Yā ayyuhan-nabiyyuttaqillāha wa lā tuṭi‘il-kāfirīna wal-munāfiqīn(a), innallāha kāna ‘alīman ḥakīmā(n).
Wahai
Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau menuruti
(keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Mā
ja‘alallāhu lirajulim min qalbaini fī jaufih(ī), wa mā ja‘ala
azwājakumul-lā'ī tuẓāhirūna minhunna ummahātikum, wa mā ja‘ala
ad‘iyā'akum abnā'akum, żālikum qaulukum bi'afwāhikum, wallāhu
yaqūlul-ḥaqqa wa huwa yahdis-sabīl(a).
Allah
tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya, Dia tidak
menjadikan istri-istrimu yang kamu zihar itu sebagai ibumu, dan Dia pun
tidak menjadikan anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang
demikian itu hanyalah perkataan di mulutmu saja. Allah mengatakan
sesuatu yang hak dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).
Ud‘ūhum
li'ābā'ihim huwa aqsaṭu ‘indallāh(i), fa illam ta‘lamū ābā'ahum fa
ikhwānukum fid-dīni wa mawālīkum, wa laisa ‘alaikum junāḥun fīmā
akhṭa'tum bihī wa lākim mā ta‘ammadat qulūbukum, wa kānallāhu gafūrar
raḥīmā(n).
Panggillah
mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak mereka. Itulah
yang adil di sisi Allah. Jika kamu tidak mengetahui bapak mereka,
(panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu.607)
Tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada
dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Catatan Kaki
607) Yang dimaksud dengan maula dalam ayat ini adalah teman dekat.
An-nabiyyu
aulā bil-mu'minīna min anfusihim wa azwājuhū ummahātuhum, wa
ulul-arḥāmi ba‘ḍuhum aulā biba‘ḍin fī kitābillāhi minal-mu'minīna
wal-muhājirīna illā an taf‘alū ilā auliyā'ikum ma‘rūfā(n), kāna żālika
fil-kitābi masṭūrā(n).
Nabi
itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka
sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. Orang-orang yang
mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (saling mewarisi)
di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang
Muhajirin, kecuali kalau kamu hendak berbuat baik kepada
saudara-saudaramu (seagama). Demikian itu telah tertulis dalam Kitab
(Allah).
Wa
iż akhażnā minan-nabiyyīna mīṡāqahum wa minka wa min nūḥiw wa ibrāhīma
wa mūsā wa ‘īsabni maryam(a), wa akhażnā minhum mīṡāqan galīẓā(n).
(Ingatlah)
ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi, darimu (Nabi
Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam. Kami telah
mengambil dari mereka perjanjian yang teguh,608)
Catatan Kaki
608) Yang dimaksud dengan perjanjian teguh yang diambil dari para nabi adalah kesanggupan mereka untuk menyampaikan agama kepada umatnya masing-masing.
Liyas'alaṣ-ṣādiqīna ‘an ṣidqihim, wa a‘adda lil-kāfirīna ‘ażāban alīmā(n).
agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka.609) Dia menyediakan azab yang pedih bagi orang-orang kafir.
Catatan Kaki
609) Pada hari Kiamat Allah Swt. akan menanyakan kepada para rasul sampai di mana usaha mereka menyampaikan ajaran Allah Swt. kepada umatnya dan sampai di mana umatnya melaksanakan ajaran Allah Swt. itu.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanużkurū ni‘matallāhi ‘alaikum iż jā'atkum junūdun
fa'arsalnā ‘alaihim rīḥaw wa junūdal lam tarauhā, wa kānallāhu bimā
ta‘malūna baṣīrā(n).
Wahai
orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah (yang telah
dikaruniakan) kepadamu ketika bala tentara datang kepadamu, lalu Kami
kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara (malaikat) yang
tidak dapat terlihat olehmu.610) Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Catatan Kaki
610) Ayat ini menerangkan kisah bala tentara kafir yang dikalahkan dalam Perang Khandaq (Ahzab).
Iż jā'ūkum min fauqikum wa min asfala minkum wa iż zāgatil-abṣāru wa balagatil-qulūbul-ḥanājira wa taẓunnūna billāhiẓ-ẓunūnā.
Ketika
mereka datang kepadamu dari arah atas dan bawahmu, ketika
penglihatan(-mu) terpana, hatimu menyesak sampai ke tenggorokan,611) dan kamu berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah,
Catatan Kaki
611) Ayat ini menggambarkan begitu hebatnya perasaan takut dan gentar kaum mukmin pada waktu itu.
Wa iż yaqūlul-munāfiqūna wal-lażīna fī qulūbihim maraḍum mā wa‘adanallāhu wa rasūluhū illā gurūrā(n).
(Ingatlah)
ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang di hatinya terdapat
penyakit berkata, “Apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami
hanyalah tipu daya belaka.”
Wa
iż qālat ṭā'ifatum minhum yā ahla yaṡriba lā muqāma lakum farji‘ū, wa
yasta'żinu farīqum minhumun-nabiyya yaqūlūna inna buyūtanā ‘aurah(tun),
wa mā hiya bi‘aurah(tin), iy yurīdūna illā firārā(n).
(Ingatlah)
ketika segolongan di antara mereka berkata, “Wahai penduduk Yasrib
(Madinah), tidak ada tempat bagimu. Maka, kembalilah kamu!” Sebagian
dari mereka meminta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan
berkata, “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).”
Padahal, rumah-rumah itu tidak terbuka. Mereka hanya ingin lari (dari
peperangan).
Wa lau dukhilat ‘alaihim min aqṭārihā ṡumma su'ilul-fitnata la'ātauhā wa mā talabbaṡū bihā illā yasīrā(n).
Seandainya (Yasrib) diserang dari segala penjuru, kemudian mereka diminta untuk melakukan fitnah,612) niscaya mereka mengerjakannya. Mereka tidak menunda permintaan itu, kecuali hanya sebentar.
Catatan Kaki
612) Fitnah yang dimaksud dalam ayat ini adalah melakukan kekacauan, seperti murtad dan membantu pasukan musuh dalam peperangan.
Wa laqad kānū ‘āhadullāha min qablu lā yuwallūnal-adbār(a), wa kāna ‘ahdullāhi mas'ūlā(n).
Sungguh,
mereka sebelum itu benar-benar telah berjanji kepada Allah tidak akan
berbalik ke belakang (mundur). Perjanjian dengan Allah akan diminta
pertanggungjawabannya.
Qul lay yanfa‘akumul-firāru in farartum minal-mauti awil-qatli wa iżal lā tumatta‘ūna illā qalīlā(n).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Lari itu tidak akan berguna bagimu ketika kamu lari
dari kematian atau pembunuhan. Jika demikian, kamu tidak akan mengecap
kesenangan, kecuali sebentar saja.”
Qul
man żal-lażī ya‘ṣimukum minallāhi in arāda bikum sū'an au arāda bikum
raḥmah(tan), wa lā yajidūna lahum min dūnillāhi waliyyaw wa lā
naṣīrā(n).
Katakanlah,
“Siapa yang dapat melindungi kamu dari (ketentuan) Allah jika Dia
menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” Mereka
itu tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.
Qad ya‘lamullāhul-mu‘awwiqīna minkum wal-qā'ilīna li'ikhwānihim halumma ilainā, wa lā ya'tūnal-ba'sa illā qalīlā(n).
Sungguh,
Allah mengetahui para penghalang (untuk berperang) dari (golongan)-mu
dan orang yang berkata kepada saudara-saudaranya, “Marilah bersama
kami.” Mereka tidak datang berperang, kecuali hanya sebentar.
Asyiḥḥatan
‘alaikum, fa iżā jā'al-khaufu ra'aitahum yanẓurūna ilaika tadūru
a‘yunuhum kal-lażī yugsyā ‘alaihi minal-maut(i), fa iżā żahabal-khaufu
salaqūkum bi'alsinatin ḥidādin asyiḥḥatan ‘alal-khair(i), ulā'ika lam
yu'minū fa aḥbaṭallāhu a‘mālahum, wa kāna żālika ‘alallāhi yasīrā(n).
Mereka
(kaum munafik) kikir terhadapmu. Apabila datang ketakutan (bahaya),
kamu melihat mereka memandang kepadamu dengan bola mata yang
berputar-putar seperti orang yang pingsan karena akan mati. Apabila
ketakutan telah hilang, mereka mencacimu dengan lidah yang tajam,
sementara mereka kikir untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman,
maka Allah menghapus amalnya. Hal yang demikian itu sangat mudah bagi
Allah.
Yaḥsabūnal-aḥzāba
lam yażhabū, wa iy ya'til aḥzābu yawaddū lau annahum bādūna fil a‘rābi
yas'alūna ‘an ambā'ikum, wa lau kānū fīkum mā qātalū illā qalīlā(n).
Mereka
mengira (bahwa) golongan-golongan (yang bersekutu) itu belum pergi.
Jika golongan-golongan itu datang kembali, mereka pasti ingin berada di
dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badui, sambil menanyakan berita
tentangmu. Seandainya mereka berada bersamamu, niscaya mereka tidak akan
berperang, kecuali sebentar saja.
Laqad kāna lakum fī rasūlillāhi uswatun ḥasanatul liman kāna yarjullāha wal yaumal ākhira wa żakarallāha kaṡīrā(n).
Sungguh,
pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu,
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.
Wa
lammā ra'al-mu'minūnal-aḥzāb(a), qālū hāżā mā wa‘adanallāhu wa rasūluhū
wa ṣadaqallāhu wa rasūluh(ū), wa mā zādahum illā īmānaw wa taslīmā(n).
Ketika
orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu,
mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya613) kepada kita.” Benarlah Allah dan Rasul-Nya. Hal itu justru makin menambah keimanan dan keislaman mereka.
Catatan Kaki
613) Yang dijanjikan Allah Swt. dan Rasul itu adalah kemenangan setelah mengalami kesukaran.
Minal-mu'minīna
rijālun ṣadaqū mā ‘āhadullāha ‘alaih(i), faminhum man qaḍā naḥbah(ū),
wa minhum may yantaẓir(u), wa mā baddalū tabdīlā(n).
Di
antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang
telah mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur dan
di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu.614) Mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)
Catatan Kaki
614) Yang dimaksud dengan menunggu pada ayat ini adalah menunggu salah satu di antara dua kebaikan, yakni menang atau mati syahid.
Liyajziyallāhuṣ-ṣādiqīna biṣidqihim wa yu‘ażżibal-munāfiqīna in syā'a au yatūba ‘alaihim, innallāha kāna gafūrar raḥīmā(n).
agar
Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena
kebenarannya dan mengazab orang munafik jika Dia menghendaki atau
menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Wa
raddallāhul-lażīna kafarū bigaiẓihim lam yanālū khairā(n), wa
kafallāhul-mu'minīnal-qitāl(a), wa kānallāhu qawiyyan ‘azīzā(n).
Allah
menghalau orang-orang kafir itu dalam keadaan hati mereka penuh
kejengkelan. Mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Cukuplah Allah
(yang menghindarkan) orang-orang mukmin dari peperangan.615) Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Catatan Kaki
615) Dalam perang Khandaq, orang mukmin urung berperang sebab Allah Swt. telah menghalau musuh mereka dengan mengirimkan angin dan malaikat.
Wa
anzalal-lażīna ẓāharūhum min ahlil-kitābi min ṣayāṣīhim wa qażafa fī
qulūbihimur-ru‘ba farīqan taqtulūna wa ta'sirūna farīqā(n).
Dia
menurunkan orang-orang Ahlulkitab (Bani Quraizah) yang membantu mereka
(golongan-golongan yang bersekutu) dari benteng-benteng mereka. Dia
memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebagian mereka kamu bunuh
dan sebagian yang lain kamu tawan.616)
Catatan Kaki
616) Setelah golongan-golongan yang bersekutu itu kocar-kacir, Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw. untuk menghukum Yahudi Bani Quraizah dan mengusir mereka dari benteng-benteng mereka. Seluruh laki-laki dewasa yang ikut berperang kemudian dibunuh, sedangkan perempuan dan anak-anak ditawan.
Yā
ayyuhan-nabiyyu qul li'azwājika in kuntunna turidnal-ḥayātad-dun-yā wa
zīnatahā fa ta‘ālaina umatti‘kunna wa usarriḥkunna sarāḥan jamīlā(n).
Wahai
Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, “Jika kamu menginginkan
kehidupan di dunia dan perhiasannya, kemarilah untuk kuberikan kepadamu
mut‘ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.
Wa in kuntunna turidnallāha wa rasūlahū wad-dāral-ākhirata fa innallāha a‘adda lil-muḥsināti minkunna ajran ‘aẓīmā(n).
Jika
kamu menginginkan Allah, Rasul-Nya, dan negeri akhirat, sesungguhnya
Allah menyediakan pahala yang besar bagi siapa yang berbuat baik di
antara kamu.”
Yā
nisā'an-nabiyyi may ya'ti minkunna bifāḥisyatim mubayyinatiy yuḍā‘af
lahal-‘ażābu ḍi‘fain(i), wa kāna żālika ‘alallāhi yasīrā(n).
Wahai
istri-istri Nabi, siapa di antara kamu yang melakukan perbuatan keji
yang nyata, pasti azabnya akan dilipatgandakan dua kali lipat kepadanya.
Hal yang demikian itu sangat mudah bagi Allah.
Wa may yaqnut minkunna lillāhi wa rasūlihī wa ta‘mal ṣāliḥan nu'tihā ajrahā marratain(i), wa a‘tadnā lahā rizqan karīmā(n).
Siapa
di antara kamu (istri-istri Nabi) yang tetap taat kepada Allah dan
Rasul-Nya dan mengerjakan amal saleh, niscaya Kami anugerahkan kepadanya
pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.
Yā
nisā'an-nabiyyi lastunna ka'aḥadim minan-nisā'i inittaqaitunna falā
takhḍa‘na bil-qauli fa yaṭma‘al-lażī fī qalbihī maraḍuw wa qulna qaulam
ma‘rūfā(n).
Wahai
istri-istri Nabi, kamu tidaklah seperti perempuan-perempuan yang lain
jika kamu bertakwa. Maka, janganlah kamu merendahkan suara (dengan lemah
lembut yang dibuat-buat) sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit
dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.
Wa
qarna fī buyūtikunna wa lā tabarrajna tabarrujal-jāhiliyyatil-ūlā wa
aqimnaṣ-ṣalāta wa ātīnaz-zakāta wa aṭi‘nallāha wa rasūlah(ū), innamā
yurīdullāhu liyużhiba ‘ankumur-rijsa ahlal-baiti wa yuṭahhirakum
taṭhīrā(n).
Tetaplah
(tinggal) di rumah-rumahmu dan janganlah berhias (dan bertingkah laku)
seperti orang-orang jahiliah dahulu. Tegakkanlah salat, tunaikanlah
zakat, serta taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hanya
hendak menghilangkan dosa darimu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya.
Sesungguhnya
muslim dan muslimat, mukmin dan mukminat, laki-laki dan perempuan yang
taat, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan
penyabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan
yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kemaluannya, laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut (nama) Allah, untuk mereka Allah telah menyiapkan
ampunan dan pahala yang besar.
Wa
mā kāna limu'miniw wa lā mu'minatin iżā qaḍallāhu wa rasūluhū amran ay
yakūna lahumul-khiyaratu min amrihim, wa may ya‘ṣillāha wa rasūlahū
faqad ḍalla ḍalālam mubīnā(n).
Tidaklah
pantas bagi mukmin dan mukminat, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketentuan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka
tentang urusan mereka. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya,
sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.
Wa
iż taqūlu lil-lażī an‘amallāhu ‘alaihi wa an‘amta ‘alaihi amsik
‘alaika zaujaka wattaqillāha wa tukhfī fī nafsika mallāhu mubdīhi wa
takhsyan-nās(a), wallāhu aḥaqqu an takhsyāh(u), falammā qaḍā zaidum
minhā waṭaran zawwajnākahā likai lā yakūna ‘alal-mu'minīna ḥarajun fī
azwāji ad‘iyā'ihim iżā qaḍau minhunna waṭarā(n), wa kāna amrullāhi
maf‘ūlā(n).
(Ingatlah)
ketika engkau (Nabi Muhammad) berkata kepada orang yang telah diberi
nikmat oleh Allah dan engkau (juga) telah memberi nikmat kepadanya,
“Pertahankan istrimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang engkau
menyembunyikan di dalam hatimu apa yang akan dinyatakan oleh Allah, dan
engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak untuk engkau
takuti. Maka, ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya
(menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab) agar tidak
ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak
angkat mereka, apabila mereka telah menyelesaikan keperluan terhadap
istri-istrinya. Ketetapan Allah itu pasti terjadi.
Mā
kāna ‘alan-nabiyyi min ḥarajin fīmā faraḍallāhu lah(ū), sunnatallāhi
fil-lażīna khalau min qabl(u), wa kāna amrullāhi qadaram maqdūrā(n).
Tidak
ada keberatan apa pun pada Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah
baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunah Allah
pada (nabi-nabi) yang telah terdahulu. Ketetapan Allah itu merupakan
ketetapan yang pasti berlaku,
Allażīna yuballigūna risālātillāhi wa yakhsyaunahū wa lā yakhsyauna aḥadan illallāh(a), wa kafā billāhi ḥasībā(n).
(yaitu)
orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, dan takut
kepada-Nya serta tidak merasa takut kepada siapa pun selain kepada
Allah. Cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.
Mā
kāna muḥammadun abā aḥadim mir rijālikum wa lākir rasūlallāhi wa
khātaman-nabiyyīn(a), wa kānallāhu bikulli syai'in ‘alīmā(n).
Muhammad
itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, melainkan dia adalah
utusan Allah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.
Huwal-lażī yuṣallī ‘alaikum wa malā'ikatahū liyukhrijakum minaẓ-ẓulumāti ilan-nūr(i), wa kāna bil-mu'minīna raḥīmā(n).
Dialah
yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan
untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari berbagai kegelapan menuju
cahaya (yang terang benderang). Dia Maha Penyayang kepada orang-orang
mukmin.
Taḥiyyatuhum yauma yalqaunahū salām(un), wa a‘adda lahum ajran karīmā(n).
Ucapan
penghormatan (Allah kepada) mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari
ketika mereka menemui-Nya ialah, “Salam,” dan Dia siapkan untuk mereka
pahala yang mulia.
Wa lā tuṭi‘il-kāfirīna wal-munāfiqīna wa da‘ ażāhum wa tawakkal ‘alallāh(i), wa kafā billāhi wakīlā(n).
Janganlah
engkau (Nabi Muhammad) menuruti orang-orang kafir dan orang-orang
munafik itu, biarkan (saja) gangguan mereka, dan bertawakallah kepada
Allah. Cukuplah Allah sebagai pelindung.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū iżā nakaḥtumul-mu'mināti ṡumma ṭallaqtumūhunna min
qabli an tamassūhunna famā lakum ‘alaihinna min ‘iddatin ta‘taddūnahā,
fa matti‘ūhunna wa sarriḥūhunna sarāḥan jamīlā(n).
Wahai
orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan
mukminat, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya,
tidak ada masa idah atas mereka yang perlu kamu perhitungkan. Maka,
berilah mereka mutah (pemberian) dan lepaskanlah mereka dengan cara yang
sebaik-baiknya.
Yā
ayyuhan-nabiyyu innā aḥlalnā laka azwājakal-lātī ātaita ujūrahunna wa
mā malakat yamīnuka mimmā afā'allāhu ‘alaika wa banāti ‘ammika wa
banāti ‘ammātika wa banāti khālika wa banāti khālātikal-lātī hājarna
ma‘ak(a), wamra'atam mu'minatan iw wahabat nafsahā lin-nabiyyi in
arādan-nabiyyu ay yastankiḥahā, khāliṣatal laka min dūnil-mu'minīn(a),
qad ‘alimnā mā faraḍnā ‘alaihim fī azwājihim wa mā malakat aimānuhum
likailā yakūna ‘alaika ḥaraj(un), wa kānallāhu gafūrar raḥīmā(n).
Wahai
Nabi (Muhammad) sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu
istri-istrimu yang telah engkau berikan maskawinnya dan hamba sahaya
yang engkau miliki dari apa yang engkau peroleh dalam peperangan yang
dianugerahkan Allah untukmu dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari
saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan
bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu, anak-anak
perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersamamu, dan
perempuan mukminat yang menyerahkan dirinya kepada Nabi jika Nabi ingin
menikahinya sebagai kekhususan bagimu, bukan untuk orang-orang mukmin
(yang lain). Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan
kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka
miliki agar tidak menjadi kesempitan bagimu. Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Turjī
man tasyā'u wa tu'wī ilaika man tasyā'(u), wa manibtagaita mimman
‘azalta falā junāḥa ‘alaik(a), żālika adnā an taqarra a‘yunuhunna wa lā
yaḥzanna wa yarḍaina bimā ātaitahunna kulluhunn(a), wallāhu ya‘lamu mā
fī qulūbikum, wa kānallāhu ‘alīman ḥalīmā(n).
Engkau
(Nabi Muhammad) boleh menangguhkan (menggauli) siapa yang engkau
kehendaki di antara mereka (para istrimu) dan (boleh pula) menggauli
siapa (di antara mereka) yang engkau kehendaki. Siapa yang engkau ingini
untuk menggaulinya kembali dari istri-istrimu yang telah engkau
sisihkan, tidak ada dosa bagimu. Itu adalah lebih dekat untuk
menyenangkan hati mereka. Mereka tidak merasa sedih dan mereka semua
rela dengan apa yang telah engkau berikan kepada mereka. Allah
mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Penyantun.618)
Catatan Kaki
618) Menurut riwayat, pada suatu ketika istri-istri Nabi Muhammad saw. ada yang cemburu dan ada yang meminta tambahan belanja. Maka, Nabi Muhammad saw. memutuskan hubungan dengan mereka sampai sebulan lamanya. Oleh karena takut diceraikan Nabi, mereka datang kepada Nabi menyatakan kerelaannya atas apa saja yang akan diperbuat Nabi terhadap mereka. Turunnya ayat ini memberikan izin kepada Nabi untuk menggauli atau tidak menggauli istri yang dikehendakinya serta merujuk istri-istrinya, jika sudah ada yang diceraikannya.
Lā
yaḥillu lakan-nisā'u mim ba‘du wa lā an tabaddala bihinna min azwājiw
wa lau a‘jabaka ḥusnuhunna illā mā malakat yamīnuk(a), wa kānallāhu ‘alā
kulli syai'ir raqībā(n).
Tidak
halal bagimu (Nabi Muhammad) menikahi perempuan-perempuan (lain)
setelah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan istri-istri
(yang lain) meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali
perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang engkau miliki. Allah Maha
Mengawasi segala sesuatu.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū lā tadkhulū buyūtan-nabiyyi illā ay yu'żana lakum
ilā ṭa‘āmin gaira nāẓirīna ināhu wa lākin iżā du‘ītum fadkhulū fa iżā
ṭa‘imtum fantasyirū wa lā musta'nisīna liḥadīṡ(in), inna żālikum kāna
yu'żin-nabiyya fayastaḥyī minkum, wallāhu lā yastaḥyī minal-ḥaqq(i), wa
iżā sa'altumūhunna matā‘an fas'alūhunna miw warā'i ḥijāb(in), żālikum
aṭharu liqulūbikum wa qulūbihinn(a), wa mā kāna lakum an tu'żū
rasūlallāhi wa lā an tankiḥū azwājahū mim ba‘dihī abadā(n), inna żālikum
kāna ‘indallāhi ‘aẓīmā(n).
Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi,
kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak
(makanannya),619)
tetapi jika kamu diundang, masuklah dan apabila kamu selesai makan,
keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia malu kepadamu (untuk
menyuruhmu keluar). Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila
kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi),
mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi
hatimu dan hati mereka. Kamu tidak boleh menyakiti (hati) Rasulullah dan
tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-lamanya setelah Nabi
(wafat). Sesungguhnya yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi
Allah.
Catatan Kaki
619) Ayat ini melarang sahabat masuk ke rumah Rasulullah untuk makan sambil menunggu-nunggu waktu makannya Rasulullah.
Lā
junāḥa ‘alaihinna fī ābā'ihinna wa lā abnā'ihinna wa lā ikhwānihinna wa
lā abnā'i ikhwānihinna wa lā abnā'i akhawātihinna wa lā nisā'ihinna wa
lā mā malakat aimānuhunn(a), wattaqīnallāh(a), innallāha kāna ‘alā kulli
syai'in syahīdā(n).
Tidak
ada dosa atas mereka (istri-istri Nabi Muhammad untuk berjumpa tanpa
tabir) dengan bapak-bapak mereka, anak laki-laki mereka, saudara
laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak
laki-laki dari saudara perempuan mereka, perempuan-perempuan mereka
(wanita-wanita muslimat, baik keluarga maupun bukan) dan hamba sahaya
yang mereka miliki. Bertakwalah kamu (istri-istri Nabi) kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
Innallāha wa malā'ikatahū yuṣallūna ‘alan-nabiyy(i), yā ayyuhal-lażīna āmanū ṣallū ‘alaihi wa sallimū taslīmā(n).
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi.620) Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.621)
Catatan Kaki
620) Selawat dari Allah Swt. berarti memberi rahmat, dari malaikat berarti memohonkan ampunan, dan dari orang-orang mukmin berarti berdoa agar diberi rahmat, seperti dengan perkataan, “Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad”.
621) Dengan mengucapkan perkataan seperti, “Assalāmu ‘alaika ayyuhan-nabi”, yang artinya ‘semoga keselamatan terlimpah kepadamu, wahai Nabi’.
Innal-lażīna yu'żūnallāha wa rasūlahū la‘anahumullāhu fid-dun-yā wal-ākhirati wa a‘adda lahum ‘ażābam muhīnā(n).
Sesungguhnya
orang-orang yang menyakiti (menista) Allah dan Rasul-Nya, Allah akan
melaknatnya di dunia dan di akhirat dan menyediakan bagi mereka azab
yang menghinakan.
Wal-lażīna yu'żūnal-mu'minīna wal-mu'mināti bigairi maktasabū faqadiḥtamalū buhtānaw wa iṡmam mubīnā(n).
Orang-orang
yang menyakiti mukminin dan mukminat, tanpa ada kesalahan yang mereka
perbuat, sungguh, mereka telah menanggung kebohongan dan dosa yang
nyata.
Yā
ayyuhan-nabiyyu qul li'azwājika wa banātika wa nisā'il-mu'minīna
yudnīna ‘alaihinna min jalābībihinn(a), żālika adnā ay yu‘rafna falā
yu'żain(a), wa kānallāhu gafūrar raḥīmā(n).
Wahai
Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu
dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya622)
ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah
untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Catatan Kaki
622) Menurut satu pendapat, jilbab adalah sejenis baju kurung yang longgar yang dapat menutup kepala, wajah, dan dada.
Sungguh,
jika orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya
dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah tidak berhenti
(dari menyakitimu), pasti Kami perintahkan engkau (Nabi Muhammad untuk
memerangi) mereka, kemudian mereka tidak lagi menjadi tetanggamu (di
Madinah), kecuali sebentar
Sunnatallāhi fil-lażīna khalau min qabl(u), wa lan tajida lisunnatillāhi tabdīlā(n).
(Hukuman
itu) sebagai sunatullah yang berlaku terhadap orang-orang yang telah
berlalu sebelum kamu. Engkau tidak akan mendapati perubahan pada
sunatullah.
Orang-orang
bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang hari Kiamat. Katakanlah bahwa
pengetahuan tentang hal itu hanya ada di sisi Allah.” Tahukah engkau,
boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat.
Yauma tuqallabu wujūhuhum fin-nāri yaqūlūna yā laitanā aṭa‘nallāha wa aṭa‘nar-rasūlā.
Pada
hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka. Mereka
berkata, “Aduhai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula)
kepada Rasul.”
Wa qālū rabbanā innā aṭa‘nā sādatanā wa kubarā'anā fa aḍallūnas-sabīlā.
Mereka
berkata, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para
pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan
(yang benar).
Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā takūnū kal-lażīna āżau mūsā fa barra'ahullāhu mimmā qālū, wa kāna ‘indallāhi wajīhā(n).
Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang (dari Bani
Israil) yang menyakiti Musa, lalu Allah membersihkannya dari
tuduhan-tuduhan yang mereka lontarkan. Dia seorang yang mempunyai
kedudukan terhormat di sisi Allah.
Yuṣliḥ lakum a‘mālakum wa yagfir lakum żunūbakum, wa may yuṭi‘illāha wa rasūlahū faqad fāza fauzan ‘aẓīmā(n).
Niscaya
Dia (Allah) akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu.
Siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia menang dengan
kemenangan yang besar.
Innā
‘araḍnal-amānata ‘alas-samāwāti wal-arḍi fa abaina ay yaḥmilnahā wa
asyfaqna minhā wa ḥamalahal-insān(u), innahū kāna ẓalūman jahūlā(n).
Sesungguhnya
Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung;
tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh.
Liyu‘ażżiballāhul-munāfiqīna
wal-munāfiqāti wal-musyrikīna wal-musyrikāti wa yatūballāhu
‘alal-mu'minīna wal-mu'mināt(i), wa kānallāhu gafūrar raḥīmā(n).
Dengan
demikian, Allah akan mengazab orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan serta orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan. Allah akan
menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran