Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji!192)
Dihalalkan bagimu hewan ternak, kecuali yang akan disebutkan kepadamu
(keharamannya) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai
dengan yang Dia kehendaki.
Catatan Kaki
192) Maksud janji di sini adalah janji kepada Allah Swt. untuk mengikuti ajaran-Nya dan janji kepada manusia dalam muamalah.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū lā tuḥillū sya‘ā'irallāhi wa lasy-syahral-ḥarāma
wa lal-hadya wa lal-qalā'ida wa lā āmmīnal-baital-ḥarāma yabtagūna
faḍlam mir rabbihim wa riḍwānā(n), wa iżā ḥalaltum faṣṭādū, wa lā
yajrimannakum syana'ānu qaumin an ṣaddūkum ‘anil- asjidil-ḥarāmi an
ta‘tadū, wa ta‘āwanū ‘alal-birri wat-taqwā, wa lā ta‘āwanū ‘alal-iṡmi
wal-‘udwān(i), wattaqullāh(a), innallāha syadīdul-‘iqāb(i).
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah,193) jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram,194) jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban)195) dan qalā’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda),196) dan jangan (pula mengganggu) para pengunjung Baitulharam sedangkan mereka mencari karunia dan rida Tuhannya!197)
Apabila kamu telah bertahalul (menyelesaikan ihram), berburulah (jika
mau). Janganlah sekali-kali kebencian(-mu) kepada suatu kaum, karena
mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat
melampaui batas (kepada mereka). Tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah sangat berat siksaan-Nya.
Catatan Kaki
193) Syiar-syiar kesucian Allah ialah segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadah haji, seperti tata cara melakukan tawaf dan sa’i, serta tempat-tempat mengerjakannya, seperti Ka‘bah, Safa, dan Marwah.
194) Bulan haram ialah Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab. Pada bulan-bulan itu dilarang melakukan peperangan.
195) Hadyu ialah hewan yang disembelih sebagai pengganti (dam) pekerjaan wajib yang ditinggalkan atau sebagai denda karena melanggar hal-hal yang terlarang di dalam ibadah haji.
196) Qalā’id ialah hewan hadyu yang diberi kalung sebagai tanda bahwa hewan itu telah ditetapkan untuk dibawa ke Ka‘bah.
197) Yang dimaksud dengan karunia di sini ialah keuntungan yang diberikan Allah Swt. dalam perjalanan ibadah haji, sedangkan keridaan-Nya ialah pahala yang diberikannya atas ibadah haji.
Ḥurrimat
‘alaikumul-maitatu wad-damu wa laḥmul-khinzīri wa mā uhilla
ligairillāhi bihī wal-munkhaniqatu wal-mauqūżatu wal-mutaraddiyatu
wan-naṭīḥatu wa mā akalas-sabu‘u illā mā żakkaitum, wa mā żubiḥa
‘alan-nuṣubi wa an tastaqsimū bil-azlām(i), żālikum fisq(un), al-yauma
ya'isal-lażīna kafarū min dīnikum falā takhsyauhum wakhsyaun(i),
al-yauma akmaltu lakum dīnakum wa atmamtu ‘alaikum ni‘matī wa raḍītu
lakumul-islāma dīnā(n), fa maniḍṭurra fī makhmaṣatin gaira mutajānifil
li'iṡm(in), fa innallāha gafūrur raḥīm(un).
Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang
disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang
(sempat) kamu sembelih.198) (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah),199) (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini200)
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh
sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah
kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah
Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai
agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin
berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Catatan Kaki
198) Hewan yang tercekik, dipukul, jatuh, ditanduk, dan diterkam binatang buas hukumnya halal apabila sempat disembelih sebelum mati.
199) Al-Azlām artinya ‘anak panah yang tidak memakai bulu’. Orang Arab Jahiliah menggunakannya untuk mengundi apakah melakukan sesuatu atau tidak. Mereka mengambil tiga buah anak panah: yang pertama ditulis “lakukanlah”, yang kedua ditulis “jangan lakukan”, dan yang ketiga dibiarkan kosong. Ketiganya lalu diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan di dalam Ka‘bah. Apabila hendak melakukan sesuatu, mereka meminta juru kunci Ka‘bah untuk mengambil sebuah anak panah. Mereka akan menaati apa pun yang tertulis pada anak panah yang terambil. Akan tetapi, jika yang terambil adalah anak panah yang kosong, mereka akan mengulang undian.
200) Maksud kata hari ini adalah pada waktu haji wada‘.
Mereka
bertanya kepadamu (Nabi Muhammad), “Apakah yang dihalalkan bagi
mereka?” Katakanlah, “Yang dihalalkan bagimu adalah (makanan-makanan)
yang baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang pemburu yang telah
kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah
diajarkan Allah kepadamu. Maka, makanlah apa yang ditangkapnya untukmu201) dan sebutlah nama Allah (waktu melepasnya). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”
Catatan Kaki
201) Maksudnya adalah hewan buruan yang ditangkap oleh binatang pemburu yang sengaja dilepas oleh pemiliknya untuk berburu dan binatang pemburu itu tidak memakannya.
Al-yauma
uḥilla lakumuṭ-ṭayyibāt(u), wa ṭa‘āmul-lażīna ūtul-kitāba ḥillul lakum,
wa ṭa‘āmukum ḥillul lahum, wal-muḥṣanātu minal-mu'mināti wal-muḥṣanātu
minal-lażīna ūtul-kitāba min qablikum iżā ātaitumūhunna ujūrahunna
muḥṣinīna gaira musāfiḥīna wa lā muttakhiżī akhdān(in), wa may yakfur
bil-īmāni faqad ḥabiṭa ‘amaluh(ū), wa huwa fil-ākhirati
minal-khāsirīn(a).
Pada
hari ini dihalalkan bagimu segala (makanan) yang baik. Makanan
(sembelihan) Ahlulkitab itu halal bagimu dan makananmu halal (juga) bagi
mereka. (Dihalalkan bagimu menikahi) perempuan-perempuan yang menjaga
kehormatan di antara perempuan-perempuan yang beriman dan
perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang
diberi kitab suci sebelum kamu, apabila kamu membayar maskawin mereka
untuk menikahinya, tidak dengan maksud berzina, dan tidak untuk
menjadikan (mereka) pasangan gelap (gundik). Siapa yang kufur setelah
beriman, maka sungguh sia-sia amalnya dan di akhirat dia termasuk
orang-orang yang rugi.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū iżā qumtum ilaṣ-ṣalāti fagsilū wujūhakum wa
aidiyakum ilal-marāfiqi wamsaḥū biru'ūsikum wa arjulakum
ilal-ka‘bain(i), wa in kuntum junuban faṭṭahharū, wa in kuntum marḍā au
‘alā safarin au jā'a aḥadum minkum minal-gā'iṭi au lāmastumun-nisā'a
falam tajidū mā'an fa tayammamū ṣa‘īdan ṭayyiban famsaḥū biwujūhikum wa
aidīkum minh(u), mā yurīdullāhu liyaj‘ala ‘alaikum min ḥarajiw wa lākiy
yurīdu liyuṭahhirakum wa liyutimma na‘matahū ‘alaikum la‘allakum
tasykurūn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan
salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah
kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu
dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit,202) dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh203)
perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang
baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak
ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu
bersyukur.
Catatan Kaki
202) Maksudnya, sakit yang membuatnya tidak boleh terkena air.
203) Lihat catatan kaki surah an-Nisā’ (4): 43.
Ważkurū
ni‘matallāhi ‘alaikum wa mīṡāqahul-lażī wāṡaqakum bih(ī), iż qultum
sami‘nā wa aṭa‘nā, wattaqullāh(a), innallāha ‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
Ingatlah nikmat Allah kepadamu dan perjanjian-Nya204)
yang telah Dia ikatkan kepadamu ketika kamu mengatakan, “Kami mendengar
dan kami menaati.” Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala isi hati.
Catatan Kaki
204) Maksudnya, perjanjian untuk mendengar dan taat kepada Nabi Muhammad saw. dalam kondisi apa pun yang diikrarkan pada waktu baiat (sumpah setia).
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena
Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanużkurū ni‘matallāhi ‘alaikum iż hamma qaumun ay
yabsuṭū ilaikum aidiyahum fa kaffa aidiyahum ‘ankum, wattaqullāh(a), wa
‘alallāhi falyatawakkalil-mu'minūn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah (yang dianugerahkan)
kepadamu ketika suatu kaum bermaksud hendak menyerangmu dengan
tangannya, lalu Dia menahan tangan (mencegah) mereka dari kamu.
Bertakwalah kepada Allah dan hanya kepada Allahlah hendaknya orang-orang
mukmin itu bertawakal.
Wa
laqad akhażallāhu mīṡāqa banī isrā'īl(a), wa ba‘aṡnā minhumuṡnai
‘asyara naqībā(n), wa qālallāhu innī ma‘akum, la'in aqamtumuṣ-ṣalāta wa
ātaitumuz-zakāta wa āmantum birusulī wa ‘azzartumūhum wa aqraḍtumullāha
qarḍan ḥasanal la'ukaffiranna ‘ankum sayyi'ātikum wa la'udkhilannakum
jannātin tajrī min taḥtihal-anhār(u), faman kafara ba‘da żālika minkum
faqad ḍalla sawā'as-sabīl(i).
Sungguh,
Allah benar-benar telah mengambil perjanjian dengan Bani Israil dan
Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Allah
berfirman, “Aku bersamamu. Sungguh, jika kamu mendirikan salat,
menunaikan zakat, beriman kepada rasul-rasul-Ku dan membantu mereka,
serta kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,205)
pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Aku masukkan kamu
ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Maka, siapa yang
kufur di antaramu setelah itu, sungguh dia telah tersesat dari jalan
yang lurus.”
Catatan Kaki
205) Pinjaman yang baik kepada Allah maksudnya adalah menginfakkan harta di jalan Allah Swt., baik infak wajib maupun sunah.
(Namun,)
karena mereka melanggar janjinya, Kami melaknat mereka dan Kami
menjadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman-firman
(Allah) dari tempat-tempatnya206)
dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan
kepada mereka. Engkau (Nabi Muhammad) senantiasa akan melihat
pengkhianatan dari mereka, kecuali sekelompok kecil di antara mereka
(yang tidak berkhianat). Maka, maafkanlah mereka dan biarkanlah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang muhsin.
Catatan Kaki
206) Maksudnya, mengubah teks ayat dengan cara mendahulukan, mengakhirkan, menambahkan, atau mengurangi, dan memalingkan makna kalimat dari pemahaman yang sesungguhnya.
Wa
minal-lażīna qālū innā naṣārā akhażnā mīṡāqahum fa nasū ḥaẓẓam mimmā
żukkirū bih(ī), fa agrainā bainahumul-‘adāwata wal-bagḍā'a ilā
yaumil-qiyāmah(ti), wa saufa yunabbi'uhumullāhu bimā kānū yaṣna‘ūn(a).
Dari
orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani,”
Kami telah mengambil perjanjian. Kemudian, mereka melupakan sebagian
pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Maka, Kami menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara mereka hingga hari Kiamat. Kelak
Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang selama ini mereka
perbuat.
Yā
ahlal-kitābi qad jā'akum rasūlunā yubayyinu lakum kaṡīram mimmā kuntum
tukhfūna minal-kitābi wa ya‘fū ‘an kaṡīr(in), qad jā'akum minallāhi
nūruw wa kitābum mubīn(un).
Wahai
Ahlulkitab, sungguh rasul Kami telah datang kepadamu untuk menjelaskan
banyak hal dari (isi) kitab suci yang kamu sembunyikan dan membiarkan
(tidak menjelaskan) banyak hal (pula). Sungguh, telah datang kepadamu
cahaya dari Allah dan kitab suci207) yang jelas.
Catatan Kaki
207) Cahaya dari Allah Swt. maksudnya adalah Nabi Muhammad saw., sedangkan kitab suci maksudnya adalah Al-Qur’an.
Yahdī
bihillāhi manittaba‘a riḍwānahū subulas-salāmi wa yukhrijuhum
minaẓ-ẓulumāti ilan-nūri bi'iżnihī wa yahdīhim ilā ṣirāṭim mustaqīm(in).
Dengannya
(kitab suci) Allah menunjukkan kepada orang yang mengikuti rida-Nya
jalan-jalan keselamatan, mengeluarkannya dari berbagai kegelapan menuju
cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan kepadanya (satu) jalan yang
lurus.
Laqad
kafaral-lażīna qālū innallāha huwal-masīḥubnu maryam(a), qul famay
yamliku minallāhi syai'an in arāda ay yuhlikal-masīḥabna maryama wa
ummahū wa man fil-arḍi jamī‘ā(n), wa lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍi wa
mā bainahumā, yakhluqu mā yasyā'(u), wallāhu ‘alā kulli syai'in
qadīr(un).
Sungguh,
benar-benar telah kufur orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah
itulah Almasih putra Maryam.” Katakanlah (Nabi Muhammad), “(Jika benar
begitu,) siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia
hendak membinasakan Almasih putra Maryam, ibunya, dan seluruh yang
berada di bumi?” Milik Allahlah kerajaan langit, bumi, dan apa yang ada
di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Wa
qālatil-yahūdu wan-naṣārā naḥnu abnā'ullāhi wa aḥibbā'uh(ū), qul falima
yu‘ażżibukum biżunūbikum, bal antum basyarum mimman khalaq(a), yagfiru
limay yasyā'u wa yu‘ażżibu may yasyā'(u), wa lillāhi mulkus-samāwāti
wal-arḍi wa mā bainahumā, wa ilaihil-maṣīr(u).
Orang
Yahudi dan orang Nasrani berkata, “Kami adalah anak-anak Allah dan
kekasih-kekasih-Nya.” Katakanlah, “(Jika benar begitu,) mengapa Allah
menyiksa kamu karena dosa-dosamu? Sebaliknya, kamu adalah manusia
(biasa) di antara orang-orang yang Dia ciptakan. Dia mengampuni siapa
yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki (pula). Milik
Allahlah kerajaan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, dan
kepada-Nya semua akan kembali.”
Yā
ahlal-kitābi qad jā'akum rasūlunā yubayyinu lakum ‘alā fatratim
minar-rusuli an taqūlū mā jā'anā mim basyīriw wa lā nażīr(in), faqad
jā'akum basyīruw wa nażīr(un), wallāhu ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Wahai
Ahlulkitab, sungguh rasul Kami telah datang kepadamu untuk memberi
penjelasan setelah beberapa saat terhentinya (pengutusan) rasul-rasul
agar kamu tidak mengatakan, “Tidak ada yang datang kepada kami, baik
pembawa berita gembira maupun pemberi peringatan.” Sungguh, telah datang
kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Wa
iż qāla mūsā liqaumihī yā qaumiżkurū ni‘matallāhi ‘alaikum iż ja‘ala
fīkum ambiyā'a wa ja‘alakum mulūkā(n), wa ātākum mā lam yu'ti aḥadam
minal-‘ālamīn(a).
(Ingatlah)
ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, ingatlah nikmat
Allah kepadamu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, menjadikanmu
(terhormat seperti) para raja, dan menganugerahkan kepadamu apa yang
belum pernah Dia anugerahkan kepada seorang pun di antara umat yang
lain.
Yā qaumidkhulul-arḍal-muqaddasatal-latī kataballāhu lakum wa lā tartaddū ‘alā adbārikum fa tanqalibū khāsirīn(a).
Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitulmaqdis) yang telah Allah tentukan bagimu208) dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi.”
Catatan Kaki
208) Maksudnya, tanah Palestina ditentukan Allah Swt. bagi kaum Yahudi selama mereka beriman dan taat kepada Allah Swt. Ketika Nabi Muhammad saw. sudah diutus Allah Swt., sementara mereka menolak untuk beriman kepadanya, ketentuan itu pupus bagi orang Yahudi.
Qālū
yā mūsā inna fīhā qauman jabbārīn(a), wa innā lan nadkhulahā ḥattā
yakhrujū minhā, fa iy yakhrujū minhā fa innā dākhilūn(a).
Mereka
berkata, “Wahai Musa, sesungguhnya di dalamnya (negeri itu) ada
orang-orang yang sangat kuat dan kejam. Kami tidak akan memasukinya
sebelum mereka keluar. Jika mereka keluar dari sana, kami pasti akan
masuk.”
Qāla
rajulāni minal-lażīna yakhāfūna an‘amallāhu ‘alaihimadkhulū
‘alaihimul-bāb(a), fa iżā dakhaltumūhu fa innakum gālibūn(a), wa
‘alallāhi fa tawakkalū in kuntum mu'minīn(a).
Berkatalah
dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang keduanya telah
diberi nikmat oleh Allah, “Masukilah pintu gerbang negeri itu untuk
(menyerang) mereka (penduduk Baitulmaqdis). Jika kamu memasukinya, kamu
pasti akan menang. Bertawakallah hanya kepada Allah, jika kamu
orang-orang mukmin.”
Qālū yā mūsā innā lan nadkhulahā abadam mā dāmū fīhā, fażhab anta wa rabbuka fa qātilā innā hāhunā qā‘idūn(a).
Mereka
berkata, “Wahai Musa, sesungguhnya kami sampai kapan pun tidak akan
memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya. Oleh karena itu,
pergilah engkau bersama Tuhanmu, lalu berperanglah kamu berdua.
Sesungguhnya kami tetap berada di sini saja.”
Qāla rabbi innī lā amliku illā nafsī wa akhī fafruq bainanā wa bainal-qaumil-fāsiqīn(a).
Dia
(Musa) berkata, “Ya Tuhanku, aku tidak mempunyai kekuasaan apa pun,
kecuali atas diriku sendiri dan saudaraku. Oleh sebab itu, pisahkanlah
antara kami dan kaum yang fasik itu.”
(Allah)
berfirman, “(Jika demikian,) sesungguhnya (negeri) itu terlarang buat
mereka selama empat puluh tahun. (Selama itu) mereka akan mengembara
kebingungan di bumi. Maka, janganlah engkau (Musa) bersedih atas (nasib)
kaum yang fasik itu.”
Watlu
‘alaihim naba'abnai ādama bil-ḥaqqi iż qarrabā qurbānan fa tuqubbila
min aḥadihimā wa lam yutaqabbal minal-ākhar(i), qāla la'aqtulannak(a),
qāla innamā yataqabbalullāhu minal-muttaqīn(a).
Bacakanlah
(Nabi Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan
sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima
dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).
Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti akan membunuhmu.” Dia (Habil)
berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang
bertakwa.
Sesungguhnya
jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku,
aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.
Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.
Innī urīdu an tabū'a bi'iṡmī wa iṡmika fa takūna min aṣḥābin-nār(i), wa żālika jazā'uẓ-ẓālimīn(a).
Sesungguhnya
aku ingin engkau kembali (kepada-Nya) dengan (membawa) dosa (karena
membunuh)-ku dan dosamu (sebelum itu) sehingga engkau akan termasuk
penghuni neraka. Itulah balasan bagi orang-orang yang zalim.”
Fa ṭawwa‘at lahū nafsuhū qatla akhīhi fa qatalahū fa aṣbaḥa minal-khāsirīn(a).
Kemudian, hawa nafsunya (Qabil) mendorong dia untuk membunuh saudaranya.209) Maka, dia pun (benar-benar) membunuhnya sehingga dia termasuk orang-orang yang rugi.
Catatan Kaki
209) Sifat-sifat manusia yang dikhawatirkan malaikat (surah al-Baqarah [2]: 30) mulai muncul pada anak Adam.
Fa
ba‘aṡallāhu gurābay yabḥaṡu fil-arḍi liyuriyahū kaifa yuwārī sau'ata
akhīh(i), qāla yā wailatā a‘ajazta an akūna miṡla hāżal-gurābi fa
uwāriya sau'ata akhī, fa aṣbaḥa minan-nādimīn(a).
Kemudian,
Allah mengirim seekor burung gagak untuk menggali tanah supaya Dia
memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana cara mengubur mayat
saudaranya.210) (Qabil)
berkata, “Celakalah aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung
gagak ini sehingga aku dapat mengubur mayat saudaraku?” Maka, jadilah
dia termasuk orang-orang yang menyesal.
Catatan Kaki
210) Allah Swt. mengajarkan kepada manusia ilmu dan kemampuan untuk mengembangkan kehidupannya dengan mempelajari perilaku hewan, tumbuhan, dan fenomena alam lainnya.
Min
ajli żālik(a), katabnā ‘alā banī isrā'īla annahū man qatala nafsam
bigairi nafsin au fasādin fil-arḍi fa ka'annamā qatalan-nāsa jamī‘ā(n),
wa man aḥyāhā fa ka'annamā aḥyan-nāsa jamī‘ā(n), wa laqad jā'athum
rusulunā bil-bayyināt(i), ṡumma inna kaṡīram minhum ba‘da żālika
fil-arḍi lamusrifūn(a).
Oleh
karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa
yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah
membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka
seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.211)
Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia
seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh,
rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di
antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.
Catatan Kaki
211) Maksudnya, membunuh seorang manusia sama dengan menghalalkan pembunuhan terhadap seluruh manusia. Sebaliknya, menjaga kehormatan seorang manusia sama dengan menjaga kehormatan seluruh manusia.
Innamā
jazā'ul-lażīna yuḥāribūnallāha wa rasūlahū wa yas‘auna fil-arḍi fasādan
ay yuqattalū au yuṣallabū au tuqaṭṭa‘a aidīhim wa arjuluhum min
khilāfin au yunfau minal-arḍ(i), żālika lahum khizyun fid-dun-yā wa
lahum fil-ākhirati ‘ażābun ‘aẓīm(un).
Balasan
bagi orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya serta membuat
kerusakan di bumi hanyalah dibunuh, disalib, dipotong tangan dan kaki
mereka secara silang, atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang
demikian itu merupakan kehinaan bagi mereka di dunia dan di akhirat
(kelak) mereka mendapat azab yang sangat berat,212)
Catatan Kaki
212) Ayat ini berkenaan dengan penjelasan Allah Swt. tentang ḥirābah, yaitu tindak kekerasan secara terang-terangan untuk mengambil harta, membunuh, dan menimbulkan rasa takut, seperti perampokan dan terorisme.
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, carilah
wasilah (jalan untuk mendekatkan diri) kepada-Nya, dan berjihadlah
(berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung.
Innal-lażīna
kafarū lau anna lahum mā fil-arḍi jamī‘aw wa miṡlahū ma‘ahū liyaftadū
bihī min ‘ażābi yaumil-qiyāmati mā tuqubbila minhum, wa lahum ‘ażābun
alīm(un).
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur, seandainya memiliki segala apa yang ada di bumi
dan ditambah (lagi) dengan sebanyak itu untuk menebus diri mereka dari
azab hari Kiamat, niscaya semua (tebusan) itu tidak akan diterima dari
mereka. Bagi mereka azab yang sangat pedih.
Laki-laki
maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai
balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari
Allah. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Faman tāba mim ba‘di ẓulmihī wa aṣlaḥa fa innallāha yatūbu ‘alaih(i), innallāha gafūrur raḥīm(un).
Maka,
siapa yang bertobat setelah melakukan kezaliman dan memperbaiki diri,
sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Alam
ta‘lam annallāha lahū mulkus-samāwāti wal-arḍ(i), yu‘ażżibu may yasyā'u
wa yagfiru limay yasyā'(u), wallāhu ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Tidakkah
engkau tahu bahwa sesungguhnya milik Allahlah kerajaan langit dan bumi?
Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki dan mengampuni siapa yang Dia
kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yā
ayyuhar-rasūlu lā yaḥzunkal-lażīna yusāri‘ūna fil-kufri minal-lażīna
qālū āmannā bi'afwāhihim wa lam tu'min qulūbuhum - wa minal-lażīna hādū -
sammā‘ūna lil-każibi sammā‘ūna liqaumin ākharīna lam ya'tūk(a),
yuḥarrifūnal-kalima mim ba‘di mawāḍi‘ih(ī), yaqūlūna in ūtītum hāżā fa
khużhu wa illam tu'tauhu faḥżarū, wa may yuridillāhu fitnatahū falan
tamlika lahū minallāhi syai'ā(n), ulā'ikal-lażīna lam yuridillāhu ay
yuṭahhira qulūbahum, lahum fid-dun-yā khizyuw wa lahum fil-ākhirati
‘ażābun ‘aẓīm(un).
Wahai
Rasul (Muhammad), janganlah engkau disedihkan oleh orang-orang yang
bersegera dalam kekufuran, yaitu orang-orang (munafik) yang mengatakan
dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati mereka belum
beriman, dan juga orang-orang Yahudi. (Mereka adalah) orang-orang yang
sangat suka mendengar (berita-berita) bohong lagi sangat suka mendengar
(perkataan-perkataan) orang lain yang belum pernah datang kepadamu.
Mereka mengubah firman-firman (Allah) setelah berada di tempat-tempat
yang (sebenar)-nya. Mereka mengatakan, “Jika ini yang diberikan kepada
kamu, terimalah. Jika kamu diberi yang bukan ini, hati-hatilah.” Siapa
yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka sekali-kali engkau tidak akan
mampu menolak sesuatu pun dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang
Allah tidak hendak menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat
kehinaan dan di akhirat akan mendapat azab yang sangat berat.
Sammā‘ūna
lil-każibi akkālūna lis-suḥt(i), fa in jā'ūka faḥkum bainahum au a‘riḍ
‘anhum, wa in tu‘riḍ ‘anhum falay yaḍurrūka syai'ā(n), wa in ḥakamta
faḥkum bainahum bil-qisṭ(i), innallāha yuḥibbul-muqsiṭīn(a).
Mereka
(orang-orang Yahudi itu) sangat suka mendengar berita bohong lagi
banyak memakan makanan yang haram. Maka, jika mereka datang kepadamu
(Nabi Muhammad untuk meminta putusan), berilah putusan di antara mereka
atau berpalinglah dari mereka. Jika engkau berpaling, mereka tidak akan
membahayakanmu sedikit pun. Akan tetapi, jika engkau memutuskan (perkara
mereka), putuskanlah dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang adil.
Wa
kaifa yuḥakkimūnaka wa ‘indahumut-taurātu fīhā ḥukmullāhi ṡumma
yatawallauna mim ba‘di żālik(a), wa mā ulā'ika bil-mu'minīn(a).
Bagaimana
mereka menjadikanmu sebagai hakim mereka, sedangkan mereka mempunyai
Taurat yang di dalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling
(dari putusanmu) setelah itu? Mereka benar-benar bukanlah orang-orang
mukmin.
Innā
anzalnat-taurāta fīhā hudaw wa nūr(un), yaḥkumu bihan-nabiyyūnal-lażīna
aslamū lil-lażīna hādū war-rabbāniyyūna wal-aḥbāru bimastuḥfiẓū min
kitābillāhi wa kānū ‘alaihi syuhadā'(a), falā takhsyawun-nāsa wakhsyauni
wa lā tasytarū bi'āyātī ṡamanan qalīlā(n), wa mal lam yaḥkum bimā
anzalallāhu fa ulā'ika humul-kāfirūn(a).
Sesungguhnya
Kami telah menurunkan Taurat. Di dalamnya ada petunjuk dan cahaya.
Dengannya para nabi, yang berserah diri (kepada Allah), memberi putusan
atas perkara orang Yahudi. Demikian pula para rabi dan ulama-ulama
mereka (juga memberi putusan) sebab mereka diperintahkan (oleh Allah
untuk) menjaga kitab Allah dan mereka merupakan saksi-saksi terhadapnya.
Oleh karena itu, janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku. Janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah.
Siapa yang tidak memutuskan (suatu urusan) menurut ketentuan yang
diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.213)
Catatan Kaki
213) Orang yang tidak memutuskan perkara menurut hukum Allah Swt. ada tiga macam: (a) karena benci dan ingkarnya kepada hukum Allah Swt., orang yang semacam ini kafir (surah al-Mā’idah [5]: 44); (b) karena menuruti hawa nafsu dan merugikan orang lain, dinamakan zalim (surah al-Mā’idah [5]: 45); dan (c) karena fasik, sebagaimana terdapat dalam ayat 47 surah ini.
Wa
katabnā ‘alaihim fīhā annan-nafsa bin-nafsi wal-‘aina bil-‘aini
wal-anfa bil-anfi wal-użuna bil-użuni was-sinna bis-sinni wal-jurūḥa
qiṣāṣ(un), faman taṣaddaqa bihī fa huwa kaffāratul lah(ū), wa mal lam
yaḥkum bimā anzalallāhu fa ulā'ika humuẓ-ẓālimūn(a).
Kami
telah menetapkan bagi mereka (Bani Israil) di dalamnya (Taurat) bahwa
nyawa (dibalas) dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung,
telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada
kisasnya (balasan yang sama). Siapa yang melepaskan (hak kisasnya), maka
itu (menjadi) penebus dosa baginya. Siapa yang tidak memutuskan (suatu
urusan) menurut ketentuan yang diturunkan Allah, maka mereka itulah
orang-orang zalim.
Wa
qaffainā ‘alā āṡārihim bi‘īsabni maryama muṣaddiqal limā baina yadaihi
minat-taurāh(ti), wa ātaināhul-injīla fīhi hudaw wa nūr(un), wa
muṣaddiqal limā baina yadaihi minat-taurāti wa hudaw wa mau‘iẓatal
lil-muttaqīn(a).
Kami
meneruskan jejak mereka (para nabi Bani Israil) dengan (mengutus) Isa
putra Maryam yang membenarkan apa (kitab suci) yang sebelumnya, yaitu
Taurat. Kami menurunkan Injil kepadanya (yang) di dalamnya terdapat
petunjuk dan cahaya; yang membenarkan kitab suci yang sebelumnya, yaitu
Taurat; dan menjadi petunjuk serta pengajaran bagi orang-orang yang
bertakwa.
Walyaḥkum ahlul-injīli bimā anzalallāhu fīh(i), wa mal lam yaḥkum bimā anzalallāhu fa ulā'ika humul-fasiqūn(a).
Hendaklah pengikut Injil memutuskan (urusan) menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya.214) Siapa yang tidak memutuskan (suatu urusan) menurut ketentuan yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang fasik.
Catatan Kaki
214) Hukum ini berlaku sampai Allah Swt. mengutus Nabi Muhammad saw.
Wa
anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi
minal-kitābi wa muhaiminan ‘alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa
lā tattabi‘ ahwā'ahum ‘ammā jā'aka minal-ḥaqq(i), likullin ja‘alnā
minkum syir‘ataw wa minhājā(n), wa lau syā'allāhu laja‘alakum ummataw
wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt(i),
ilallāhi marji‘ukum jamī‘an fa yunabbi'ukum bimā kuntum fīhi
takhtalifūn(a).
Kami
telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan
(membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka,
putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan
janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan)
kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu
Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki,
niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak
mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka,
berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua
kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu
perselisihkan.
Wa
aniḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi‘ ahwā'ahum waḥżarūhum
ay yaftinūka ‘am ba‘ḍi mā anzalallāhu ilaik(a), fa in tawallau fa‘lam
annamā yurīdullāhu ay yuṣībahum biba‘ḍi żunūbihim, wa inna kaṡīram
minan-nāsi lafāsiqūn(a).
Hendaklah
engkau memutuskan (urusan) di antara mereka menurut aturan yang
diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka.
Waspadailah mereka agar mereka tidak dapat memperdayakan engkau untuk
meninggalkan sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika
mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka
disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Sesungguhnya banyak dari manusia
adalah orang-orang yang fasik.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū lā tattakhiżul-yahūda wan-naṣārā auliyā'(a),
ba‘ḍuhum auliyā'u ba‘ḍ(in), wa may yatawallahum minkum fa innahū minhum,
innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn(a).
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(-mu).215)
Sebagian mereka menjadi teman setia bagi sebagian yang lain. Siapa di
antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada kaum yang zalim.
Fa
taral-lażīna fī qulūbihim maraḍuy yusāri‘ūna fīhim yaqūlūna nakhsyā an
tuṣībanā dā'irah(tun), fa ‘asallāhu ay ya'tiya bil-fatḥi au amrim min
‘indihī fa yuṣbiḥū ‘alā mā asarrū fī anfusihim nādimīn(a).
Maka,
kamu akan melihat orang-orang yang hatinya berpenyakit segera mendekati
mereka (Yahudi dan Nasrani) seraya berkata, “Kami takut akan tertimpa
mara bahaya.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada
Rasul-Nya) atau suatu keputusan dari sisi-Nya sehingga mereka menyesali
apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.
Wa
yaqūlul-lażīna āmanū ahā'ulā'il-lażīna aqsamū billāhi jahda aimānihim,
innahum lama‘akum, ḥabiṭat a‘māluhum fa aṣbaḥū khāsirīn(a).
Orang-orang
yang beriman akan berkata, “Inikah orang yang bersumpah dengan (nama)
Allah secara sungguh-sungguh bahwa mereka benar-benar beserta kamu?”
Segala amal mereka menjadi sia-sia sehingga mereka menjadi orang-orang
yang rugi.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū may yartadda minkum ‘an dīnihī fa saufa ya'tillāhu
biqaumiy yuḥibbuhum wa yuḥibbūnah(ū), ażillatin ‘alal-mu'minīna
a‘izzatin ‘alal-kāfirīn(a), yujāhidūna fī sabīlillāhi wa lā yakhāfūna
laumata lā'im(in), żālika faḍlullāhi yu'tīhi may yasyā'(u), wallāhu
wāsi‘un ‘alīm(un).
Wahai
orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai
mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap
orang-orang mukmin dan bersikap tegas terhadap orang-orang kafir.
Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang yang
mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia
kehendaki. Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Innamā waliyyukumullāhu wa rasūluhū wal-lażīna āmanul-lażīna yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa yu'tūnaz-zakāta wa hum rāki‘ūn(a).
Sesungguhnya
penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman yang
menegakkan salat dan menunaikan zakat seraya tunduk (kepada Allah).
Wa may yatawallallāha wa rasūlahū wal-lażīna āmanū fa inna ḥizballāhi humul-gālibūn(a).
Siapa
yang menjadikan Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman sebagai
penolongnya, sesungguhnya para pengikut Allah itulah yang akan menjadi
pemenang.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū lā tattakhiżul-lażīnattakhażū dīnakum huzuwaw wa
la‘ibam minal-lażīna ūtul-kitāba min qablikum wal-kuffāra auliyā'(a),
wattaqullāha in kuntum mu'minīn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang yang
menjadikan agamamu bahan ejekan dan permainan, (yaitu) di antara
orang-orang yang telah diberi kitab suci sebelummu dan orang-orang
kafir, sebagai teman setia(-mu).216) Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang mukmin.
Wa iżā nādaitum ilaṣ-ṣalātittakhażūhā huzuwaw wa la‘ibā(n), żālika bi'annahum qaumul lā ya‘qilūn(a).
Apabila
kamu menyeru untuk (melaksanakan) salat, mereka menjadikannya bahan
ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya
mereka orang-orang yang tidak mengerti.
Qul
yā ahlal-kitābi hal tanqimūna minnā illā an āmannā billāhi wa mā unzila
ilainā wa mā unzila min qabl(u), wa anna akṡarakum fāsiqūn(a).
Katakanlah,
“Wahai Ahlulkitab, apakah kamu memandang kami salah hanya karena kami
beriman kepada Allah, pada apa yang diturunkan kepada kami (Al-Qur’an),
pada apa yang diturunkan sebelumnya, dan (kami yakin bahwa) sesungguhnya
kebanyakan kamu adalah orang-orang fasik?”
Qul
hal unabbi'ukum bisyarrim min żālika maṡūbatan ‘indallāh(i), mal
la‘anahullāhu wa gaḍiba ‘alaihi wa ja‘ala minhumul-qiradata
wal-khanāzīra wa ‘abadaṭ-ṭāgūt(a), ulā'ika syarrum makānaw wa aḍallu ‘an
sawā'is-sabīl(i).
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang sesuatu yang lebih buruk pembalasannya daripada itu217) di sisi Allah? (Yaitu balasan) orang yang dilaknat dan dimurkai Allah (yang) di antara mereka Dia jadikan kera dan babi.218) (Di antara mereka ada pula yang) menyembah Tagut.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
Catatan Kaki
217) Sesuatu yang lebih buruk pembalasannya adalah menganggap salah keimanan kepada Allah Swt., Al-Qur’an, dan kitab suci yang diturunkan sebelumnya.
218) Laknat ini ditimpakan kepada orang-orang Yahudi yang melanggar kehormatan hari Sabat (lihat surah al-Baqarah [2]: 65).
Wa iżā jā'ūkum qālū āmannā wa qad dakhalū bil-kufri wa hum qad kharajū bih(ī), wallāhu a‘lamu bimā kānū yaktumūn(a).
Apabila
(Ahlulkitab yang munafik) datang kepadamu, mereka berkata, “Kami telah
beriman,” padahal mereka datang dengan kekufuran dan mereka pergi (juga)
dengannya (kekufuran). Allah lebih mengetahui apa yang selalu mereka
sembunyikan.
Wa tarā kaṡīram minhum yusāri‘ūna fil-iṡmi wal-‘udwāni wa aklihimus-suḥt(a), labi'sa mā kānū ya‘malūn(a).
Kamu
akan melihat banyak di antara mereka (Ahlulkitab) berlomba-lomba dalam
perbuatan dosa, permusuhan, dan memakan (makanan) yang haram. Sungguh,
itulah seburuk-buruk apa yang selalu mereka kerjakan.
Lau lā yanhāhumur-rabbāniyyūna wal-aḥbāru ‘an qaulihimul-iṡma wa aklihimus-suḥt(a), labi'sa mā kānū yaṣna‘ūn(a).
Mengapa
para ulama dan pendeta tidak melarang mereka mengucapkan perkataan
bohong dan memakan (makanan) yang haram? Sungguh, itulah seburuk- buruk
apa yang selalu mereka perbuat.
Wa
qālatil-yahūdu yadullāhi maglūlah(tun), gullat aidīhim wa lu‘inū bimā
qālū, bal yadāhu mabsūṭatān(i), yunfiqu kaifa yasyā'(u), wa layazīdanna
kaṡīram minhum mā unzila ilaika mir rabbika ṭugyānaw wa kufrā(n), wa
alqainā bainahumul-‘adāwata wal-bagḍā'a ilā yaumil-qiyāmah(ti), kullamā
auqadū nāral lil-ḥarbi aṭfa'ahallāh(u), wa yas‘auna fil-arḍi fasādā(n),
wallāhu lā yuḥibbul-mufsidīn(a).
Orang-orang
Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu (kikir).” Sebenarnya tangan
merekalah yang dibelenggu. Mereka dilaknat disebabkan apa yang telah
mereka katakan. Sebaliknya, kedua tangan-Nya terbuka (Maha Pemurah). Dia
memberi rezeki sebagaimana Dia kehendaki. (Al-Qur’an) yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu itu pasti akan menambah kedurhakaan dan kekufuran
bagi kebanyakan mereka. Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di
antara mereka sampai hari Kiamat. Setiap kali mereka menyalakan api
peperangan, Allah memadamkannya. Mereka berusaha (menimbulkan) kerusakan
di bumi. Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Wa lau anna ahlal-kitābi āmanū wattaqau lakaffarnā ‘anhum sayyi'ātihim wa la'adkhalnāhum jannātin-na‘īm(i).
Seandainya
Ahlulkitab itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahan mereka dan tentu Kami masukkan mereka ke dalam
surga-surga yang penuh kenikmatan.
Wa
lau annahum aqāmut-taurāta wal-injīla wa mā unzila ilaihim mir rabbihim
la'akalū min fauqihim wa min taḥti arjulihim, minhum ummatum
muqtaṣidah(tun), wa kaṡīrum minhum sā'a mā ya‘malūn(a).
Seandainya
mereka menegakkan (hukum) Taurat, Injil, dan (Al-Qur’an) yang
diturunkan kepada mereka dari Tuhan mereka, niscaya mereka akan mendapat
makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.219)
Di antara mereka ada umat yang menempuh jalan yang lurus. Sementara
itu, banyak di antara mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan.
Catatan Kaki
219) Sebagai pahalanya, Allah Swt. akan memberikan rahmat-Nya dengan menurunkan hujan dan menghidupkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya berlimpah ruah.
Yā
ayyuhar-rasūlu ballig mā unzila ilaika mir rabbik(a), wa illam taf‘al
famā ballagta risālatah(ū), wallāhu ya‘ṣimuka minan-nās(i), innallāha lā
yahdil-qaumal-kāfirīn(a).
Wahai
Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau
tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak
menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari (gangguan) manusia.220) Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
Catatan Kaki
220) Maksudnya, tidak seorang pun yang dapat membunuh Nabi Muhammad saw.
Qul
yā ahlal-kitābi lastum ‘alā syai'in ḥattā tuqīmut-taurāta wal-injīla wa
mā unzila ilaikum mir rabbikum, wa layazīdanna kaṡīram minhum mā unzila
ilaika mir rabbika ṭugyānaw wa kufrā(n), falā ta'sa
‘alal-qaumil-kāfirīn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, kamu tidak menganut sesuatu pun
(agama yang benar) hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil,
dan (Al-Qur’an) yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.” Apa yang diturunkan
Tuhanmu kepadamu pasti akan membuat banyak di antara mereka lebih
durhaka dan ingkar. Maka, janganlah engkau bersedih terhadap kaum yang
kafir itu.
Innal-lażīna
āmanū wal-lażīna hādū waṣ-ṣābi'ūna wan-naṣārā man āmana billāhi
wal-yaumil-ākhiri wa ‘amila ṣāliḥan falā khaufun ‘alaihim wa lā hum
yaḥzanūn(a).
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Sabiin, dan Nasrani,
siapa yang beriman kepada Allah, hari Akhir, dan beramal saleh, tidak
ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih.
Sungguh, Kami benar-benar telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan telah mengutus rasul-rasul kepada mereka.221)
Setiap kali rasul datang kepada mereka dengan membawa apa yang tidak
sesuai dengan hawa nafsu mereka, sebagian (dari rasul itu) mereka
dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.
Catatan Kaki
221) Yakni janji untuk beriman kepada Allah Swt. dan rasul-rasul-Nya.
Wa
ḥasibū allā takūna fitnatun fa ‘amū wa ṣammū ṡumma tāballāhu ‘alaihim
ṡumma ‘amū wa ṣammū kaṡīrum minhum, wallāhu baṣīrum bimā ya‘malūn(a).
Mereka
mengira bahwa tidak akan terjadi fitnah (azab akibat dosa-dosa mereka).
Oleh karena itu, mereka menjadi buta dan tuli. Setelah itu Allah
menerima tobat mereka, kemudian banyak di antara mereka buta dan tuli
(lagi). Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
Laqad
kafaral-lażīna qālū innallāha huwal-masīḥubnu maryam(a), wa
qālal-masīḥu yā banī isrā'īla‘budullāha rabbī wa rabbakum, innahū may
yusyrik billāhi faqad ḥarramallāhu ‘alaihil-jannata wa ma'wāhun nār(u),
wa mā liẓ-ẓālimīna min anṣār(in).
Sungguh,
telah kufur orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itulah
Almasih putra Maryam.” Almasih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil,
sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu!” Sesungguhnya siapa yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan
surga baginya dan tempatnya ialah neraka. Tidak ada seorang penolong
pun bagi orang-orang zalim itu.
Laqad
kafaral-lażīna qālū innallāha ṡāliṡu ṡalāsah(tin), wa mā min ilāhin
illā ilāhuw wāḥid(un), wa illam yantahū ‘ammā yaqūlūna
layamassannal-lażīna kafarū minhum ‘ażābun alīm(un).
Sungguh,
telah kufur orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu
dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan selain Tuhan Yang Maha Esa. Jika
mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang
yang kufur di antara mereka akan ditimpa azab yang sangat pedih.
Mal-masīḥubnu
maryama illā rasūl(un), qad khalat min qablihir rusul(u), wa ummuhū
ṣiddīqah(tun), kānā ya'kulāniṭ-ṭa‘ām(a), unẓur kaifa nubayyinu
lahumul-āyāti ṡummanẓur annā yu'fakūn(a).
Almasih
putra Maryam hanyalah seorang rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu
beberapa rasul. Ibunya adalah seorang yang berpegang teguh pada
kebenaran. Keduanya makan (seperti halnya manusia biasa). Perhatikanlah
bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada
mereka (Ahlulkitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan
(dari kebenaran).
Qul ata‘budūna min dūnillāhi mā lā yamliku lakum ḍarraw wa lā naf‘ā(n), wallāhu huwas-samī‘ul-‘alīm(u).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Mengapa kamu menyembah selain Allah sesuatu yang
tidak dapat mendatangkan kepadamu mudarat dan tidak (pula) manfaat?”
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Qul
yā ahlal-kitābi lā taglū fī dīnikum gairal-ḥaqqi wa lā tattabi‘ū ahwā'a
qaumin qad ḍallū min qablu wa aḍallū kaṡīraw wa ḍallū ‘an
sawā'is-sabīl(i).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, janganlah kamu berlebih-lebihan
dalam (urusan) agamamu tanpa hak. Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
kaum yang benar-benar tersesat sebelum kamu dan telah menyesatkan banyak
(manusia) serta mereka sendiri pun tersesat dari jalan yang lurus.”
Lu‘inal-lażīna kafarū mim banī isrā'īla ‘alā lisāni dāwūda wa ‘īsabni maryam(a), żālika bimā ‘aṣaw wa kānū ya‘tadūn(a).
Orang-orang
yang kufur dari Bani Israil telah dilaknat (oleh Allah) melalui lisan
(ucapan) Daud dan Isa putra Maryam. Hal itu karena mereka durhaka dan
selalu melampaui batas.
Tarā
kaṡīram minhum yatawallaunal-lażīna kafarū, labi'sa mā qaddamat lahum
anfusuhum an sakhiṭallāhu ‘alaihim wa fil ‘ażābi hum khālidūn(a).
Engkau
melihat banyak di antara mereka bersekutu dengan orang-orang yang kufur
(musyrik). Sungguh, itulah seburuk-buruk apa yang mereka lakukan untuk
diri mereka sendiri (sehingga mengakibatkan) Allah murka kepada mereka.
Mereka akan kekal dalam azab.
Wa lau kānū yu'minūna billāhi wan-nabiyyi wa mā unzila ilaihi mattakhażūhum auliyā'a wa lākinna kaṡīram minhum fāsiqūn(a).
Seandainya
mereka beriman kepada Allah, Nabi (Muhammad), dan apa yang diturunkan
kepadanya, niscaya mereka tidak akan menjadikan orang musyrik itu
sebagai sekutu.222) Akan tetapi, banyak di antara mereka adalah orang-orang fasik.
Latajidanna
asyaddan-nāsi ‘adāwatal lil-lażīna āmanul-yahūda wal-lażīna asyrakū, wa
latajidanna aqrabahum mawaddatal lil-lażīna āmanul-lażīna qālū innā
naṣārā, żālika bi'anna minhum qissīsīna wa ruhbānaw wa annahum lā
yastakbirūn(a).
Pasti
akan engkau dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap
orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang
musyrik. Pasti akan engkau dapati pula orang yang paling dekat
persahabatannya dengan orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang
berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani.” Hal itu karena di
antara mereka terdapat para pendeta dan rahib, juga karena mereka tidak
menyombongkan diri.
Apabila
mereka mendengar sesuatu (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul (Nabi
Muhammad), engkau melihat mata mereka bercucuran air mata disebabkan
kebenaran yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri).
Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah beriman. Maka, catatlah kami
bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al-Qur’an dan
kenabian Muhammad).
Wa mā lanā lā nu'minu billāhi wa mā jā'anā minal-ḥaqq(i), wa naṭma‘u ay yudkhilanā rabbunā ma‘al-qaumiṣ-ṣāliḥīn(a).
Mengapa
kami tidak beriman kepada Allah dan kebenaran yang telah datang kepada
kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami bersama
kaum yang saleh?”
Fa aṡābahumullāhu bimā qālū jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā, wa żālika jazā'ul-muḥsinīn(a).
Maka,
Allah memberi pahala kepada mereka atas sesuatu yang telah mereka
ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang
mereka kekal di dalamnya. Itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat
kebaikan.
Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengharamkan sesuatu yang baik
yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas.
Wa kulū mimmā razaqakumullāhu ḥalālan ṭayyibā(n), wattaqullāhal-lażī antum bihī mu'minūn(a).
Makanlah
apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu sebagai rezeki yang halal
lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu
beriman.
Lā
yu'ākhiżukumullāhu bil-lagwi fī aimānikum wa lākiy yu'ākhiżukum bimā
‘aqqattumul-aimān(a), fa kaffāratuhū iṭ‘āmu ‘asyarati masākīna min
ausaṭi mā tuṭ‘imūna ahlīkum au kiswatuhum au taḥrīru raqabah(tin), famal
lam yajid fa ṣiyāmu ṡalāṡati ayyām(in), żālika kaffāratu aimānikum iżā
ḥalaftum, waḥfaẓū aimānakum, każālika yubayyinullāhu lakum āyātihī
la‘allakum tasykurūn(a).
Allah
tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak disengaja
(untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah
yang kamu sengaja. Maka, kafaratnya (denda akibat melanggar sumpah)
ialah memberi makan sepuluh orang miskin dari makanan yang (biasa) kamu
berikan kepada keluargamu, memberi pakaian kepada mereka, atau
memerdekakan seorang hamba sahaya. Siapa yang tidak mampu melakukannya,
maka (kafaratnya) berpuasa tiga hari. Itulah kafarat sumpah-sumpahmu
apabila kamu bersumpah (dan kamu melanggarnya). Jagalah sumpah-sumpahmu!
Demikianlah Allah menjelaskan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu
bersyukur (kepada-Nya).
Wahai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi,
(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah
perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah
(perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.
Innamā
yurīdusy-syaiṭānu ay yūqi‘a bainakumul-‘adāwata wal-bagḍā'a fil-khamri
wal-maisiri wa yaṣuddakum ‘an żikrillāhi wa ‘aniṣ-ṣalāti fahal antum
muntahūn(a).
Sesungguhnya
setan hanya bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu melalui minuman keras dan judi serta (bermaksud) menghalangi kamu
dari mengingat Allah dan (melaksanakan) salat, maka tidakkah kamu mau
berhenti?
Wa aṭī‘ullāha wa aṭī‘ur-rasūla waḥżarū, fa in tawallaitum fa‘lamū annamā ‘alā rasūlinal-balāgul-mubīn(u).
Taatlah
kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul serta berhati-hatilah!
Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kewajiban Rasul Kami hanyalah
menyampaikan (ajaran Allah) dengan jelas.
Laisa ‘alal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti ṡummattaqau wa āmanū ṡummattaqau wa aḥsanū, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn(a).
Tidak
ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh
menyangkut sesuatu yang telah mereka makan (dahulu sebelum turunnya
aturan yang mengharamkan), apabila mereka bertakwa dan beriman, serta
mengerjakan amal-amal saleh, kemudian mereka (tetap) bertakwa dan
beriman, selanjutnya mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū layabluwannakumullāhu bisyai'im minaṣ-ṣaidi
tanāluhū aidīkum wa rimāḥukum liya‘lamallāhu may yakhāfuhū bil-gaib(i),
fa mani‘tadā ba‘da żālika fa lahū ‘ażābun alīm(un).
Wahai
orang-orang yang beriman, sungguh Allah pasti akan mengujimu dengan
sesuatu dari hewan buruan yang (mudah) didapat oleh tangan dan tombakmu
agar Allah mengetahui siapa yang takut kepada-Nya, meskipun Dia gaib.
Siapa yang melanggar (batas) setelah itu, baginya azab yang pedih.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū lā taqtuluṣ-ṣaida wa antum ḥurum(un), wa man
qatalahū minkum muta‘ammidan fa jazā'um miṡlu mā qatala minan-na‘ami
yaḥkumu bihī żawā ‘adlim minkum hadyam bāligal-ka‘bati au kaffāratun
ṭa‘āmu masākīna au ‘adlu żālika ṣiyāmal liyażūqa wabāla amrih(ī),
‘afallāhu ‘ammā salaf(a), wa man ‘āda fa yantaqimullāhu minh(u), wallāhu
‘azīzun żuntiqām(in).
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh hewan buruan,223)
ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah). Siapa di antara kamu
membunuhnya dengan sengaja, dendanya (ialah menggantinya) dengan hewan
ternak yang sepadan dengan (hewan buruan) yang dibunuhnya menurut
putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai hadyu (hewan kurban)
yang (dibawa) sampai ke Ka‘bah224) atau (membayar) kafarat dengan memberi makan orang-orang miskin225) atau berpuasa, seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu,226) agar dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan perbuatan yang telah lalu.227) Siapa kembali mengerjakannya, pasti Allah akan menyiksanya. Allah Maha Perkasa lagi Maha Memiliki (kekuasaan) untuk membalas.
Catatan Kaki
223) Yang dimaksud hewan buruan pada ayat ini adalah hewan yang boleh dimakan maupun tidak, kecuali burung gagak, burung elang, kalajengking, tikus, dan anjing buas, termasuk juga ular, dalam suatu riwayat.
224) Maksud sampai ke Ka‘bah pada ayat ini adalah yang dibawa sampai ke daerah haram untuk disembelih di sana dan dagingnya dibagikan kepada fakir miskin.
225) Membayar kafarat harus sepadan dengan harga hewan ternak pengganti hewan yang dibunuh itu.
226) Puasa yang dilakukan sama jumlah harinya dengan jumlah mud yang diberikan kepada fakir miskin, yaitu seharga hewan yang dibunuh, dengan catatan, seorang fakir miskin mendapat satu mud (lebih kurang 6,5 ons).
227) Maksud perbuatan yang telah lalu dalam ayat ini adalah membunuh hewan sebelum turun ayat yang mengharamkannya.
Uḥilla
lakum ṣaidul-baḥri wa ṭa‘āmuhū matā‘al lakum wa lis-sayyārah(ti), wa
ḥurrima ‘alaikum ṣaidul-barri mā dumtum ḥurumā(n), wattaqullāhal-lażī
ilaihi tuḥsyarūn(a).
Dihalalkan bagi kamu hewan buruan laut228)
dan makanan (yang berasal dari) laut sebagai kesenangan bagimu, dan
bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu
(menangkap) hewan buruan darat selama kamu dalam keadaan ihram.
Bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan.
Catatan Kaki
228) Termasuk dalam pengertian laut di sini adalah sungai, danau, kolam, dan sebagainya.
Ja‘alallāhul-ka‘batal-baital-ḥarāma
qiyāmal lin-nāsi wasy-syahral-ḥarāma wal-hadya wal-qalā'id(a), żālika
lita‘lamū annallāha ya‘lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), wa
annallāha bikulli syai'in ‘alīm(un).
Allah telah menjadikan Ka‘bah, rumah suci itu sebagai pusat kegiatan (peribadatan dan urusan dunia)229)
bagi manusia, dan (demikian pula) bulan haram, hadyu (hewan kurban) dan
qalā’id (hewan kurban yang diberi kalung). Yang demikian itu agar kamu
mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa pun yang ada di
langit dan apa pun yang ada di bumi dan bahwa Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.
Catatan Kaki
229) Ka‘bah dan sekitarnya menjadi tempat yang aman bagi manusia untuk mengerjakan urusan-urusan yang berhubungan dengan dunia dan akhirat serta menjadi pusat ibadah haji.
Qul lā yastawil-khabīṡu waṭ-ṭayyibu wa lau a‘jabaka kaṡratul-khabīṡ(i), fattaqullāha yā ulil-albābi la‘allakum tufliḥūn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. Maka, bertakwalah kepada Allah
wahai orang-orang yang berakal sehat agar kamu beruntung.”
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū lā tas'alū ‘an asy-yā'a in tubda lakum tasu'kum,
wa in tas'alū ‘anhā ḥīna yunazzalul-qur'ānu tubda lakum, afallāhu
‘anhā, wallāhu gafūrun ḥalīm(un).
Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu)
hal-hal yang jika diterangkan kepadamu (niscaya) menyusahkan kamu. Jika
kamu menanyakannya ketika Al-Qur’an sedang diturunkan, (niscaya) akan
diterangkan kepadamu. Allah telah memaafkan (kamu) tentang hal itu.
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Mā
ja‘alallāhu mim baḥīratiw wa lā sā'ibatiw wa lā waṣīlatiw wa lā
ḥām(in), wa lākinnal-lażīna kafarū yaftarūna ‘alallāhil-każib(a), wa
akṡaruhum lā ya‘qilūn(a).
Allah tidak pernah menetapkan sedikit pun (aturan) menyangkut baḥīrah,230) sā’ibah,231) waṣīlah, 232) dan ḥām.233) Akan tetapi, orang-orang yang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah dan kebanyakan mereka tidak mengerti.
Catatan Kaki
230) Baḥīrah adalah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak yang kelima itu jantan. Lalu, unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi, dan tidak boleh diambil air susunya.
231) Sā’ibah adalah unta betina yang dibiarkan pergi ke mana saja karena suatu nazar. Misalnya, jika orang Arab Jahiliah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, dia biasa bernazar akan menjadikan untanya sā’ibah jika maksud atau perjalanannya berhasil dan selamat.
232) Menurut satu riwayat, waṣīlah adalah domba betina yang terlahir kembar dampit. Domba waṣīlah tidak boleh disembelih, sedangkan saudara kembarnya yang berkelamin jantan dipersembahkan pada berhala.
233) Ḥām adalah unta jantan yang tidak boleh diganggu-ganggu lagi karena telah dapat membuntingkan unta betina sepuluh kali. Perlakuan terhadap baḥīrah, sā’ibah, waṣīlah, dan ḥām ini adalah kepercayaan Arab Jahiliah.
Wa
iżā qīla lahum ta‘ālau ilā mā anzalallāhu wa ilar-rasūli qālū ḥasbunā
mā wajadnā ‘alaihi ābā'anā, awalau kāna ābā'uhum lā ya‘lamūna syai'aw wa
lā yahtadūn(a).
Apabila
dikatakan kepada mereka, “Marilah mengikuti sesuatu yang Allah turunkan
dan (mengikuti) Rasul,” mereka menjawab, “Cukuplah bagi kami apa yang
kami dapati pada nenek moyang kami.” Apakah (mereka akan mengikuti nenek
moyang mereka) walaupun mereka itu tidak mengetahui sesuatu pun dan
tidak (pula) mendapat petunjuk?
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū ‘alaikum anfusakum, lā yaḍurrukum man ḍalla
iżahtadaitum, ilallāhi marji‘ukum jamī‘an fa yunabbi'ukum bimā kuntum
ta‘malūn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, jagalah dirimu! Orang yang sesat itu tidak
akan memberimu mudarat apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya
kepada Allah kamu kembali semuanya, lalu Dia akan menerangkan kepadamu
apa yang selama ini kamu kerjakan.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū syahādatu bainikum iżā ḥaḍara aḥadakumul-mautu
ḥīnal-waṣiyyatiṡnāni żawā ‘adlim minkum au ākharāni min gairikum in
antum ḍarabtum fil-arḍi fa aṣābatkum muṣībatul-maut(i), taḥbisūnahumā
mim ba‘diṣ-ṣalāti fa yuqsimāni billāhi inirtabtum lā nasytarī bihī
ṡamanaw wa lau kāna żā qurbā, wa lā naktumu syahādatallāhi innā iżal
laminal-āṡimīn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, persaksian di antara kamu, apabila telah
datang kepada salah seorang (di antara) kamu (tanda-tanda) kematian,
sedangkan dia akan berwasiat, adalah dua orang yang adil di antara kamu
atau dua orang selain kamu (nonmuslim) jika kamu dalam perjalanan di
bumi lalu kamu ditimpa musibah kematian. Jika kamu ragu (akan
kesaksiannya), tahanlah kedua saksi itu setelah salat agar bersumpah
dengan nama Allah, “Kami tidak akan mengambil keuntungan dengan sumpah
ini walaupun dia karib kerabat dan kami tidak menyembunyikan kesaksian
Allah. Sesungguhnya jika demikian, tentu kami termasuk orang-orang yang
berdosa.”
Fa
in ‘uṡira ‘alā annahumastaḥaqqā iṡman fa ākharāni yaqūmāni maqāmahumā
minal-lażīnastaḥaqqa ‘alaihimul-aulayāni fa yuqsimāni billāhi
lasyahādatunā aḥaqqu min syahādatihimā wa ma‘tadainā, innā iżal
laminaẓ-ẓālimīn(a).
Jika terbukti kedua saksi itu berbuat dosa,234)
maka dua orang yang lain menggantikan kedudukannya, yaitu di antara
ahli waris yang berhak dan lebih dekat kepada orang yang meninggal, lalu
keduanya bersumpah dengan nama Allah, “Sungguh, kesaksian kami lebih
layak diterima daripada kesaksian kedua saksi itu, dan kami tidak
melanggar batas. Sesungguhnya jika (berbuat) demikian, tentu kami
termasuk orang-orang yang zalim.”
Catatan Kaki
234) Berbuat dosa di sini maksudnya adalah melakukan kecurangan dalam persaksiannya yang diketahui setelah dia bersumpah.
Żālika
adnā ay ya'tū bisy-syahādati ‘alā wajhihā au yakhāfū an turadda aimānum
ba‘da aimānihim, wattaqullāha wasma‘ū, wallāhu lā yahdil
qaumal-fāsiqīn(a).
Hal
itu lebih dekat untuk membuat mereka memberikan kesaksian yang
sebenarnya, atau mereka merasa takut akan dikembalikan sumpahnya (kepada
ahli waris) setelah mereka bersumpah.235) Bertakwalah kepada Allah dan dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.
Catatan Kaki
235) Maksud ungkapan ini adalah bahwa sumpah saksi-saksi yang berlainan agama itu ditolak dengan sumpah saksi-saksi yang berasal dari kerabat, atau bisa juga berarti bahwa orang-orang yang bersumpah itu akan mendapat balasan di dunia dan akhirat karena melakukan sumpah palsu.
(Ingatlah)
pada hari ketika Allah mengumpulkan para rasul, lalu Dia bertanya
(kepada mereka), “Apa jawaban (kaummu) terhadap (seruan)-mu?” Mereka
(para rasul) menjawab, “Kami tidak tahu (tentang itu). Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.”
Iż
qālallāhu yā ‘īsabna maryamażkur ni‘matī ‘alaika wa ‘alā wālidatik(a),
iż ayyattuka birūḥil-qudus(i), tukallimun-nāsa fil-mahdi wa kahlā(n), wa
iż ‘allamtukal-kitāba wal-ḥikmata wat-taurāta wal-injīl(a), wa iż
takhluqu minaṭ-ṭīni kahai'atiṭ-ṭairi bi'iżnī fa tanfukhu fīhā fa takūnu
ṭairam bi'iżnī wa tubri'ul-akmaha wal-abraṣa bi'iżnī, wa iż
tukhrijul-mautā bi'iżnī, wa iż kafaftu banī isrā'īla ‘anka iż ji'tahum
bil-bayyināti fa qālal-lażīna kafarū minhum in hāżā illā siḥrum
mubīn(un).
(Ingatlah)
ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku
kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan Ruhulkudus.
Engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu masih dalam buaian dan
setelah dewasa. (Ingatlah) ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu,
(juga) hikmah, Taurat, dan Injil. (Ingatlah) ketika engkau membentuk
dari tanah (sesuatu) seperti bentuk burung dengan seizin-Ku, kemudian
engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan
seizin-Ku. (Ingatlah) ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak
lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-Ku. (Ingatlah)
ketika engkau mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup) dengan
seizin-Ku. (Ingatlah) ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan
mereka membunuhmu) pada waktu engkau mengemukakan kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara
mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”
Wa iż auḥaitu ilal-ḥawāriyyīna an āminū bī wa birasūlī, qālū āmannā wasyhad bi'annanā muslimūn(a).
(Ingatlah)
ketika Aku ilhamkan kepada para pengikut setia Isa, “Berimanlah kamu
kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku.” Mereka menjawab, “Kami telah beriman dan
saksikanlah (wahai Rasul) bahwa kami adalah orang-orang yang berserah
diri.”
Iż
qālal-ḥawāriyyūna yā ‘īsabna maryama hal yastaṭī‘u rabbuka ay yunazzila
‘alainā mā'idatam minas-samā'(i), qālattaqullāha in kuntum mu'minīn(a).
(Ingatlah)
ketika para pengikut setia Isa berkata, “Wahai Isa putra Maryam,
sanggupkah (bersediakah) Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada
kami?” Isa menjawab, “Bertak-walah kepada Allah jika kamu orang-orang
mukmin.”
Qālū nurīdu an na'kula minhā wa taṭma'inna qulūbunā wa na‘lama an qad ṣadaqtanā wa nakūna ‘alaihā minasy-syāhidīn(a).
Mereka
berkata, “Kami ingin makan darinya (hidangan itu) dan agar tenteram
hati kami serta agar kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada
kami, dan atasnya (hidangan itu) kami termasuk orang-orang yang menjadi
saksi.”
Qāla
‘īsabnu maryamallāhumma rabbanā anzil ‘alainā mā'idatam minas-samā'i
takūnu lanā ‘īdal li'awwalinā wa ākhirinā wa āyatam minka warzuqnā wa
anta khairur-rāziqīn(a).
Isa
putra Maryam berdoa, “Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami
hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi
kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang
datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami
rezeki. Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.”
Allah
berfirman, “Sesungguhnya Aku akan menurunkannya (hidangan itu)
kepadamu. Siapa yang kufur di antaramu setelah (turun hidangan) itu,
sesungguhnya Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku
timpakan kepada seorang pun di antara (manusia) seluruh alam.”
Wa
iż qālallāhu yā ‘īsabna maryama a'anta qulta lin-nāsittakhiżūnī wa
ummiya ilāhaini min dūnillah(i), qāla subḥānaka mā yakūnu lī an aqūla mā
laisa lī biḥaqq(in), in kuntu qultuhū faqad ‘alimtah(ū), ta‘lamu mā fī
nafsī wa lā a‘lamu mā fī nafsik(a), innaka anta ‘allāmul-guyūb(i).
(Ingatlah)
ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam, apakah engkau
mengatakan kepada orang-orang, ‘Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua
tuhan selain Allah?’” Dia (Isa) menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak patut
bagiku mengatakan apa pun yang bukan hakku. Jika aku pernah
mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa
pun yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa pun yang ada pada
diri-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.”
Mā
qultu lahum illā mā amartanī bihī ani‘budullāha rabbī wa rabbakum, wa
kuntu ‘alaihim syahīdam mā dumtu fīhim, falammā tawaffaitanī kunta
antar-raqība ‘alaihim, wa anta ‘alā kulli syai'in syahīd(un).
Aku
tidak (pernah) mengatakan kepada mereka kecuali sesuatu yang Engkau
perintahkan kepadaku, (yaitu) “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.”
Aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah
mereka. Setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka.
Engkau Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.
In tu‘ażżibhum fa innahum ‘ibāduk(a), wa in tagfir lahum fa innaka antal-‘azīzul-ḥakīm(u).
Jika
Engkau menyiksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu. Jika
Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.”
Qālallāhu
hāżā yaumu yanfa‘uṣ-ṣādiqīna ṣidquhum, lahum jannātun tajrī min
taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā abadā(n), raḍiyallāhu ‘anhum wa raḍū
‘anh(u), żālikal-fauzul-‘aẓīm(u).
Allah
berfirman, “Ini adalah hari yang kebenaran orang-orang yang benar
bermanfaat bagi mereka. Bagi merekalah surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah
rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan
yang agung.”