Fastaftihim ahum asyaddu khalqan am man khalaqnā, innā khalaqnāhum min ṭīnil lāzib(in).
Maka,
tanyakanlah kepada mereka (musyrik Makkah), “Apakah mereka (manusia)
lebih sulit penciptaannya ataukah selainnya (langit, bumi, dan lainnya)
yang telah Kami ciptakan?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan (bapak)
mereka (Adam) dari tanah liat.
12
بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُوْنَ ۖ
Bal ‘ajibta wa yaskharūn(a).
Bahkan, engkau (Nabi Muhammad) menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka selalu menghinamu.
13
وَاِذَا ذُكِّرُوْا لَا يَذْكُرُوْنَ ۖ
Wa iżā żukkirū lā yażkurūn(a).
Apabila diberi peringatan, mereka tidak mengingat (mengindahkannya).
14
وَاِذَا رَاَوْا اٰيَةً يَّسْتَسْخِرُوْنَۖ
Wa iżā ra'au āyatay yastaskhirūn(a).
Apabila melihat suatu tanda (kebesaran Allah atau kebenaran Nabi Muhammad), mereka sangat menghina.
15
وَقَالُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ ۚ
Wa qālū in hāżā illā siḥrum mubīn(un).
Mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.
Sesungguhnya
kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan (tiupan sangkakala kedua).
Maka, seketika itu mereka (bangun dari kematiannya) melihat (apa yang
terjadi).
20
وَقَالُوْا يٰوَيْلَنَا هٰذَا يَوْمُ الدِّيْنِ
Wa qālū yā wailanā hāżā yaumud-dīn(i).
Mereka berkata, “Alangkah celaka kami! (Kiranya) inilah hari Pembalasan itu.”
(Pengikut)
mereka berkata (kepada pemimpinnya), “Sesungguhnya kamulah yang dahulu
selalu mendatangi kami dari arah kanan (untuk menghalangi kami dari
kebajikan).”
29
قَالُوْا بَلْ لَّمْ تَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَۚ
Qālū bal lam takūnū mu'minīn(a).
(Pemimpin) mereka menjawab, “(Tidak,) bahkan kamulah yang tidak (mau) menjadi orang mukmin.
Ketika
anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim)
berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku
menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab,
“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu!
Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”
103
فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ
Falammā aslamā wa tallahū lil-jabīn(i).
Ketika
keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) meletakkan pelipis
anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan perintah Allah),
Wa bāraknā ‘alaihi wa ‘alā isḥāq(a), wa min żurriyyatihimā muḥsinuw wa ẓālimul linafsihī mubīn(un).
Kami
melimpahkan keberkahan kepadanya dan Ishaq. Sebagian keturunan keduanya
ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim
terhadap dirinya sendiri.
114
وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلٰى مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ ۚ
Wa laqad manannā ‘alā mūsā wa hārūn(a).
Sungguh, Kami benar-benar telah melimpahkan nikmat kepada Musa dan Harun.
Sesungguhnya kamu (penduduk Makkah) benar-benar akan melintasi (bekas-bekas kehancuran) mereka pada waktu pagi
138
وَبِالَّيْلِۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ࣖ
Wa bil-lail(i), afalā ta‘qilūn(a).
dan waktu malam. Mengapa kamu tidak mengerti?
139
وَاِنَّ يُوْنُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۗ
Wa inna yūnusa laminal-mursalīn(a).
Sesungguhnya Yunus benar-benar termasuk para rasul.
140
اِذْ اَبَقَ اِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ
Iż abaqa ilal-fulkil-masyḥūn(i).
(Ingatlah) ketika dia berlari ke kapal yang penuh muatan,
141
فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِيْنَۚ
Fa sāhama fakāna minal-mudḥaḍīn(a).
kemudian dia ikut diundi,653) maka dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).
Catatan Kaki
653) Undian diadakan karena muatan kapal sangat penuh dan dikhawatirkan akan tenggelam jika penumpang tidak dikurangi. Orang yang namanya keluar dalam undian dinyatakan kalah dan akan dilempar ke laut. Nama Nabi Yunus a.s. keluar dalam undian tersebut sehingga dia dilemparkan ke laut.
142
فَالْتَقَمَهُ الْحُوْتُ وَهُوَ مُلِيْمٌ
Faltaqamahul-ḥūtu wa huwa mulīm(un).
Dia kemudian ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.654)
Catatan Kaki
654) Disebut tercela karena dia lari meninggalkan kaumnya.
143
فَلَوْلَآ اَنَّهٗ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِيْنَ ۙ
Falau lā annahū kāna minal-musabbiḥīn(a).
Seandainya dia bukan golongan orang yang banyak bertasbih kepada Allah,
Fastaftihim alirabbikal-banātu wa lahumul-banūn(a).
(Wahai
Nabi Muhammad,) tanyalah mereka (orang-orang kafir Makkah), “Apakah
untuk Tuhanmu anak-anak perempuan, sedangkan untuk mereka anak-anak
laki-laki655)
Catatan Kaki
655) Orang musyrik Makkah mengatakan bahwa malaikat adalah anak-anak perempuan Allah Swt., padahal mereka sendiri menganggap hina anak perempuan.
Wa ja‘alū bainahū wa bainal-jinnati nasabā(n), wa laqad ‘alimatil-jinnatu innahum lamuḥḍarūn(a).
Mereka
menjadikan (hubungan) nasab antara Dia dan jin. Sungguh, jin
benar-benar telah mengetahui bahwa mereka (kaum musyrik) pasti akan
diseret (ke neraka),
159
سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يَصِفُوْنَۙ
Subḥānallāhi ‘ammā yaṣifūn(a).
Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan,
160
اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَ
Illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn(a).
kecuali hamba-hamba Allah yang terpilih (karena keikhlasannya).
161
فَاِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَۙ
Fa'innakum wa mā ta‘budūn(a).
Maka, sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah itu
162
مَآ اَنْتُمْ عَلَيْهِ بِفٰتِنِيْنَۙ
Mā antum ‘alaihi bifātinīn(a).
tidak akan dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,
163
اِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيْمِ
Illā man huwa ṣālil-jaḥīm(i).
kecuali orang yang akan masuk ke (neraka) Jahim.
164
وَمَا مِنَّآ اِلَّا لَهٗ مَقَامٌ مَّعْلُوْمٌۙ
Wa mā minnā illā lahū maqāmum ma‘lūm(un).
(Malaikat berkata,) “Tidak satu pun di antara kami, kecuali masing-masing mempunyai kedudukan tertentu.
165
وَّاِنَّا لَنَحْنُ الصَّۤافُّوْنَۖ
Wa innā lanaḥnuṣ-ṣāffūn(a).
Sesungguhnya kamilah yang selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah).
166
وَاِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُوْنَ
Wa innā lanaḥnul-musabbiḥūn(a).
Sesungguhnya kamilah yang benar-benar terus bertasbih (kepada Allah).”
167
وَاِنْ كَانُوْا لَيَقُوْلُوْنَۙ
Wa in kānū layaqūlūn(a).
Sesungguhnya mereka (orang kafir Makkah) benar-benar berkata,