Wa
qālū qulūbunā fī akinnatim mimmā tad‘ūnā ilaihi wa fī āżāninā waqruw wa
mim baininā wa bainika ḥijābun fa‘mal innanā ‘āmilūn(a).
Mereka
berkata, “Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau serukan kepada
kami. Dalam telinga kami ada penyumbat dan di antara kami dan engkau ada
tabir. Oleh sebab itu, lakukanlah (apa yang kamu sukai). Sesungguhnya
kami akan melakukan (apa yang kami sukai).”
Qul
innamā ana basyarum miṡlukum yūḥā ilayya annamā ilāhukum ilāhuw wāḥidun
fastaqīmū ilaihi wastagfirūh(u), wa wailul lil-musyrikīn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti
kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha
Esa. Oleh sebab itu, tetaplah (dalam beribadah) dan mohonlah ampunan
kepada-Nya. Celakalah orang-orang yang mempersekutukan(-Nya),
Katakanlah,
“Pantaskah kamu mengingkari Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa
dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah Tuhan semesta alam.”
Wa ja‘ala fīhā rawāsiya min fauqihā wa bāraka fīhā wa qaddara fīhā aqwātahā fī arba‘ati ayyām(in), sawā'al lis-sā'ilīn(a).
Dia
ciptakan pada (bumi) itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya, lalu Dia
memberkahi dan menentukan makanan-makanan (bagi penghuni)-nya dalam
empat masa yang cukup untuk (kebutuhan) mereka yang memerlukannya.
Ṡummastawā ilas-samā'i wa hiya dukhānun faqāla lahā wa lil-arḍi'tiyā ṭau‘an au karhā(n), qālatā atainā ṭā'i‘īn(a).
Dia
kemudian menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap. Dia
berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Tunduklah kepada-Ku dengan patuh
atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami tunduk dengan patuh.”
Fa
qaḍāhunna sab‘a samāwātin fī yaumaini wa auḥā fī kulli samā'in amrahā,
wa zayyannas-samā'ad-dun-yā bimaṣābīḥa wa ḥifẓā(n), żālika
taqdīrul-‘azīzil-‘alīm(i).
Lalu,
Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan pada setiap langit
Dia mewahyukan urusan masing-masing. Kemudian langit yang paling dekat
(dengan bumi), Kami hiasi dengan bintang-bintang sebagai penjagaan (dari
setan).669) Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Catatan Kaki
669) Kebiasaan setan adalah mengintip dan mencuri dengar pembicaraan para malaikat tentang apa yang akan terjadi di bumi.
Iż
jā'athumur-rusulu mim baini aidīhim wa min khalfihim allā ta‘budū
illallāh(a), qālū lau syā'a rabbunā la'anzala malā'ikatan fa'innā bimā
ursiltum bihī kāfirūn(a).
Ketika para rasul datang kepada mereka dari depan dan dari belakang mereka670)
(dengan menyerukan,) “Janganlah kamu menyembah selain Allah,” mereka
menjawab, “Kalau Tuhan kami menghendaki, tentu Dia menurunkan
malaikat-malaikat-Nya. Sesungguhnya kami ingkar pada kerasulanmu.”
Catatan Kaki
670) Yang dimaksud dengan dari depan dan dari belakang adalah dari segala penjuru.
Fa
ammā ‘ādun fastakbarū fil-arḍi bigairil-ḥaqqi wa qālū man asyaddu minnā
quwwah(tan), awalam yarau annallāhal-lażī khalaqahum huwa asyaddu
minhum quwwah(tan), wa kānū bi'āyātinā yajḥadūn(a).
Adapun
(kaum) ‘Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar.
Mereka berkata, “Siapakah yang lebih hebat kekuatannya daripada kami?”
Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan
mereka itu lebih hebat kekuatan-Nya daripada mereka? Mereka telah
mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Fa
arsalnā ‘alaihim rīḥan ṣarṣaran fī ayyāmin naḥisātil
linużīqahum-‘ażābal khizyi fil-ḥayātid-dun-yā, wa la‘ażābul-ākhirati
akhzā wa hum lā yunṣarūn(a).
Maka,
Kami mengembuskan angin yang sangat dingin dan bergemuruh kepada mereka
selama beberapa hari yang nahas karena Kami ingin agar mereka merasakan
siksaan yang menghinakan dalam kehidupan di dunia. Sungguh, azab
akhirat lebih menghinakan dan mereka tidak diberi pertolongan.
Wa ammā ṡamūdu fa hadaināhum fastaḥabbul-‘amā ‘alal-hudā fa akhażathum ṣā‘iqatul-‘ażābil-hūni bimā kānū yaksibūn(a).
Adapun
(kaum) Samud, mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih
menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk itu. Maka, mereka
disambar petir sebagai azab yang menghinakan karena apa yang telah
mereka kerjakan.
Wa
qālū lijulūdihim lima syahittum ‘alainā, qālū anṭaqanallāhul-lażī
anṭaqa kulla syai'iw wa huwa khalaqakum awwala marrah(tin), wa ilaihi
turja‘ūn(a).
Mereka
berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap
kami?” (Kulit) mereka menjawab, “Allah yang menjadikan segala sesuatu
dapat berbicara telah menjadikan kami dapat berbicara. Dialah yang
menciptakan kamu pertama kali dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.”
Wa
mā kuntum tastatirūna ay yasyhada ‘alaikum sam‘ukum wa lā abṣārukum wa
lā julūdukum wa lākin ẓanantum annallāha lā ya‘lamu kaṡīram mimmā
ta‘malūn(a).
Kamu
tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan, dan
kulitmu terhadapmu, bahkan kamu mengira Allah tidak mengetahui banyak
tentang apa yang kamu lakukan.671)
Catatan Kaki
671) Mereka melakukan dosa dengan terang-terangan karena menyangka bahwa Allah tidak mengetahui perbuatan mereka serta pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka tidak akan menjadi saksi di akhirat kelak atas perbuatan mereka.
Fa iy yaṣbirū fan-nāru maṡwal lahum, wa iy yasta‘tibū famā hum minal-mu‘tabīn(a).
Jika
mereka bersabar (atas azab neraka), nerakalah tempat tinggal mereka dan
jika mereka meminta belas kasihan, maka mereka bukanlah orang yang
pantas dikasihani.
Wa
qayyaḍnā lahum quranā'a fa zayyanū lahum mā baina aidīhim wa mā
khalfahum wa ḥaqqa ‘alaihimul-qaulu fī umamin qad khalat min qablihim
minal-jinni wal-ins(i), innahum kānū khāsirīn(a).
Kami
menetapkan bagi mereka teman-teman (dari setan) yang memuji-muji apa
saja yang ada di hadapan (nafsu dan kelezatan dunia) dan di belakang
(angan-angan) mereka. Tetaplah atas mereka putusan (azab) bersama
umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari (golongan) jin dan manusia.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang rugi.
Wa qālal-lażīna kafarū lā tasma‘ū lihāżal-qur'āni walgau fīhi la‘allakum taglibūn(a).
Orang-orang
yang kufur berkata, “Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an ini
dan buatlah kegaduhan terhadapnya agar kamu dapat mengalahkan
(mereka)."
Fa lanużīqannal-lażīna kafarū ‘ażāban syadīdā(n), wa lanajziyannahum aswa'al-lażī kānū ya‘malūn(a).
Sungguh,
Kami pasti akan menimpakan azab yang keras kepada orang-orang yang
kufur itu dan sungguh, Kami pasti akan membalas mereka dengan
seburuk-buruk balasan (atas) apa yang telah mereka kerjakan.
Itulah
neraka, balasan (bagi) musuh-musuh Allah. Mereka mendapat tempat
tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka
terhadap ayat-ayat Kami.
Orang-orang
yang kufur berkata, “Ya Tuhan kami, perlihatkanlah kepada kami dua
golongan yang telah menyesatkan kami, yaitu (golongan) jin dan manusia,
agar kami meletakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya keduanya
menjadi golongan yang paling bawah (hina).”
Innal-lażīna
qālū rabbunallāhu ṡummastaqāmū tatanazzalu ‘alaihimul-malā'ikatu allā
takhāfū wa lā taḥzanū wa absyirū bil-jannatil-latī kuntum tū‘adūn(a).
Sesungguhnya
orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap
(dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya
berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah
dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Wa man aḥsanu qaulam mimman da‘ā ilallāhi wa ‘amila ṣāliḥaw wa qāla innanī minal-muslimīn(a).
Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan kebajikan, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang muslim (yang berserah diri)?”
Wa
lā tastawil-ḥasanatu wa las-sayyi'ah(tu), idfa‘ bil-latī hiya aḥsanu
fa'iżal-lażī bainaka wa bainahū ‘adāwatun ka'annahū waliyyun ḥamīm(un).
Tidaklah
sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan perilaku
yang lebih baik sehingga orang yang ada permusuhan denganmu serta-merta
menjadi seperti teman yang sangat setia.
Wa mā yulaqqāhā illal-lażīna ṣabarū, wa mā yulaqqāhā illā żū ḥaẓẓin ‘aẓīm(in).
(Sifat-sifat
yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang
sabar dan tidak (pula) dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang
mempunyai keberuntungan yang besar.
Wa immā yanzagannaka minasy-syaiṭāni nazgun fasta‘iż billāh(i), innahū huwas-samī‘ul-‘alīm(u).
Jika
setan sungguh-sungguh menggodamu dengan halus (untuk meninggalkan
perilaku baik itu), maka berlindunglah kepada Allah! Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Wa
min āyātihil-lailu wan-nahāru wasy-syamsu wal-qamar(u), lā tasjudū
lisy-syamsi wa lā lil-qamari wasjudū lillāhil-lażī khalaqahunna in
kuntum iyyāhu ta‘budūn(a).
Sebagian
dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah malam, siang, matahari, dan
bulan. Janganlah bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan.
Bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya menyembah
kepada-Nya.
Fa inistakbarū fal-lażīna ‘inda rabbika yusabbiḥūna lahū bil-laili wan-nahāri wa hum lā yas'amūn(a).
Jika
mereka (orang-orang musyrik) menyombongkan diri (enggan bersujud
kepada-Nya), mereka (malaikat) yang (berada) di sisi Tuhanmu selalu
bertasbih kepada-Nya pada malam dan siang hari tanpa pernah jemu.
Wa
min āyātihī annaka taral-arḍa khāsyi‘atan fa iżā anzalnā
‘alaihal-mā'ahtazzat wa rabat, innal-lażī aḥyāhā lamuḥyil-mautā, innahū
‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Sebagian
dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa engkau melihat bumi
kering dan tandus, kemudian apabila Kami menurunkan air (hujan) padanya,
ia pun hidup dan menjadi subur. Sesungguhnya Zat yang menghidupkannya
pasti dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Sesungguhnya
orang-orang yang mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami, (mereka)
tidak tersembunyi dari Kami. Apakah orang-orang yang dilemparkan ke
dalam neraka itu lebih baik ataukah yang datang pada hari Kiamat dengan
aman sentosa? Lakukanlah apa yang kamu kehendaki! Sesungguhnya Dia Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.
Innal-lażīna kafarū biż-żikri lammā jā'ahum, wa innahū lakitābun ‘azīz(un).
Sesungguhnya
orang-orang yang mengingkari Al-Qur’an ketika (Al-Qur’an) itu
disampaikan kepada mereka, (pasti mereka akan celaka). Sesungguhnya
(Al-Qur’an) itu adalah kitab yang mulia.
Lā ya'tīhil-bāṭilu mim baini yadaihi wa lā min khalfih(ī), tanzīlum min ḥakīmin ḥamīd(in).
Tidak ada kebatilan yang mendatanginya, baik dari depan maupun dari belakang.672) (Al-Qur’an itu adalah) kitab yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
Catatan Kaki
(672 Maksud ungkapan dari depan maupun dari belakang adalah pada masa lalu dan yang akan datang.
Mā yuqālu laka illā mā qad qīla lir-rusuli min qablik(a), inna rabbaka lażū magfiratiw wa żū ‘iqābin alīm(in).
Apa
yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu tidak lain adalah apa
yang telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelummu. Sesungguhnya Tuhanmu
pasti mempunyai ampunan dan azab yang pedih.
Wa
lau ja‘alnāhu qur'ānan a‘jamiyyal laqālū lau lā fuṣṣilat āyātuh(ū),
a'a‘jamiyyuw wa ‘arabiyy(un), qul huwa lil-lażīna āmanū hudaw wa
syifā'(un), wal-lażīna lā yu'minūna fī āżānihim waqruw wa huwa ‘alaihim
‘amā(n), ulā'ika yunādauna mim makānim ba‘īd(in).
Seandainya
Kami menjadikannya (Al-Qur’an) bacaan dalam bahasa selain Arab, niscaya
mereka akan mengatakan, “Mengapa ayat-ayatnya tidak dijelaskan (dengan
bahasa yang kami pahami)?” Apakah patut (Al-Qur’an) dalam bahasa selain
bahasa Arab, sedangkan (rasul adalah) orang Arab? Katakanlah (Nabi
Muhammad), “Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang
yang beriman, sedangkan orang-orang yang tidak beriman, pada telinga
mereka ada penyumbat dan mereka buta terhadapnya (Al-Qur’an).673) Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.”
Catatan Kaki
673) Mereka tidak melihat dari Al-Qur’an, kecuali fitnah-fitnah yang memang mereka cari.
Wa
laqad ātainā mūsal-kitāba fakhtulifa fīh(i), wa lau lā kalimatun
sabaqat mir rabbika laquḍiya bainahum, wa innahum lafī syakkim minhu
murīb(in).
Sungguh,
Kami benar-benar telah menganugerahkan Kitab (Taurat) kepada Musa, lalu
ia (kitab itu) diperselisihkan. Seandainya tidak ada ketetapan yang
terdahulu dari Tuhanmu (bahwa orang-orang yang mendustakan Al-Qur’an
akan ditunda penyiksaannya), niscaya telah dilaksanakan hukuman di
antara mereka. Sesungguhnya mereka benar-benar dalam kebimbangan dan
keraguan terhadapnya.
Man ‘amila ṣāliḥan fa linafsih(ī), wa man asā'a fa ‘alaihā, wa mā rabbuka biẓallāmil lil-‘abīd(i).
Siapa
yang mengerjakan kebajikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan
siapa yang berbuat jahat, maka (akibatnya) menjadi tanggungan dirinya
sendiri. Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya).
Ilaihi
yuraddu ‘ilmus-sā‘ah(ti), wa mā takhruju min ṡamarātim min akmāmihā wa
mā taḥmilu min unṡā wa lā taḍa‘u illā bi‘ilmih(ī), wa yauma yunādīhim
aina syurakā'ī, qālū āżannāka mā minnā min syahīd(in).
Hanya kepada-Nya pengetahuan tentang hari Kiamat itu dikembalikan.674)
Tidak ada sama sekali buah-buahan yang keluar dari kelopaknya dan tidak
seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan
semuanya dengan sepengetahuan-Nya. Pada hari ketika Dia (Allah) menyeru
mereka, “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu?”675)
Mereka menjawab, “Kami menyatakan kepada-Mu bahwa tidak ada seorang pun
di antara kami yang dapat memberi kesaksian (bahwa Engkau mempunyai
sekutu).”
Catatan Kaki
674) Hanya Allahlah yang mengetahui kapan datangnya hari Kiamat itu.
675) Yang dimaksud dengan sekutu-sekutu-Ku adalah berhala-berhala yang mereka anggap sebagai sekutu Allah.
Wa ḍalla ‘anhum mā kānū yad‘ūna min qablu wa ẓannū mā lahum mim maḥīṣ(in).
Lenyaplah
dari mereka apa yang dahulu selalu mereka sembah dan mereka pun
mengetahui bahwa tidak ada tempat untuk menghindar (dari azab Allah)
bagi mereka.
Wa
la'in ażaqnāhu raḥmatam minnā mim ba‘di ḍarrā'a massathu layaqūlunna
hāżā lī, wa mā aẓunnus-sā‘ata qā'imah(tan), wa la'ir ruji‘tu ilā rabbī
inna lī ‘indahū lal-ḥusnā, fa lanunabbi'annal-lażīna kafarū bimā ‘amilū,
wa lanużīqannahum min ‘ażābin galīẓ(in).
Jika
Kami menganugerahkan kepadanya suatu rahmat dari Kami setelah ditimpa
kesusahan, pastilah dia akan berkata, “Ini adalah hakku dan aku tidak
yakin bahwa hari Kiamat itu akan terjadi. Jika (ternyata) aku
dikembalikan kepada Tuhanku, sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan
di sisi-Nya.” Maka, sungguh, Kami akan memberitahukan kepada orang-orang
yang kufur tentang apa yang telah mereka kerjakan dan sungguh Kami
benar-benar akan menimpakan kepada mereka azab yang sangat berat.
Wa iżā an‘amnā ‘alal-insāni a‘raḍa wa na'ā bijānibih(ī), wa iżā massahusy-syarru fażū du‘ā'in ‘arīḍ(in).
Apabila
Kami menganugerahkan kenikmatan kepada manusia, niscaya dia berpaling
(tidak mensyukuri nikmat-Nya) dan menjauhkan diri (dari Allah dengan
sombong), namun apabila kesusahan menimpanya, dia akan banyak berdoa.
Qul ara'aitum in kāna min ‘indillāhi ṡumma kafartum bihī man aḍallu mimman huwa fī syiqāqim ba‘īd(in).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Bagaimana pendapatmu jika (Al-Qur’an) itu datang dari
sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya? Siapakah yang lebih sesat
daripada orang yang selalu menyimpang jauh (dari kebenaran)?”
Kami
akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di
segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi
mereka bahwa (Al-Qur’an) itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu)
bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?