu menurunkan hujan sehingga biji-bijian dapat tumbuh dan tanaman-tanaman menghijau dan berbuah.
Wa
laqad arsalnā min qablika rusulan ilā qaumihim fajā'ūhum bil-bayyināti
fantaqamnā minal-lażīna ajramū, wa kāna ḥaqqan ‘alainā
naṣrul-mu'minīn(a).
Sungguh,
Kami benar-benar telah mengutus sebelum engkau (Nabi Muhammad) beberapa
orang rasul kepada kaumnya. Mereka datang kepadanya dengan membawa
keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan
terhadap orang-orang yang durhaka.593) Merupakan tanggung jawab Kami menolong orang-orang mukmin.
Catatan Kaki
593) Ketika rasul-rasul datang membawa keterangan kepada kaumnya, sebagian mereka memercayainya, sedangkan sebagian yang lain mendustakannya, bahkan ada yang menyakitinya. Maka, Allah Swt. membalasnya dengan menurunkan azab kepada orang yang durhaka.
Allāhul-lażī
yursilur-riyāḥa fatuṡīru saḥāban fayabsuṭuhū fis-samā'i kaifa yasyā'u
wa yaj‘aluhū kisafan fataral-wadqa yakhruju min khilālih(ī), fa'iżā
aṣāba bihī may yasyā'u min ‘ibādihī iżā hum yastabsyirūn(a).
Allahlah
yang mengirim angin, lalu ia (angin) menggerakkan awan, kemudian Dia
(Allah) membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya dan Dia
menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau melihat hujan keluar dari
celah-celahnya. Maka, apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya
yang dikehendaki-Nya, seketika itu pula mereka bergembira.
Fanẓur ilā āṡāri raḥmatillāhi kaifa yuḥyil-arḍa ba‘da mautihā, inna żālika lamuḥyil-mautā, wa huwa ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Perhatikanlah
jejak-jejak rahmat Allah, bagaimana Dia menghidupkan bumi setelah mati
(kering). Sesungguhnya (Zat yang melakukan) itu pasti berkuasa
menghidupkan orang yang telah mati. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Wa la'in arsalnā rīḥan fara'auhu muṣfarral laẓallū mim ba‘dihī yakfurūn(a).
Sungguh,
jika Kami mengirimkan angin, lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan) itu
menguning (kering dan rusak), niscaya setelah itu mereka tetap berbuat
ingkar.
Fa innaka lā tusmi‘ul-mautā wa lā tusmi‘uṣ-ṣummad-du‘ā'a iżā wallau mudbirīn(a).
Sesungguhnya
engkau (Nabi Muhammad) tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang
mati dan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan apabila mereka
berpaling ke belakang.594)
Catatan Kaki
594) Orang kafir disamakan oleh Allah Swt. dengan orang mati yang tidak mungkin lagi mendengar seruan kebenaran. Mereka juga seperti orang tuli yang tidak bisa mendengar panggilan sama sekali apabila mereka membelakangi orang yang memanggilnya.
Wa mā anta bihādil-‘umyi ‘an ḍalālatihim, in tusmi‘u illā may yu'minu bi'āyātinā fahum muslimūn(a).
Engkau
bukanlah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang buta (mata hatinya)
dari kesesatannya. Engkau tidak dapat menjadikan (seorang pun)
mendengar, kecuali orang yang beriman pada ayat-ayat Kami dan mereka
berserah diri.
Allāhul-lażī
khalaqakum min ḍa‘fin ṡumma ja‘ala mim ba‘di ḍa‘fin quwwatan ṡumma
ja‘ala mim ba‘di quwwatin ḍa‘faw wa syaibah(tan), yakhluqu mā yasyā'(u),
wa huwal-‘alīmul-qadīr(u).
Allah
adalah Zat yang menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan(-mu) kuat setelah keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikan(-mu)
lemah (kembali) setelah keadaan kuat dan beruban.595) Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Catatan Kaki
595) Kata lemah yang pertama berarti masa ketika masih berupa nutfah. Kata lemah yang kedua berarti masa kanak-kanak. Adapun kata kuat berarti masa muda.
Pada hari (ketika) terjadi kiamat, para pendurhaka (kafir) bersumpah bahwa mereka berdiam (dalam kubur) hanya sesaat (saja).596) Begitulah dahulu mereka dipalingkan (dari kebenaran).
Catatan Kaki
596) Sebagaimana mereka berdusta dalam perkataan mereka ini, seperti itulah mereka selalu berdusta di dunia.
Wa
qālal-lażīna ūtul-‘ilma wal-īmāna laqad labiṡtum fī kitābillāhi ilā
yaumil-ba‘ṡ(i), fa hāżā yaumul-baṡi wa lākinnakum kuntum lā
ta‘lamūn(a).
Orang-orang
yang diberi ilmu dan iman berkata (kepada orang-orang kafir), “Sungguh,
kamu benar-benar telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah
sampai hari Kebangkitan. Maka, inilah hari Kebangkitan itu, tetapi
dahulu kamu tidak mengetahui (bahwa itu benar adanya).”
Wa
laqad ḍarabnā lin-nāsi fī hāżal-qur'āni min kulli maṡal(in), wa la'in
ji'tahum bi'āyatil layaqūlannal-lażīna kafarū in antum illā mubṭilūn(a).
Sungguh,
Kami benar-benar telah menjelaskan dalam Al-Qur’an ini segala macam
perumpamaan kepada manusia. Sungguh, jika engkau membawa suatu ayat
kepada mereka, pastilah orang-orang kafir itu akan berkata, “Kamu
hanyalah pembuat kepalsuan belaka.”
Faṣbir inna wa‘dallāhi ḥaqquw wa lā yastakhiffannakal-lażīna lā yūqinūn(a).
Maka,
bersabarlah engkau (Nabi Muhammad)! Sesungguhnya janji Allah itu benar.
Jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat
Allah) itu membuat engkau bersedih.
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran