Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā tuqaddimū baina yadayillāhi wa rasūlihī wattaqullāh(a), innallāha samī‘un ‘alīm(un).
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendahului Allah dan Rasul-Nya698) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Catatan Kaki
698)Maksudnya adalah bahwa orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan suatu hukum sebelum ada ketetapan dari Allah dan Rasul-Nya dalam hal yang dimungkinkan adanya penjelasan dari Allah atau Rasul-Nya.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū lā tarfa‘ū aṣwātakum fauqa ṣautin-nabiyyi wa lā
tajharū lahū bil-qauli kajahri ba‘ḍikum liba‘ḍin an taḥbaṭa a‘mālukum wa
antum lā tasy‘urūn(a).
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah meninggikan suaramu melebihi
suara Nabi dan janganlah berkata kepadanya dengan suara keras
sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain. Hal itu
dikhawatirkan akan membuat (pahala) segala amalmu terhapus, sedangkan
kamu tidak menyadarinya.
Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah,
mereka itulah orang-orang yang telah diuji hatinya oleh Allah untuk
bertakwa. Mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū in jā'akum fāsiqum binaba'in fa tabayyanū an
tuṣībū qaumam bijahālatin fa tuṣbiḥū ‘alā mā fa‘altum nādimīn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa
berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan
suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali
perbuatanmu itu.
Wa‘lamū
anna fīkum rasūlallāh(i), lau yuṭī‘ukum fī kaṡīrim minal-amri
la‘anittum wa lākinnallāha ḥabbaba ilaikumul-īmāna wa zayyanahū fī
qulūbikum wa karraha ilaikumul-kufra wal-fusūqa wal-‘iṣyān(a), ulā'ika
humur-rāsyidūn(a).
Ketahuilah bahwa di tengah-tengah kamu ada Rasulullah. Seandainya dia
menuruti (kemauan)-mu dalam banyak hal, pasti kamu akan mendapatkan
kesusahan. Akan tetapi,
Allah menjadikanmu cinta pada keimanan dan menjadikan (iman) itu indah
dalam hatimu serta menjadikanmu benci pada kekufuran, kefasikan, dan
kemaksiatan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan kebenaran.
Wa
in ṭā'ifatāni minal-mu'minīnaqtatalū fa aṣliḥū bainahumā, fa im bagat
iḥdāhumā ‘alal-ukhrā fa qātilul-latī tabgī ḥattā tafī'a ilā amrillāh(i),
fa in fā'at fa aṣliḥū bainahumā bil-‘adli wa aqsiṭū, innallāha
yuḥibbul-muqsiṭīn(a).
Jika
ada dua golongan orang-orang mukmin bertikai, damaikanlah keduanya.
Jika salah satu dari keduanya berbuat aniaya terhadap (golongan) yang
lain, perangilah (golongan) yang berbuat aniaya itu, sehingga golongan
itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali
(kepada perintah Allah), damaikanlah keduanya dengan adil. Bersikaplah
adil! Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil.
Innamal-mu'minūna ikhwatun fa aṣliḥū baina akhawaikum wattaqullāha la‘allakum turḥamūn(a).
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah
kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
dirahmati.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū lā yaskhar qaumum min qaumin ‘asā ay yakūnū
khairam minhum wa lā nisā'um min nisā'in ‘asā ay yakunna khairam
minhunn(a), wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazū bil-alqāb(i),
bi'salismul-fusūqu ba‘dal-īmān(i), wa mal lam yatub fa ulā'ika
humuẓ-ẓālimūn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik
daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan
(mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang
diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok).
Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang
buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik699) setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.
Catatan Kaki
699)Panggilan fasik adalah panggilan dengan menggunakan kata-kata yang mengandung penghinaan atau tidak mencerminkan sifat seorang mukmin.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanujtanibū kaṡīram minaẓ-ẓann(i), inna ba‘daẓ-ẓanni
iṡmuw wa lā tajassasū wa lā yagtab ba‘ḍukum ba‘ḍā(n), ayuḥibbu aḥadukum
ay ya'kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumūh(u), wattaqullāh(a),
innallāha tawwābur raḥīm(un).
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya
sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang
lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang
lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah!
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
Yā
ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja‘alnākum
syu‘ūbaw wa qabā'ila lita‘ārafū, inna akramakum ‘indallāhi atqākum,
innallāha ‘alīmun khabīr(un).
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.
Qālatil-a‘rābu
āmannā, qul lam tu'minū wa lākin qūlū aslamnā wa lammā yadkhulil-īmānu
fī qulūbikum, wa in tuṭī‘ullāha wa rasūlahū lā yalitkum min a‘mālikum
syai'ā(n), innallāha gafūrur raḥīm(un).
Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah
(kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami baru
berislam’ karena iman (yang sebenarnya) belum masuk ke dalam hatimu.
Jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi
sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu.” Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Innamal-mu'minūnal-lażīna
āmanū billāhi wa rasūlihī ṡumma lam yartābū wa jāhadū bi'amwālihim wa
anfusihim fī sabīlillāh(i), ulā'ika humuṣ-ṣādiqūn(a).
Sesungguhnya orang-orang mukmin (yang sebenarnya) hanyalah mereka yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah
orang-orang benar.
Katakanlah
(kepada mereka), “Apakah kamu akan memberi tahu Allah tentang agamamu
(keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi serta Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Yamunnūna
‘alaika an aslamū, qul lā tamunnū ‘alayya islāmakum, balillāhu yamunnu
‘alaikum an hadākum lil-īmāni in kuntum ṣādiqīn(a).
Mereka
merasa berjasa kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, “Janganlah
merasa berjasa kepadaku dengan keislamanmu. Sebenarnya Allahlah yang
melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan,
jika kamu orang-orang benar.”