Al-ḥamdu lillāhil-lażī lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi wa lahul-ḥamdu fil-ākhirah(ti), wa huwal-ḥakīmul-khabīr(u).
Segala
puji bagi Allah yang memiliki segala yang di langit dan yang di bumi
serta bagi-Nya segala puji di akhirat. Dialah Yang Maha Bijaksana lagi
Maha Teliti.
Ya‘lamu mā yaliju fil-arḍi wa mā yakhruju minhā wa mā yanzilu minas-samā'i wa mā ya‘ruju fīhā, wa huwar-raḥīmul-gafūr(u).
Dia
mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar darinya, apa
yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dialah Yang Maha
Penyayang lagi Maha Pengampun.
Wa
qālal-lażīna kafarū lā ta'tīnas-sā‘ah(tu), qul balā wa rabbī
lata'tiyannakum, ‘ālimul-gaib(i), lā ya‘zubu ‘anhu miṡqālu żarratin
fis-samāwāti wa lā fil-arḍi wa lā aṣgaru min żālika wa lā akbaru illā fī
kitābim mubīn(in).
Orang-orang
yang kufur berkata, “Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kami.”
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Pasti datang. Demi Tuhanku yang mengetahui
yang gaib, kiamat itu pasti mendatangi kamu. Tidak ada yang tersembunyi
bagi-Nya sekalipun seberat atom, baik yang di langit maupun yang di
bumi, yang lebih kecil daripada itu atau yang lebih besar, kecuali
semuanya ada dalam kitab yang jelas (Lauhulmahfuz).”
Orang-orang
yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan dapat
melemahkan (Kami), mereka itulah orang-orang yang memperoleh azab, yaitu
siksa yang sangat pedih.
Wa yaral-lażīna ūtul-‘ilmal-lażī unzila ilaika mir rabbika huwal-ḥaqq(a), wa yahdī ilā ṣirāṭil-‘azīzil-ḥamīd(i).
Orang-orang
yang diberi ilmu berpendapat bahwa (wahyu) yang diturunkan kepadamu
(Nabi Muhammad) dari Tuhanmu itulah yang benar dan memberi petunjuk ke
jalan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Wa
qālal-lażīna kafarū hal nadullukum ‘alā rajuliy yunabbi'ukum iżā
muzziqtum kulla mumazzaq(in), innakum lafī khalqin jadīd(in).
Orang-orang
yang kufur berkata (kepada teman-temannya), “Maukah kami tunjukkan
kepadamu seorang laki-laki (Nabi Muhammad) yang memberitakan kepadamu
bahwa apabila badanmu telah dihancurkan sehancur-hancurnya, sesungguhnya
kamu pasti (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru.
Apakah
dia mengada-adakan kebohongan besar terhadap Allah atau gila?” (Tidak),
tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat itu dalam siksaan
dan kesesatan yang jauh.
Afalam
yarau ilā mā baina aidīhim wa mā khalfahum minas-samā'i wal-arḍ(i), in
nasya' nakhsif bihimul-arḍa au nusqiṭ ‘alaihim kisafam minas-samā'(i),
inna fī żālika la'āyatal likulli ‘abdim munīb(in).
Tidakkah
mereka memperhatikan langit dan bumi yang ada di hadapan dan di
belakang mereka? Jika menghendakinya, niscaya Kami membenamkan mereka di
bumi atau menjatuhkan kepingan-kepingan (benda-benda angkasa) dari
langit di atas mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi setiap hamba yang
kembali (kepada-Nya).
Wa laqad ātainā dāwūda minnā faḍlā(n), yā jibālu awwibī ma‘ahū waṭ-ṭair(a), wa alannā lahul-ḥadīd(a).
Sungguh,
benar-benar telah Kami anugerahkan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami
berfirman), “Wahai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah
berulang kali bersama Daud!” Kami telah melunakkan besi untuknya.
Wa
lisulaimānar-rīḥa guduwwuhā syahruw wa rawāḥuhā syahr(un), wa asalnā
lahū ‘ainal-qiṭr(i), wa minal-jinni may ya‘malu baina yadaihi bi'iżni
rabbih(ī), wa may yazig minhum ‘an amrinā nużiqhu min ‘ażābis-sa‘īr(i).
Bagi Sulaiman
(Kami tundukkan) angin yang (jarak tempuh) perjalanannya pada waktu pagi
sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama
dengan perjalanan sebulan (pula)623)
serta Kami alirkan cairan tembaga baginya. Sebagian dari jin ada yang
bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya. Siapa yang menyimpang di
antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab (neraka)
Sa‘ir (yang apinya menyala-nyala).
Catatan Kaki
623) Apabila Nabi Sulaiman a.s. melakukan perjalanan dari pagi sampai dengan tengah hari, jarak yang ditempuhnya sama dengan jarak perjalanan unta dalam sebulan.
Ya‘malūna
lahū mā yasyā'u mim maḥārība wa tamāṡīla wa jifānin kal-jawābi wa
qudūrir-rāsiyāt(in), i‘malū āla dāwūda syukrā(n), wa qalīlum min
‘ibādiyasy-syakūr(u).
Mereka
(para jin) selalu bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan kehendaknya. Di
antaranya (membuat) gedung-gedung tinggi, patung-patung, piring-piring
(besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (di atas tungku).
Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur. Sedikit sekali dari
hamba-hamba-Ku yang banyak bersyukur.
Maka,
ketika telah Kami tetapkan kematian (Sulaiman), tidak ada yang
menunjukkan kepada mereka kematiannya itu, kecuali rayap yang memakan
tongkatnya. Ketika dia telah tersungkur, jin menyadari bahwa sekiranya
mengetahui yang gaib, tentu mereka tidak berada dalam siksa yang
menghinakan.
Laqad
kāna lisaba'in fī maskanihim āyah(tun), jannatāni ‘ay yamīniw wa
syimāl(in), kulū mir rizqi rabbikum wasykurū lah(ū), baldatun ṭayyibatuw
wa rabbun gafūr(un).
Sungguh,
pada (kaum) Saba’ benar-benar ada suatu tanda (kebesaran dan kekuasaan
Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua bidang kebun di sebelah
kanan dan kiri. (Kami berpesan kepada mereka,) “Makanlah rezeki (yang
dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah
negeri yang baik (nyaman), sedangkan (Tuhanmu) Tuhan Yang Maha
Pengampun.”
Fa
a‘raḍū fa arsalnā ‘alaihim sailal-‘arimi wa baddalnāhum bijannataihim
jannataini żawātai ukulin khamṭiw wa aṡliw wa syai'im min sidrin
qalīl(in).
Akan tetapi, mereka berpaling sehingga Kami datangkan kepada mereka banjir besar624)
dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi
(pohon-pohon) berbuah pahit, pohon asal (sejenis cemara) dan sedikit
pohon sidir (bidara).
Catatan Kaki
624) Banjir besar akibat jebolnya bendungan Ma‘rib.
Wa
ja‘alnā bainahum wa bainal-qural-latī bāraknā fīhā quran ẓāhirataw wa
qaddarnā fihas-sair(a), sīrū fīhā layāliya wa ayyāman āminīn(a).
Kami
jadikan antara mereka dan negeri-negeri yang Kami berkahi (Syam)
beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri
itu (jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di negeri-negeri itu pada malam
dan siang hari dengan aman.625)
Catatan Kaki
625) Negeri Syam yang terkenal subur dan negeri-negeri lain yang terletak di antara Yaman dan Syam. Orang dapat berjalan dengan mudah dan aman pada siang dan malam hari tanpa harus berhenti di padang pasir.
Fa
qālū rabbanā bā‘id baina asfārinā wa ẓalamū anfusahum fa ja‘alnāhum
aḥādīṡa wa mazzaqnāhum kulla mumazzaq(in), inna fī żālika la'āyātil
likulli ṣabbārin syakūr(in).
Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami,”626)
dan (mereka) menzalimi diri sendiri. Kami jadikan mereka buah bibir dan
Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan
Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar lagi sangat bersyukur.
Catatan Kaki
626) Mereka meminta agar kota-kota yang berdekatan itu dihapuskan supaya perjalanan menjadi panjang dan mereka dapat melakukan monopoli dalam perdagangan itu sehingga memperoleh keuntungan lebih besar.
Wa laqad ṣaddaqa ‘alaihim iblīsu ẓannahū fattaba‘ūhu illā farīqam minal-mu'minīn(a).
Sungguh,
Iblis benar-benar telah meyakinkan mereka terhadap kebenaran
sangkaannya. Lalu, mereka mengikutinya, kecuali sebagian dari
orang-orang mukmin.
Wa
mā kāna lahū ‘alaihim min sulṭānin illā lina‘lama may yu'minu
bil-ākhirati mimman huwa minhā fī syakk(in), wa rabbuka ‘alā kulli
syai'in ḥafīẓ(un).
Tidak
ada kekuasaan (Iblis) terhadap mereka, kecuali agar Kami dapat
membedakan siapa yang beriman pada akhirat dan siapa yang ragu-ragu
tentang (akhirat) itu. Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.
Qulid‘ul-lażīna
za‘amtum min dūnillāh(i), lā yamlikūna miṡqāla żarratin fis-samāwāti wa
lā fil-arḍi wa mā lahum fīhimā min syirkiw wa mā lahū minhum min
ẓahīr(in).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan)
selain Allah! Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarah pun di
langit dan di bumi. Mereka juga sama sekali tidak mempunyai peran serta
dalam (penciptaan) langit dan bumi dan tidak ada di antara mereka yang
menjadi pembantu bagi-Nya.”
Wa
lā tanfa‘usy-syafā‘atu ‘indahū illā liman ażina lah(ū), ḥattā iżā
fuzzi‘a ‘an qulūbihim qālū māżā, qāla rabbukum, qālul-ḥaqq(a), wa
huwal-‘aliyyul-kabīr(u).
Tidaklah
berguna syafaat (pertolongan) di sisi-Nya, kecuali bagi orang yang
diizinkan-Nya sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hatinya,
mereka berkata, “Apa yang difirmankan Tuhanmu?” Mereka menjawab,
“Kebenaran.” Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.627)
Catatan Kaki
627) Pemberian syafaat hanya berlaku dengan seizin Allah Swt. Orang-orang yang akan diberi izin memberi syafaat dan yang mendapatkannya sama-sama merasa takut dan harap-harap cemas menunggu izin Allah Swt.
Qul may yarzuqukum minas-samāwāti wal-arḍ(i), qulillāh(u), wa innā au iyyākum la‘alā hudan au fī ḍalālim mubīn(in).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Siapakah yang menganugerahkan rezeki kepadamu dari
langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.” Sesungguhnya kami atau kamu
(orang-orang musyrik) benar-benar berada di dalam petunjuk atau dalam
kesesatan yang nyata.
Qul lā tus'alūna ‘ammā ajramnā wa lā nus'alu ‘ammā ta‘malūn(a).
Katakanlah,
“Kamu tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kami
kerjakan dan kami tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang
kamu kerjakan.”
Qul yajma‘u bainanā rabbunā ṡumma yaftaḥu bainanā bil-ḥaqq(i), wa huwal-fattāḥul-‘alīm(u).
Katakanlah,
“Tuhan kita (pada hari Kiamat) akan mengumpulkan kita, kemudian
memutuskan (perkara) di antara kita dengan hak. Dialah Yang Maha Pemberi
keputusan lagi Maha Mengetahui.”
Qul arūniyal-lażīna alḥaqtum bihī syurakā'a kallā, bal huwallāhul-‘azīzul-ḥakīm(u).
Katakanlah,
“Perlihatkanlah kepadaku (sesembahan) yang kamu sertakan dengan-Nya
sebagai sekutu-sekutu. Tidaklah (sama). Akan tetapi, Dialah Allah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Wa mā arsalnāka illā kāffatal lin-nāsi basyīraw wa nażīraw wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya‘lamūn(a).
Tidaklah
Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali kepada seluruh manusia
sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Akan tetapi,
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (hari Kiamat).
Kamu tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak pula
percepatan.”
Wa
qālal-lażīna kafarū lan nu'mina bihāżal-qur'āni wa lā bil-lażī baina
yadaih(i), wa lau tarā iżiẓ-ẓālimūna mauqūfūna ‘inda rabbihim, yarji‘u
ba‘ḍuhum ilā ba‘ḍinil-qaul(a), yaqūlul-lażīnastuḍ‘ifū lil-lażīnastakbarū
lau lā antum lakunnā mu'minīn(a).
Orang-orang
yang kufur berkata, “Kami tidak akan pernah beriman kepada Al-Qur’an
ini dan tidak (pula) kepada (kitab) yang sebelumnya.” (Alangkah
mengerikan) jika engkau (Nabi Muhammad) melihat orang-orang zalim ketika
mereka dihadapkan kepada Tuhannya (saat) sebagian mereka mengembalikan
perkataan kepada sebagian yang lain (saling berbantah). (Para pengikut)
yang dianggap lemah berkata kepada (para pemimpin) yang menyombongkan
diri, “Seandainya bukan karenamu, niscaya kami menjadi orang-orang
mukmin.”
Qālal-lażīnastakbarū lil-lażīnastuḍ‘ifū anaḥnu ṣadadnākum ‘anil-hudā ba‘da iż jā'akum bal kuntum mujrimīn(a).
(Para
pemimpin) yang menyombongkan diri berkata kepada (para pengikut) yang
dianggap lemah, “Kamikah yang telah menghalangimu untuk memperoleh
petunjuk setelah ia datang kepadamu? (Tidak!) Sebenarnya kamulah para
pendurhaka.”
Wa
qālal-lażīnastuḍ‘ifū lil-lażīnastakbarū bal makrul-laili wan-nahāri iż
ta'murūnanā an nakfura billāhi wa naj‘ala lahū andādā(n), wa
asarrun-nadāmata lammā ra'awul-‘ażāb(a), wa ja‘alnal-aglāla fī
a‘nāqil-lażīna kafarū, hal yujzauna illā mā kānū ya‘malūn(a).
Orang-orang
yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri,
“(Tidak!) Sebenarnya tipu daya(-mu) pada waktu malam dan siang (yang
menghalangi kami) ketika kamu menyuruh kami agar kufur kepada Allah dan
menjadikan tandingan-tandingan bagi-Nya.” (Kedua kelompok itu)
menyembunyikan penyesalan ketika melihat azab dan Kami pasangkan
belenggu di leher orang-orang yang kufur. Bukankah mereka (tidak) akan
dibalas, melainkan (sesuai dengan) apa yang telah mereka kerjakan?
Wa mā arsalnā min qaryatim min nażīrin illā qāla mutrafūhā, innā bimā ursiltum bihī kāfirūn(a).
Tidaklah
Kami utus pemberi peringatan ke suatu negeri, kecuali orang-orang yang
hidup mewah (di negeri itu) berkata, “Sesungguhnya kami ingkar pada
kerasulanmu.”
Wa qālū naḥnu akṡaru amwālaw wa aulādā(n), wa mā naḥnu bimu‘ażżabīn(a).
Mereka berkata, “Kami memiliki lebih banyak harta dan anak (daripadamu) dan kami tidak akan diazab.”628)
Catatan Kaki
628) Mereka menganggap bahwa nikmat yang besar di dunia adalah tanda keridaan Allah Swt. rida kepadanya sehingga mereka yakin tidak akan menerima azab di akhirat.
Qul inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u wa yaqdiru wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya‘lamūn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Allah melapangkan rezeki kepada siapa
yang Dia kehendaki dan menyempitkan(-nya). Akan tetapi, kebanyakan
manusia tidak mengetahui(-nya).”
Wa
mā amwālukum wa lā aulādukum bil-latī tuqarribukum ‘indanā zulfā illā
man āmana wa ‘amila ṣāliḥā(n), fa'ulā'ika lahum jazā'uḍ-ḍi‘fi bimā
‘amilū wa hum fil-gurufāti āminūn(a).
Bukanlah
harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami
sedekat-dekatnya, melainkan orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka
itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang mereka
kerjakan. Mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam
surga).
Qul
inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u min ‘ibādihī wa yaqdiru lah(ū),
wa mā anfaqtum min syai'in fahuwa yukhlifuh(ū), wa huwa
khairur-rāziqīn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki kepada siapa
yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.” Suatu
apa pun yang kamu infakkan pasti Dia akan menggantinya. Dialah
sebaik-baik pemberi rezeki.
Qālū subḥānaka anta waliyyunā min dūnihim, bal kānū ya‘budūnal-jinna akṡaruhum bihim mu'minūn(a).
Malaikat
menjawab, “Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka.
Sebenarnya, mereka selalu menyembah jin (dan) kebanyakan mereka beriman
kepadanya.”
Fal-yauma
lā yamliku ba‘ḍukum liba‘ḍin naf‘aw wa ḍarrā(n), wa naqūlu lil-lażīna
ẓalamū żūqū ‘ażāban-nāril-latī kuntum bihā tukażżibūn(a).
Pada
hari ini sebagian kamu tidak kuasa (mendatangkan) manfaat dan (menolak)
mudarat kepada sebagian yang lain. Kami katakan kepada orang-orang yang
zalim, “Rasakanlah olehmu azab neraka yang selalu kamu dustakan!”
Wa
iżā tutlā ‘alaihim āyātunā bayyinātin qālū mā hāżā illā rajuluy yurīdu
ay yaṣuddakum ‘ammā kāna ya‘budu ābā'ukum, wa qālū mā hāżā illā ifkum
muftarā(n), wa qālal-lażīna kafarū lil-ḥaqqi lammā jā'ahum, in hāżā illā
siḥrum mubīn(un).
Apabila
dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang, mereka berkata,
“Orang ini tidak lain hanya ingin menghalang-halangi kamu dari apa yang
biasa disembah oleh nenek moyangmu.” Mereka berkata, “(Al-Qur’an) ini
tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan saja.” Orang-orang yang
kufur berkata tentang kebenaran (Al-Qur’an) ketika ia datang kepada
mereka, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”
Wa mā ātaināhum min kutubiy yadrusūnahā wa mā arsalnā ilaihim qablaka min nażīr(in).
Tidaklah
Kami berikan kepada mereka kitab apa pun yang mereka pelajari dan tidak
(pula) Kami utus seorang pemberi peringatan kepada mereka sebelum
engkau (Nabi Muhammad).
Wa każżabal-lażīna min qablihim, wa mā balagū mi‘syāra mā ātaināhum fakażżabū rusulī, fakaifa kāna nakīr(i).
Orang-orang
sebelum mereka (kafir Makkah) telah mendustakan (para rasul). Padahal,
mereka (kafir Makkah) itu belum sampai (menerima) sepersepuluh dari apa
(nikmat) yang telah Kami anugerahkan kepada orang-orang terdahulu itu,
lalu mereka mendustakan para rasul-Ku. Maka, (lihatlah) bagaimana
dahsyatnya akibat kemurkaan-Ku.
Qul
innamā a‘iẓukum biwāḥidah(tin), an taqūmū lillāhi maṡnā wa furādā ṡumma
tatafakkarū, mā biṣāḥibikum min jinnah(tin), in huwa illā nażīrul lakum
baina yadai ‘ażābin syadīd(in).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Aku hendak menasihatimu dengan satu hal saja, (yaitu)
agar kamu bangkit karena Allah, baik berdua-dua maupun sendiri-sendiri,
kemudian memikirkan (perihal Nabi Muhammad). Kawanmu itu tidak gila
sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu bahwa
di hadapanmu ada azab yang keras.”
Qul mā sa'altukum min ajrin fahuwa lakum, in ajriya illā ‘alallāh(i), wa huwa ‘alā kulli syai'in syahīd(un).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Imbalan yang aku minta kepadamu (dari dakwah ini)
hanya untuk kamu (sendiri). Imbalanku hanyalah dari Allah dan Dia Maha
Menyaksikan segala sesuatu.”
Qul in ḍalaltu fa'innamā aḍillu ‘alā nafsī, wa inihtadaitu fabimā yūḥī ilayya rabbī, innahū samī‘un qarīb(un).
Katakanlah,
“Jika aku sesat, sesungguhnya aku sesat untuk diriku sendiri dan jika
aku mendapat petunjuk, hal itu disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku
kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat.”
Wa lau tarā iż fazi‘ū falā fauta wa ukhiżū mim makānin qarīb(in).
(Alangkah
mengerikan) seandainya engkau melihat ketika mereka (orang-orang kafir)
terperanjat ketakutan (pada hari Kiamat). Mereka tidak dapat melepaskan
diri dan ditangkap dari tempat yang dekat (untuk diseret ke neraka).
Wa qālū āmannā bih(ī), wa annā lahumut-tanāwusyu mim makānim ba‘īd(in).
(Ketika
melihat azab) mereka berkata, “Kami beriman kepadanya (kebenaran).”
Namun, bagaimana mungkin (di akhirat) mereka dapat mencapai keimanan
(dengan mudah) dari tempat yang jauh (dunia fana)?
Wa ḥīla bainahum wa baina mā yasytahūn(a), kamā fu‘ila bi'asy-yā‘ihim min qabl(u), innahum fī syakkim murīb(in).
Diberilah penghalang antara mereka dan apa yang mereka inginkan630)
sebagaimana yang dilakukan terhadap orang-orang terdahulu yang serupa
dengan mereka. Sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) dalam keraguan yang
mendalam.
Catatan Kaki
630) Yang mereka inginkan itu adalah beriman atau kembali ke dunia untuk bertobat.
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran