Am yaqūlūnaftarāhu balhuwal-ḥaqqu mir rabbika litunżira qaumam mā atāhum min nażīrim min qablika la‘allahum yahtadūn(a).
Akan
tetapi, mengapa mereka (orang kafir) mengatakan, “Dia (Nabi Muhammad)
telah mengada-adakannya.” Sebaliknya, Al-Qur’an itulah kebenaran (yang
datang) dari Tuhanmu agar engkau memberi peringatan kepada kaum yang
sama sekali belum pernah didatangi seorang pemberi peringatan sebelum
engkau. (Demikian ini) agar mereka mendapat petunjuk.
Allāhul-lażī
khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā fī sittati ayyāmin
ṡummastawā ‘alal-‘arsy(i), mā lakum min dūnihī miw waliyyiw wa lā
syafī‘(in), afalā tatażakkarūn(a).
Allah
adalah Zat yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di
antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy.604) Bagimu tidak ada seorang pun pelindung dan pemberi syafaat selain Dia. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?
Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (segala urusan) itu naik kepada-Nya605) pada hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
Catatan Kaki
605) Yang dimaksud urusan itu naik kepada-Nya adalah beritanya dibawa oleh malaikat. Ayat ini merupakan tamsil bagi kebesaran Allah Swt. dan keagungan-Nya.
Ṡumma sawwāhu wa nafakha fīhi mir rūḥihī wa ja‘ala lakumus-sam‘a wal-abṣāra wal-af'idah(ta), qalīlam mā tasykurūn(a).
Kemudian,
Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam
(tubuh)-nya. Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani
untukmu. Sedikit sekali kamu bersyukur.
Wa qālū a'iżā ḍalalnā fil-arḍi a'innā lafī khalqin jadīd(in), bal hum biliqā'i rabbihim kāfirūn(a).
Mereka berkata, “Apakah apabila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami akan (kembali) dalam ciptaan yang baru?”606) Bahkan (bukan hanya itu), mereka pun mengingkari pertemuan dengan Tuhannya.
Catatan Kaki
606) Mereka dihidupkan kembali untuk menerima balasan Allah Swt. pada hari Kiamat.
Wa lau tarā iżil-mujrimūna nākisū ru'ūsihim ‘inda rabbihim, rabbanā abṣarnā wa sami‘nā farji‘nā na‘mal ṣāliḥan innā mūqinūn(a).
Sekiranya
kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di
hadapan Tuhannya, (kamu akan melihat sesuatu yang sangat luar biasa dan
mereka berkata,) “Ya Tuhan kami, kami telah melihat (hari Kiamat yang
kami ingkari) dan mendengar (dari-Mu kebenaran ucapan rasul-rasul-Mu).
Maka, kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan beramal saleh.
Sesungguhnya kami (sekarang) adalah orang-orang yang yakin (akan adanya
hari Kiamat).”
Wa
lau syi'nā la'ātainā kulla nafsin hudāhā wa lākin ḥaqqal-qaulu minnī
la'amla'anna jahannama minal-jinnati wan-nāsi ajma‘īn(a).
Seandainya
Kami menghendaki, niscaya Kami menganugerahkan kepada setiap jiwa
petunjuk (bagi)-nya, tetapi telah berlaku ketetapan dari-Ku (bahwa)
sungguh Aku pasti akan memenuhi (neraka) Jahanam dengan jin dan manusia
bersama-sama.
Fa żūqū bimā nasītum liqā'a yaumikum hāżā, innā nasīnākum wa żūqū ‘ażābal-khuldi bimā kuntum ta‘malūn(a).
Rasakanlah
olehmu (azab ini) karena kamu melalaikan pertemuan dengan harimu ini
(hari Kiamat). Sesungguhnya Kami pun melalaikanmu. Rasakanlah azab yang
kekal karena apa yang selalu kamu kerjakan!”
Innamā yu'minu bi'āyātinal-lażīna iżā żukkirū bihā kharrū sujjadaw wa sabbaḥū biḥamdi rabbihim wa hum lā yastakbirūn(a).
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang
yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur
(dalam keadaan) sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya dan mereka
pun tidak menyombongkan diri.
Tatajāfā junūbuhum ‘anil-maḍāji‘i yad‘ūna rabbahum khaufaw wa ṭama‘ā(n), wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn(a).
Lambung
(tubuh) mereka jauh dari tempat tidur (untuk salat malam) seraya berdoa
kepada Tuhannya dengan rasa takut (akan siksa-Nya) dan penuh harap
(akan rahmat-Nya) dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka.
Tidak
seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa
(macam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa
yang selalu mereka kerjakan.
Ammal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti falahum jannātul-ma'wā, nuzulam bimā kānū ya‘malūn(a).
Adapun
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka akan
mendapat surga-surga (sebagai) tempat kediaman sebagai balasan atas apa
yang selalu mereka kerjakan.
Wa
ammal-lażīna fasaqū fa ma'wākumun nāru kullamā arādū ay yakhrujū minhā
u‘īdū fīhā wa qīla lahum żūqū ‘ażāban nāril-lażī kuntum bihī
tukażżibūn(a).
Adapun
orang-orang yang fasik (kafir), tempat kediaman mereka adalah neraka.
Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke
dalamnya dan dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah azab neraka yang
dahulu selalu kamu dustakan.”
Wa lanużīqannahum minal-‘ażābil-adnā dūnal-‘ażābil-akbari la‘allahum yarji‘ūn(a).
Kami
pasti akan menimpakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia)
sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).
Wa man aẓlamu mimman żukkira bi'āyāti rabbihī ṡumma a‘raḍa ‘anhā, innā minal-mujrimīna muntaqimūn(a).
Siapakah
yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan
ayat-ayat Tuhannya, kemudian dia berpaling darinya? Sesungguhnya Kami
akan memberikan balasan kepada para pendosa.
Wa laqad ātainā mūsal-kitāba falā takun fī miryatim mil liqā'ihī wa ja‘alnāhu hudal libanī isrā'īl(a).
Sungguh,
Kami benar-benar telah menganugerahkan Kitab (Taurat) kepada Musa.
Maka, janganlah engkau (Nabi Muhammad) ragu-ragu menerimanya (Al-Qur’an)
dan Kami menjadikan Kitab (Taurat) itu sebagai petunjuk bagi Bani
Israil.
Wa ja‘alnā minhum a'immatay yahdūna bi'amrinā lammā ṣabarū, wa kānū bi'āyātinā yūqinūn(a).
Kami
menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini
ayat-ayat Kami.
Awalam yahdi lahum kam ahlaknā min qablihim minal-qurūni yamsyūna fī masākinihim, inna fī żālika la'āyāt(in), afalā yasma‘ūn(a).
Tidakkah
menjadi petunjuk bagi mereka (kaum kafir Makkah), betapa banyak umat
sebelum mereka yang telah Kami binasakan, sedangkan mereka sendiri
berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah). Apakah mereka tidak
mendengarkan (memperhatikan)?
Tidakkah
mereka memperhatikan bahwa Kami mengarahkan (awan yang mengandung) air
ke bumi yang tandus, lalu Kami menumbuhkan dengannya (air hujan)
tanam-tanaman, sehingga hewan-hewan ternak mereka dan mereka sendiri
dapat makan darinya. Maka, mengapa mereka tidak memperhatikan?