Takādus-samāwātu
yatafaṭṭarna min fauqihinna wal-malā'ikatu yusabbiḥūna biḥamdi rabbihim
wa yastagfirūna liman fil-arḍ(i), alā innallāha huwal-gafūrur-raḥīm(u).
(Karena
keagungan-Nya,) hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya dan
malaikat-malaikat bertasbih dengan memuji Tuhannya serta memohonkan
ampunan untuk orang yang ada di bumi. Ingatlah, sesungguhnya Allahlah
Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Wal-lażīnattakhażū min dūnihī auliyā'allāhu ḥafīẓun ‘alaihim, wa mā anta ‘alaihim biwakīl(in).
Orang-orang
yang mengambil pelindung-pelindung selain-Nya, Allah mengawasi
(perbuatan) mereka, sedangkan engkau (Nabi Muhammad) bukanlah penanggung
jawab mereka.
Wa
każālika auḥainā ilaika qur'ānan ‘arabiyyal litunżira ummal-qurā wa man
ḥaulahā wa tunżira yaumal-jam‘i lā raiba fīh(i), farīqun fil-jannati wa
farīqun fis-sa‘īr(i).
Demikianlah
Kami mewahyukan kepadamu Al-Qur’an yang berbahasa Arab agar engkau
memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qurā (Makkah) dan penduduk di
sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (kiamat)
yang tidak diragukan keberadaannya. Segolongan masuk surga dan
segolongan (lain) masuk neraka.
Wa
lau syā'allāhu laja‘alahum ummataw wāḥidataw wa lākiy yudkhilu may
yasyā'u fī raḥmatih(ī), waẓ-ẓālimūna mā lahum miw waliyyiw wa lā
naṣīr(in).
Seandainya
Allah menghendaki, niscaya Dia akan menjadikan mereka umat yang satu.
Akan tetapi, Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam
rahmat-Nya. Adapun orang-orang zalim, mereka sama sekali tidak memiliki
pelindung dan penolong.
Amittakhażū min dūnihī auliyā'(a), fallāhu huwal-waliyyu wa huwa yuḥyil-mautā, wa huwa ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Bahkan,
apakah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Dia? Padahal, hanya
Allahlah pelindung (yang sebenarnya). Dia menghidupkan orang-orang mati
dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Wa makhtalaftum fīhi min syai'in faḥukmuhū ilallāh(i), żālikumullāhu rabbī ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi unīb(u).
Apa
pun yang kamu perselisihkan, keputusannya (diserahkan) kepada Allah.
(Yang memiliki sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Hanya
kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku kembali.
Fāṭirus-samāwāti
wal-arḍ(i), ja‘ala lakum min anfusikum azwājaw wa minal-an‘āmi
azwājā(n), yażra'ukum fīh(i), laisa kamiṡlihī syai'(un), wa
huwas-samī‘ul-baṣīr(u).
(Allah)
Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari
jenismu sendiri dan (menjadikan pula) dari jenis hewan ternak
pasangan-pasangan(-nya). Dia menjadikanmu berkembang biak dengan jalan
itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.
Milik-Nyalah
perbendaharaan langit dan bumi. Dia melapangkan rezeki dan
menyempitkan(-nya) bagi siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Syara‘a
lakum minad-dīni mā waṣṣā bihī nūḥaw wal-lażī auḥainā ilaika wa mā
waṣṣā bihī ibrāhīma wa mūsā wa ‘īsā an aqīmud-dīna wa lā tatafarraqū
fīh(i), kabura ‘alal-musyrikīna mā tad‘ūhum ilaih(i), allāhu yajtabī
ilaihi may yasyā'u wa yahdī ilaihi may yunīb(u).
Dia
(Allah) telah mensyariatkan bagi kamu agama yang Dia wasiatkan (juga)
kepada Nuh, yang telah Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), dan yang
telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu: tegakkanlah
agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di
dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama
yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki
pada (agama)-Nya dan memberi petunjuk pada (agama)-Nya bagi orang yang
kembali (kepada-Nya).
Wa
mā tafarraqū illā mim ba‘di mā jā'ahumul-‘ilmu bagyam bainahum, wa lau
lā kalimatun sabaqat mir rabbika ilā ajalim musammal laquḍiya bainahum,
wa innal-lażīna ūriṡul-kitāba mim ba‘dihim lafī syakkim minhu
murīb(in).
Mereka
(Ahlulkitab) tidak berpecah-belah kecuali setelah datang kepada mereka
pengetahuan (tentang kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena
kedengkian antara sesama mereka. Seandainya tidak karena suatu ketetapan
yang telah terlebih dahulu ada dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab)
sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah
dilaksanakan. Sesungguhnya orang-orang yang mewarisi kitab suci (Taurat
dan Injil) setelah mereka (pada zaman Nabi Muhammad) benar-benar berada
dalam keraguan yang mendalam tentangnya (Al-Qur’an) itu.
Fa
liżālika fad‘(u), wastaqim kamā umirt(a), wa lā tattabi‘ ahwā'ahum, wa
qul āmantu bimā anzalallāhu min kitāb(in), wa umirtu li'a‘dila bainakum,
allāhu rabbunā wa rabbukum, lanā a‘mālunā wa lakum a‘mālukum, lā
ḥujjata bainanā wa bainakum, allāhu yajma‘u bainanā,wa ilaihil-maṣīr(u).
Oleh
karena itu, serulah (mereka untuk beriman), tetaplah (beriman dan
berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Nabi Muhammad), dan
janganlah mengikuti keinginan mereka. Katakanlah, “Aku beriman kepada
kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di
antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami
dan bagimu perbuatanmu. Tidak (perlu) ada pertengkaran di antara kami
dan kamu. Allah mengumpulkan kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.”
Wal-lażīna
yuḥājjūna fillāhi mim ba‘di mastujība lahū ḥujjatuhum dāḥiḍatun ‘inda
rabbihim wa ‘alaihim gaḍabuw wa lahum ‘ażābun syadīd(un).
Orang-orang
yang berbantah-bantahan tentang (agama) Allah setelah (agama itu)
diterima, perbantahan mereka itu sia-sia di sisi Tuhan mereka. Mereka
mendapat kemurkaan (Allah) dan azab yang sangat keras.
Allāhul-lażī anzalal-kitāba bil-ḥaqqi wal-mīzān(a), wa mā yudrīka la‘allas-sā‘ata qarīb(un).
Allah
yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) dengan benar dan (menurunkan)
timbangan (keadilan). Tahukah kamu (bahwa) boleh jadi hari Kiamat itu
sudah dekat?
Orang-orang
yang tidak percaya kepadanya (hari Kiamat) meminta agar ia (hari
Kiamat) segera terjadi, dan orang-orang yang beriman merasa takut
kepadanya serta yakin bahwa ia adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah,
sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang (terjadinya) kiamat itu
benar-benar berada dalam kesesatan yang jauh.
Man
kāna yurīdu ḥarṡal-ākhirati nazid lahū fī ḥarṡih(ī), wa man kāna yurīdu
ḥarṡad-dun-yā nu'tihī minhā, wa mā lahū fil-ākhirati min naṣīb(in).
Siapa
yang menghendaki balasan di akhirat, akan Kami tambahkan balasan itu
baginya. Siapa yang menghendaki balasan di dunia, Kami berikan kepadanya
sebagian darinya (balasan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian
sedikit pun di akhirat.
Am
lahum syurakā'u syara‘ū lahum minad-dīni mā lam ya'żam bihillāh(u), wa
lau lā kalimatul-faṣli laquḍiya bainahum, wa innaẓ-ẓālimīna lahum
‘ażābun alīm(un).
Apakah
mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang menetapkan bagi
mereka aturan agama yang tidak diizinkan (diridai) oleh Allah?
Seandainya tidak ada ketetapan yang pasti (tentang penundaan hukuman
dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan.
Sesungguhnya orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih.
Taraẓ-ẓālimīna
musyfiqīna mimmā kasabū wa huwa wāqi‘um bihim, wal-lażīna āmanū wa
‘amiluṣ-ṣāliḥāti fī rauḍātil-jannāt(i), lahum mā yasyā'ūna ‘inda
rabbihim, żālika huwal-faḍlul-kabīr(u).
Kamu
akan melihat orang-orang zalim itu sangat ketakutan karena
(kejahatan-kejahatan) yang telah mereka lakukan, sedangkan (azab)
menimpa mereka. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh (akan
bersenang-senang) di dalam taman-taman surga. Mereka mendapatkan apa
yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah
karunia yang besar.
Żālikal-lażī
yubasysyirullāhu ‘ibādahul-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāt(i), qul lā
as'alukum ‘alaihi ajran illal-mawaddata fil-qurbā, wa may yaqtarif
ḥasanatan nazid lahū fīhā ḥusnā(n), innallāha gafūrun syakūr(un).
Itulah
(karunia) yang (dengannya) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang
beriman dan beramal saleh. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku tidak
meminta kepadamu suatu imbalan pun atas seruanku, kecuali kasih sayang
dalam kekeluargaan.” Siapa mengerjakan kebaikan, akan Kami tambahkan
kebaikan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri.
Am
yaqūlūnaftarā ‘alallāhi każibā(n), fa'iy yasya'illāhu yakhtim ‘alā
qalbik(a), wa yamḥullāhul-bāṭila wa yuḥiqqul-ḥaqqa bikalimātih(ī),
innahū ‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
Ataukah
mereka mengatakan, “Dia (Nabi Muhammad) telah mengada-adakan kebohongan
tentang Allah.” Jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan mengunci
hatimu. Allah menghapus yang batil dan membenarkan yang benar dengan
firman-firman-Nya (Al-Qur’an). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala
isi hati.
Wa yastajībul-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa yazīduhum min faḍlih(ī), wal-kāfirūna lahum ‘ażābun syadīd(un).
memperkenankan
(doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan menambah
(pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Orang-orang kafir akan mendapat
azab yang sangat keras.
Wa
lau basaṭallāhur rizqa li‘ibādihī labagau fil-arḍi wa lākiy yunazzilu
biqadarim mā yasyā'(u), innahū bi‘ibādihī khabīrum baṣīr(un).
Seandainya
Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan
berbuat melampaui batas di bumi. Akan tetapi, Dia menurunkan apa yang
Dia kehendaki dengan ukuran (tertentu). Sesungguhnya Dia Maha Teliti
lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.
Wa min āyātihī khalqus-samāwāti wal-arḍi wa mā baṡṡa fīhimā min dābbah(tin), wa huwa ‘alā jam‘ihim iżā yasyā'u qadīr(un).
Di
antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi
serta makhluk-makhluk melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dia Maha
Kuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia menghendaki.
Jika
Dia menghendaki, Dia akan menghentikan angin, sehingga jadilah
(kapal-kapal) itu terhenti di permukaannya (laut). Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi tiap-tiap
orang yang selalu bersabar dan banyak bersyukur,
Wa ya‘lamal-lażīna yujādilūna fī āyātinā, mā lahum mim maḥīṣ(in).
(Yang
demikian itu) agar orang-orang yang membantah tanda-tanda (kekuasaan)
Kami mengetahui bahwa mereka tidak akan memperoleh jalan keluar (dari
siksaan).
Famā
ūtītum min syai'in fa matā‘ul-ḥayātid-dun-yā, wa mā ‘indallāhi khairuw
wa abqā lil-lażīna āmanū wa ‘alā rabbihim yatawakkalūn(a).
Apa
pun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan
hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih
baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman dan hanya kepada
Tuhan mereka bertawakal.
Wal-lażīna yajtanibūna kabā'iral-iṡmi wal-fawāḥisya wa iżā mā gaḍibū hum yagfirūn(a).
(Kenikmatan
itu juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menjauhi
dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah
segera memberi maaf;
Wal-lażīnastajābū lirabbihim wa aqāmuṣ-ṣalāta wa amruhum syūrā bainahum, wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn(a).
(juga
lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)
seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedangkan urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan
sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka;
Wa jazā'u sayyi'atin sayyi'atum miṡluhā, faman ‘afā wa aṣlaḥa fa ajruhū ‘alallāh(i), innahū lā yuḥibbuẓ-ẓālimīn(a).
Balasan
suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang
memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka
pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim.
Sesungguhnya
alasan (untuk menyalahkan) itu hanya ada pada orang-orang yang
menganiaya manusia dan melampaui batas di bumi tanpa hak (alasan yang
benar). Mereka itu mendapat siksa yang sangat pedih.
Wa
may yuḍlilillāhu famā lahū miw waliyyim mim ba‘dih(ī), wa
taraẓ-ẓālimīna lammā ra'awul-‘ażāba yaqūlūna hal ilā maraddim min
sabīl(in).
Siapa
yang dibiarkan sesat oleh Allah (karena kecenderungan dan pilihannya
sendiri), tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat
orang-orang zalim, ketika mereka melihat azab, berkata, “Adakah kiranya
jalan untuk kembali (ke dunia)?”
Wa
tarāhum yu‘raḍūna ‘alaihā khāsyi‘īna minaż żulli yanẓurūna min ṭarfin
khafiyy(in), wa qālal-lażīna āmanū innal-khāsirīnal-lażīna khasirū
anfusahum wa ahlīhim yaumal-qiyāmah(ti), alā innaẓ-ẓālimīna fī ‘ażābim
muqīm(in).
Kamu
akan melihat mereka dihadapkan kepadanya (neraka) dalam keadaan
tertunduk karena (merasa) hina. Mereka memperhatikan dengan pandangan
yang lesu. Orang-orang yang beriman berkata, “Sesungguhnya orang-orang
yang rugi adalah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan
keluarganya pada hari Kiamat.” Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang
zalim itu berada dalam azab yang kekal.
Wa mā kāna lahum min auliyā'a yanṣurūnahum min dūnillāh(i), wa may yuḍlilillāhu famā lahū min sabīl(in).
Mereka
tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong mereka selain Allah.
Siapa pun yang disesatkan oleh Allah (berdasarkan kecenderungan dan
pilihannya sendiri) tidak akan ada jalan baginya (untuk mendapat
petunjuk).
Istajībū
lirabbikum min qabli ay ya'tiya yaumul lā maradda lahū minallāh(i), mā
lakum mim malja'iy yauma'iżiw wa mā lakum min nakīr(in).
Penuhilah
seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari (Kiamat) yang tidak
dapat ditolak. Pada hari itu kamu tidak akan mempunyai tempat
berlindung dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).
Fa
in a‘raḍū famā arsalnāka ‘alaihim ḥafīẓā(n), in ‘alaika illal-balāg(u),
wa innā iżā ażaqnal-insāna minnā raḥmatan fariḥa bihā, wa in tuṣibhum
sayyi'atum bimā qaddamat aidīhim fa'innal-insāna kafūr(un).
Jika
mereka berpaling, (ingatlah) Kami tidak mengutus engkau sebagai
pengawas bagi mereka. Kewajibanmu hanyalah menyampaikan (risalah).
Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sedikit dari rahmat
Kami, dia gembira karenanya. Akan tetapi, jika mereka ditimpa kesusahan
disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, (niscaya mereka ingkar).
Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar (pada nikmat).
Milik
Allahlah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki,
memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki,
Au yuzawwijuhum żukrānaw wa ināṡā(n), wa yaj‘alu may yasyā'u ‘aqīmā(n), innahū ‘alīmun qadīr(un).
atau
Dia menganugerahkan (keturunan) laki-laki dan perempuan, serta
menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Wa
mā kāna libasyarin ay yukallimahullāhu illā waḥyan au miw warā'i
ḥijābin au yursila rasūlan fa yūḥiya bi'iżnihī mā yasyā'(u), innahū
‘aliyyun ḥakīm(un).
Tidak
mungkin bagi seorang manusia untuk diajak berbicara langsung oleh
Allah, kecuali dengan (perantaraan) wahyu, dari belakang tabir, atau
dengan mengirim utusan (malaikat) lalu mewahyukan kepadanya dengan
izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha
Bijaksana.
Wa
każālika auḥainā ilaika rūḥam min amrinā, mā kunta tadrī mal-kitābu wa
lal-īmānu wa lākin ja‘alnāhu nūran nahdī bihī man nasyā'u min ‘ibādinā,
wa innaka latahdī ilā ṣirāṭim mustaqīm(in).
Demikianlah
Kami mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) rūh (Al-Qur’an) dengan
perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab
(Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami menjadikannya (Al-Qur’an)
cahaya yang dengannya Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di
antara hamba-hamba Kami. Sesungguhnya engkau benar-benar membimbing
(manusia) ke jalan yang lurus,